Sejarah Hijaz
Senin, September 09, 2019
Hijaz termasuk ibu kota negeri Arab. Di banding ibu kota lainnya, Hijaz mempunyai kelebihan. Hijaz selalu merdeka. Walaupun pasukan Habasyah serta Persia pernah menginjakkan kaki di negeri Yaman atau pasukan Persia serta Romawi juga pernah menjajah sampai ke Harat serta Gassan, kekuatan asing itu tidak mampu menembus sampai ke pusat jazirah Arab atau Hijaz. Barangkali, hal itu disebabkan posisi Hijaz di jazirah Arab serta karna kegigihan seluruh bangsa Arab buat mempertahankan kemerdekaan negeri yang suci ini. Di samping itu, Hijaz bukan negeri yang kaya sehingga tidak menjadi impian bagi orang-orang buat tinggal. Barangkali satu-satunya usaha buat menjajah Hijaz ialah usaha yang dilakukan oleh Utsman bin Al-Huwairits. ia masuk Kristen serta berhasil dekat dengan Kaisar Romawi. ia berkeinginan Mekah menjadi wilayah Romawi serta menjadikan dirinya raja di Mekah di bawah bendera kaisar, sebagaimana raja-raja Gassan. Namun, penduduk Mekah malah menyelenggarakan pemberontakan. ia pun melarikan diri dari Mekah serta berkeinginan agar Kaisar Romawi serta rakyat Gassan menyerang Mekah. Namun, penduduk Mekah membuat muslihat dengan menyuguhkan makanan beracun kepadanya. Al-Huwairits pun meninggal dunia.
Mekah awal kali diketahui oleh beberapa kabilah dari Imliq. Meski demikian, kesuciannya sudah ada bahkan sebelum periode Ismail Banyak kabilah Jurhum merantau ke Mekah, lalu sEJaraH HiJaZ tinggal bersama kabilah Imliq. Akhirnya, Jurhum mengalahkan Imliq serta mengusirnya dari Mekah. Pada ketika itu, Hajar serta Ismail bertamu ke Mekah. Ismail muda tumbuh di dalam habitat Jurhum serta menikah dengan seorang wanita dari mereka. Ismail bersama ayahnya, Ibrahim, lalu membangun kembali Kakbah setelah adanya banjir besar, sebagaimana disebutkan Al-Quran.
Sebuah pemerintahan terbentuk di Mekah buat melindungi serta menjaga jemaah haji serta mengurus kepentingan mereka. Jurhum menguasai urusan politik, sementara Ismail menguasai urusan agama serta Kakbah. Hal tersebut seperti menjadi dasar bagi tugas-tugas periode berikutnya yang berkaitan dengan Kakbah. Jurhum menguasai urusan air minum, bendera Kakbah, serta kepemimpinan, sementara Ismail serta anak cucunya menguasai urusan juru pintu Kakbah.
Mekah awal kali diketahui oleh beberapa kabilah dari Imliq. Meski demikian, kesuciannya sudah ada bahkan sebelum periode Ismail Banyak kabilah Jurhum merantau ke Mekah, lalu sEJaraH HiJaZ tinggal bersama kabilah Imliq. Akhirnya, Jurhum mengalahkan Imliq serta mengusirnya dari Mekah. Pada ketika itu, Hajar serta Ismail bertamu ke Mekah. Ismail muda tumbuh di dalam habitat Jurhum serta menikah dengan seorang wanita dari mereka. Ismail bersama ayahnya, Ibrahim, lalu membangun kembali Kakbah setelah adanya banjir besar, sebagaimana disebutkan Al-Quran.
Sebuah pemerintahan terbentuk di Mekah buat melindungi serta menjaga jemaah haji serta mengurus kepentingan mereka. Jurhum menguasai urusan politik, sementara Ismail menguasai urusan agama serta Kakbah. Hal tersebut seperti menjadi dasar bagi tugas-tugas periode berikutnya yang berkaitan dengan Kakbah. Jurhum menguasai urusan air minum, bendera Kakbah, serta kepemimpinan, sementara Ismail serta anak cucunya menguasai urusan juru pintu Kakbah.