Demonstrasi Lapangan Tiananmen 1989
Minggu, Juni 04, 2017
- Rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, antara 15 April serta 4 Juni 1989 buat reformasi demokratis memasuki minggu ketujuh. Keadaan yang tak membaik kemudian direpon oleh pemerintah China dengan memberi wewenang kepada tentara serta tanknya buat merebut kembali Lapangan Tiananmen Beijing dengan segala cara.
Baca Juga
Pada tanggal 22 April, sebuah upacara peringatan resmi buat Hu Yaobang diadakan di Balai Besar Rakyat Tiananmen, serta perwakilan siswa membawa sebuah petisi ke tangga Aula Besar, menuntut buat bertemu dengan Perdana Menteri China Li Peng. Pemerintah China menolak pertemuan tersebut, yang menyebabkan boikot umum terhadap universitas-universitas China di seluruh negeri serta seruan buat melaksanakan reformasi demokratis.
Mengabaikan peringatan pemerintah yang bakal melaksanakan kekerasan. Mahasiswa dari lebih dari 40 universitas memulai perjalanan ke Tiananmen pada tanggal 27 April. Para Mahasiswa bergabung dengan pekerja, intelektual, serta pegawai negeri. Pada pertengahan bulan Mei lebih dari satu juta orang memenuhi situs proklamasi Mao Zedong di Republik Rakyat Cina pada tahun 1989.
Pada tanggal 3 Juni, dengan negosiasi buat mengakhiri demonstrasi terhenti serta menyerukan agar reformasi demokrasi meningkat, tentara menerima perintah dari pemerintah China buat menguasai Lapangan Tiananmen serta jalan-jalan di Beijing dengan cara apapun. Tentara kemudian melaksanakan tindakan refresip mengakibatkan ratusan orang terbunuh serta ribuan lainnya ditangkap.
Setelah kekerasan ini, pemerintah melaksanakan penangkapan di mana-mana buat menekan sisa-sisa pendukung gerakan itu. Pemerintah juga melaksanakan eksekusi mata kepada banyak dari mereka yang dianggap provokator. Akses pers asing dibatasi serta mengendalikan liputan atas kejadian-kejadian di pers daratan Tiongkok. Penindasan terhadap protes Lapangan Tiananmen mengundang kecaman yang luas oleh Amerika Serikat serta pemerintah negara-negara Barat lainnya terhadap pemerintahan Cina.
Akibat peristiwa ini ekonomi Cina menurun akibat sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat serta negara-negara lainnya.