Jatuhnya Konstantinopel 1453

Ilustrasi oleh: sepultura/photobucket.com

 - Perang Salib berlangsung sejak abad ke-11 dicetuskan oleh orang-orang Kristen di Eropa Barat. Orang-orang Kristen berusaha menghadapi ekspansi tentara Muslim yang merebut wilayah-wilayah serta kota-kota suci Kristen di Mediterania Timur. Orang-orang Kristen berusaha buat merebut kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan-kerajaan Kristen yang direbut oleh orang-orang Islam. Saat meletusnya perang Salib Pertama, banyak dari orang-orang Kristen Latin terusir dari wilayah mereka di Suriah pada 1291. 

Mereka kemudian berusaha mempertahankan serta merebut kembali wilayah-wilayah mereka, termasuk mempertahankan kota suci Yerussalem serta Konstantinopel dari ekspansi tentara Muslim. Kampanye militer besar-besaran digaungkan serta seruan buat ikut dalam peperangan dilakukan kepada seluruh rakyat Eropa selaku pengampunan dosa. Orang-orang Kristen Eropa menganggap jika ini yakni perang melawan orang-orang kafir yang berusaha menaklukan wilayah mereka.

Pada tahun 1453 M, 80.000 tentara Kesultanan Turki Utsmani di bawah komando Sultan Mehmed II berhasil menaklukan Konstantionpel. Pengepungan yang berlangsung sejak 6 April–29 Mei 1453 ini dianggap selaku pukulan yang sangat besar bagi gereja. Jatuhnya Konstantonpel kepada Turki Utsmani, membuat Paus Nicholas V mengungkapkan perang suci atau yang sering disebut selaku perang salib kepada Turki Utsmani buat merebut kembali Konstantionpel. Namun deklarasi tersebut kurang mendapatkan respon yang baik dari kerajaan-kerajaan Eropa. 

Jatuhnya Konstantinopel memberikan kerugian yang sangat besar bagi kerajaan kerajaan Eropa. Penaklukan ini makin membuka lebar jalan bagi Turki Utsmani buat mengadakan ekspansi ke wilayah daratan Eropa. Tidak cuma memberikan kerugian yang sangat dalam bidang politik, namun juga dalam bidang ekonomi. Jatuhnya Konstantinopel mengakibatkan ditutupnya jalur perdagangan antara Eropa dengan Asia. Komoditas barang seperti rempah rempahan makin sulit buat didapatkan oleh bangsa Eropa. Ditambah lagi dengan minimnya informasi tentang bagaimana serta dari mana komoditas tersebut berasal, membuat perekonomian Eropa menurun. 

Namun, seperti sebuah teori yang berkata jika salah satu faktor yang membuat manusia berkembang yakni karna adanya tantangan. Jatuhnya Konstantinopel disebut sebut selaku akhir dari zaman kegelapan yang menyelimuti Eropa. Ilmuwan ilmuwan Yunani yang berhasil meloloskan diri dari Konstantinopel akhirnya sampai di kerajaan kerajaan Eropa Barat dengan membawa ilmu, buku buku ilmiah serta mermacam manuskrip.

Inilah salah satu faktor yang membuat munculnya semangat buat kembali ke ajaran Yunani serta Romawi (renaisans) buat mengejar ketertinggalan bangsa Barat dari umat Islam baik di Asia maupun di Afrika dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi.

Pada masa ini munculah teori Merkantilisme. Merkantilisme yakni sebuah teori ekonomi buat mengambil keuntungan sebesar besarnya dari perdagangan dengan negara negara di perbatasan. Teori ekonomi ini menilai kekayaan suatu negara berdasarkan dengan banyaknya emas yang dimiliki negara tersebut. Hal ini yang menjadi salah satu faktor bagi bangsa Eropa dalam mengadakan penjelajahan buat mencari pasar serta sumber bahan baku di wilayah Asia serta Afrika.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel