Pembangunan Rel Kereta Serta Aktivitas Kereta Listrik Pada Masa Hindia-Belanda

Rel kereta di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1878. Pembangunan rel kereta ini awalnya bertujuan buat aktivitas distribusi hasil perkebunan serta industri, terutama di Pulau Jawa. Berdasarkan data hasil pembangunan rel kereta pada zaman Hindia-Belanda di Pulau Jawa selama 1878-1928 mempunyai panjang mencapai 2.802 kilometer. Sedangkan di Pulau Sumatra terdapat rel sepanjang 284 kilometer, jalur rel ini teerdapat di daerah Aceh serta menghubungkan Kota Deli, Sumatra Utara. Di Sulawesi, cuma terdapat rel sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar. Jalur kereta yang dibuat oleh pemerintah Hindia-Belanda ini digunakan buat mobilitas masyarakat, kegiatan industrial, hingga distribusi hasil pertanian.

Di Batavia pada tahun 1923-an, pemerintah kolonial mulai merealisasikan kereta listrik yang sebelumnya Sudah direncanakan pemerintah sejak tahun 1917. Aktivitas kereta listrik pada zaman Hindia-Belanda ini dimulai pada tahun 1924 dengan rute pertama Tanjung Priok-Meester Cornelis (Jatinegara). Pada tahun 1930, Staatspoorwegen Nederlandsch-Indie (Perusahaan Kereta Api Hindia-Belanda) mulai mengoperasikan jalur Batavia (Jakarta)-Buitenzorg (Bogor). Elektrifikasi jalur kereta Batavia-Buitenzorg bertujuan buat menyambungkan dua istana gubernur jenderal.

(Data survey kilometer pembangunan rel kereta pada zaman Hindia-Belanda selama 1878-1928)
(Aktivitas kereta listrik di Batavia, tahun 1930)
Sumber:

Baca Juga

Dr. J. Stroomberg. (2018). 1930 Handbook of The Netherland East-Indies. Division of Commerce Of the Department of Agriculture, Industry, and Commerce Buitenzorg, Java.

Penulis: Daendels

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel