Arie Frederik Lasut: Geolog Nasionalis
Jumat, September 06, 2019
Kedudukannya selaku Kepala Dinas Pertambangan RI membuatnya banyak mengetahui informasi tentang kekayaan bumi Indonesia. Karena pengetahuannya itu, Belanda sangat mengincar dirinya. dia dibujuk pemerintah kolonial Belanda buat menggelar kerjasama dengan imbalan gaji tinggi serta beragam fasilitas. Akan tetapi, kesetiaannya pada negara tak goyah. Tawaran Belanda itu ditolaknya mentah-mentah. Tentara Belanda marah lalu menculiknya serta menembaknya secara keji di lereng selatan Gunung Merapi Yogyakarta.
Arie Frederik Lasut merupakan ahli pertambangan serta geologis. dia terlibat dalam perang kemerdekaan Indonesia serta pengembangan sumber daya pertambangan serta geologis pada saat-saat permulaan Republik Indonesia. Lasut merupakan putera tertua dari Darius Lasut serta Ingkan Supit. dia mulai sekolah di Hollands Inlandsche School [HIS] di Tondano. kemudian mendapat kesempatan buat sekolah guru di Hollands Inlandsche Kweekschool [HIK] di Ambon sebab keberhasilannya menjadi juara kelas. Pada 1933, Lasut lulus serta lekas ke Batavia mengikuti pelajaran di Algemene Middelbare School [AMS]. Tahun 1937 Lasut lulus AMS serta memulai sekolah kedokteran di Geneeskundige Hooge School. dia berhenti sebab kendala dana serta memutuskan bekerja di Departement van Ekonomische Zaken [Departemen Urusan Ekonomi] pada 1938.
Setahun berikutnya, Lasut masuk Techniche Hoogeschool te Bandung [THS], tetapi lagi-lagi studinya perlu terhenti sebab kesulitan dana. dia lalu mendapat beasiswa dari Dienst van den Mijnbouw [Jawatan Pertambangan] buat menjadi asisten geolog. dia menyelesaikan kursus serta mulai kariernya selaku geologiawan pada 12 Februari 1940. Saat itu yaitu dikala bermulanya Perang Dunia II serta serangan-serangan pasukan Jepang yang akhirnya menuju ke Indonesia pada tahun 1942.
Di masa pendudukan pemerintah Jepang, ia kemudian diangkat menjadi asisten pada Chrisitsu Chosayo [Jawatan Geologi] yang berkedudukan di Bandung. Pengalaman yang ia dapatkan sewaktu bekerja di lembaga tersebut memberikan manfaat bagi negara dikala proklamasi kemerdekaan berkumandang. Berbekal pengalamannya itu, ia terpilih menduduki posisi Kepala Jawatan Tambang serta Geologi. Lembaga yang dikepalainya waktu itu perlu dipindahkan ke Tasikmalaya, kemudian Magelang, hingga ke Yogyakarta sebab terjadi agresi militer Belanda pertama. Di Magelang serta Yogyakarta, ia mendirikan beberapa sekolah, seperti Sekolah Pertambangan Rendah, Sekolah Laboran Geologi, serta Sekolah Pertambangan Geologi Menengah serta Tinggi. Di samping menjabat selaku Kepala Jawatan Tambang serta Geologi, ia aktif dalam pembentukan organisasi Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi Selatan (KRISS). tidak cuma berkiprah di KRISS, ia diangkat menjadi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang menjalankan fungsi legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Di hari-hari terakhirnya, A.F. Lasut masih menyibukkan diri dengan menggelar penyelidikan geologi di beberapa tempat. dia masih menuliskan penelitiannya tentang geologi serta pertambangan dalam berita Tahunan 1945-1947. Sayangnya, ahli bumi ini meninggal muda sebab keberingasan tentara Belanda. Lasut mempunyai peran yang besar bagi perkembangan kemerdekaan Republik Indonesia juga bidang Geologi di Indonesia. Atas jasa-jasanya itu, pemerintah Indonesia, memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Arie Frederik Lasut.
Sumber: Ensiklopedia Pahlawan Nasional Oleh Kuncoro Hadi & Sustianingsih
Arie Frederik Lasut merupakan ahli pertambangan serta geologis. dia terlibat dalam perang kemerdekaan Indonesia serta pengembangan sumber daya pertambangan serta geologis pada saat-saat permulaan Republik Indonesia. Lasut merupakan putera tertua dari Darius Lasut serta Ingkan Supit. dia mulai sekolah di Hollands Inlandsche School [HIS] di Tondano. kemudian mendapat kesempatan buat sekolah guru di Hollands Inlandsche Kweekschool [HIK] di Ambon sebab keberhasilannya menjadi juara kelas. Pada 1933, Lasut lulus serta lekas ke Batavia mengikuti pelajaran di Algemene Middelbare School [AMS]. Tahun 1937 Lasut lulus AMS serta memulai sekolah kedokteran di Geneeskundige Hooge School. dia berhenti sebab kendala dana serta memutuskan bekerja di Departement van Ekonomische Zaken [Departemen Urusan Ekonomi] pada 1938.
Setahun berikutnya, Lasut masuk Techniche Hoogeschool te Bandung [THS], tetapi lagi-lagi studinya perlu terhenti sebab kesulitan dana. dia lalu mendapat beasiswa dari Dienst van den Mijnbouw [Jawatan Pertambangan] buat menjadi asisten geolog. dia menyelesaikan kursus serta mulai kariernya selaku geologiawan pada 12 Februari 1940. Saat itu yaitu dikala bermulanya Perang Dunia II serta serangan-serangan pasukan Jepang yang akhirnya menuju ke Indonesia pada tahun 1942.
Baca Juga
Di masa pendudukan pemerintah Jepang, ia kemudian diangkat menjadi asisten pada Chrisitsu Chosayo [Jawatan Geologi] yang berkedudukan di Bandung. Pengalaman yang ia dapatkan sewaktu bekerja di lembaga tersebut memberikan manfaat bagi negara dikala proklamasi kemerdekaan berkumandang. Berbekal pengalamannya itu, ia terpilih menduduki posisi Kepala Jawatan Tambang serta Geologi. Lembaga yang dikepalainya waktu itu perlu dipindahkan ke Tasikmalaya, kemudian Magelang, hingga ke Yogyakarta sebab terjadi agresi militer Belanda pertama. Di Magelang serta Yogyakarta, ia mendirikan beberapa sekolah, seperti Sekolah Pertambangan Rendah, Sekolah Laboran Geologi, serta Sekolah Pertambangan Geologi Menengah serta Tinggi. Di samping menjabat selaku Kepala Jawatan Tambang serta Geologi, ia aktif dalam pembentukan organisasi Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi Selatan (KRISS). tidak cuma berkiprah di KRISS, ia diangkat menjadi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang menjalankan fungsi legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Di hari-hari terakhirnya, A.F. Lasut masih menyibukkan diri dengan menggelar penyelidikan geologi di beberapa tempat. dia masih menuliskan penelitiannya tentang geologi serta pertambangan dalam berita Tahunan 1945-1947. Sayangnya, ahli bumi ini meninggal muda sebab keberingasan tentara Belanda. Lasut mempunyai peran yang besar bagi perkembangan kemerdekaan Republik Indonesia juga bidang Geologi di Indonesia. Atas jasa-jasanya itu, pemerintah Indonesia, memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Arie Frederik Lasut.
Sumber: Ensiklopedia Pahlawan Nasional Oleh Kuncoro Hadi & Sustianingsih