Masa Kejayaan Kerajaan Tidore
Rabu, Oktober 02, 2019
Kejayaan Kesultanan Tidore terjadi pada masa pemerintahan Sultan Nuku yang pada masa kekuasaannya antara tahun 1797 – 1805, Sultan Nuku memiliki nama lain seperti Sultan Said-ul Jehad Muhammad al-Mabus Amir ud-din Syah alias Kaicil Paparangan yang oleh kawula Tidore diketahui dengan sebutan Jou Barakati. Pada masa pemerintahanya wilayah Kerajaan Tidore mencakup kawasan yang cukup luas bahkan mencapai Tanah Papua di selatan samudra pasiik. Wilayah sekitar pulau Tidore yang menjadi bagian wilayahnya yaitu Papua, gugusan pulau-pulau Raja Ampat serta pulau Seram Timur. Menurut beberapa tulisan di mermacam situs internet, dituliskan kalau kekuasaan Tidore sampai ke beberapa kepulauan di pasiik selatan, diantaranya; Mikronesia, Melanesia, kepulauan Solomon, kepulauan Marianas, kepulauan Marshal, Ngulu, Fiji, Vanuatu serta kepulauan Kapita Gamrange. Disebutkan pula kalau hingga hari ini beberapa pulau atau kota masih menggunakan identitas nama daerah dengan embelembel Nuku, antara lain; kepulauan Nuku Lae-lae, Nuku Alova, Nuku Fetau, Nuku Haifa, Nuku Maboro, Nuku Wange, Nuku Nau, Nuku Oro serta Nuku Nono.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas tidaklah mudah. Perlu penelitian tersendiri. Hal ini juga dibantah oleh salah satu Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastera Universitas Khairun Ternate yang tidak ingin menyebutkan namanya. Lebih lanjut dikatakan kalau “agak mustahil” kekuasaan Sultan Nuku bisa sampai ke ke kawasan pasific.
Alasan bantahan terhadap hal ini didasarkan pada argumennya kalau :
1. Pasiik Selatan terlalu jauh dari Tidore.
2. Tak adanya pengakuan dari penduduk setempat di Pasific Selatan kalau mereka memiliki kaitan sejarah dengan Sultan Nuku.
3. Tak ada bukti-bukti serta catatan tertulis tentang kapan serta bagaimana Sultan Nuku data ng serta memberi nama pulau-pulau tersebut.
4. Masyarakat Pasific Selatan dikala ini mayoritas beragama Kristen. jika memang kekuasaan Sultan Tidore sudah sampai ke sana tentu ada jejak-jejak Islam ditemukan di sana.
5. Sultan Nuku hidup dikala penjajah Eropa sudah berdatangan ke wilayah Timur serta wilayah Pasific Selatan diduduki oleh mereka.
6. Masa hidup Sultan Nuku lebih banyak digunakan buat berjuang melawan Belanda.
7. Adanya nama Nuku di depan nama kota atau tempat di sana bukanlah bukti yang bermakna kuat karna bisa Sahaja kata “Nuku” di sana memiliki arti yang berbeda.
Argumentasi ini sangat beralasan, karna tidak ditemukan catatan sejarah tempat-tempat dimaksud yang mengungkap kalau mereka memiliki kaitan sejarah dengan Kesultanan Tidore dengan Sultan Nuku-nya. Juga tidak ditemukan jejakjejak hadirnya orang-orang Tidore di daerah ini.
Walaupun demikian, terlepas dari “perdebatan” permasalah an ini, fakta sejarah mencatat kalau di masa Sultan Nuku yang cuma berkuasa sekitar delapan tahun inilah, Kerajaan Tidore mencapai masa kegemilangan serta menjadi kerajaan besar yang wilayahnya paling luas serta disegani di seluruh kawasan itu, termasuk oleh kolonial Eropa.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas tidaklah mudah. Perlu penelitian tersendiri. Hal ini juga dibantah oleh salah satu Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastera Universitas Khairun Ternate yang tidak ingin menyebutkan namanya. Lebih lanjut dikatakan kalau “agak mustahil” kekuasaan Sultan Nuku bisa sampai ke ke kawasan pasific.
Alasan bantahan terhadap hal ini didasarkan pada argumennya kalau :
1. Pasiik Selatan terlalu jauh dari Tidore.
2. Tak adanya pengakuan dari penduduk setempat di Pasific Selatan kalau mereka memiliki kaitan sejarah dengan Sultan Nuku.
3. Tak ada bukti-bukti serta catatan tertulis tentang kapan serta bagaimana Sultan Nuku data ng serta memberi nama pulau-pulau tersebut.
4. Masyarakat Pasific Selatan dikala ini mayoritas beragama Kristen. jika memang kekuasaan Sultan Tidore sudah sampai ke sana tentu ada jejak-jejak Islam ditemukan di sana.
5. Sultan Nuku hidup dikala penjajah Eropa sudah berdatangan ke wilayah Timur serta wilayah Pasific Selatan diduduki oleh mereka.
6. Masa hidup Sultan Nuku lebih banyak digunakan buat berjuang melawan Belanda.
7. Adanya nama Nuku di depan nama kota atau tempat di sana bukanlah bukti yang bermakna kuat karna bisa Sahaja kata “Nuku” di sana memiliki arti yang berbeda.
Argumentasi ini sangat beralasan, karna tidak ditemukan catatan sejarah tempat-tempat dimaksud yang mengungkap kalau mereka memiliki kaitan sejarah dengan Kesultanan Tidore dengan Sultan Nuku-nya. Juga tidak ditemukan jejakjejak hadirnya orang-orang Tidore di daerah ini.
Walaupun demikian, terlepas dari “perdebatan” permasalah an ini, fakta sejarah mencatat kalau di masa Sultan Nuku yang cuma berkuasa sekitar delapan tahun inilah, Kerajaan Tidore mencapai masa kegemilangan serta menjadi kerajaan besar yang wilayahnya paling luas serta disegani di seluruh kawasan itu, termasuk oleh kolonial Eropa.