Sejarah Singkat Rompi Antipeluru

Uji coba rompi Antipeluru di Washington, D.C. September 1923.  Image Source

Rompi Antipeluru (Bulletproof vest) merupakan salah satu komponen perlindungan bagi anggota dinas militer atau pun kepolisian. Penggunaannya rompi Antipeluru pada umumnya dikenakan agar para petugas terlindungi dari tembakan senjata api. Pada dasarnya rompi Antipeluru ialah buat melindungi penggunanya dengan menahan laju peluru dimana peluru dihentikan sebelum berpenetrasi ke dalam tubuh. 

Pada ketika rompi menahan penetrasi peluru, dorongan dari peluru direduksi dengan menyebarkan momentumnya ke seluruh bagian tubuh. Dibalik penggunaannya yang masif ini, rompi antipeluru mempunyai jejak pengembangan yang panjang dari dulu hingga kini.

Awal Penemuan

Penemuan rompi antipeluru bermula dari pengembangan di Jepang serta Korea yang menemukan rompi antipeluru modern yang berbahan dasar 30 lapis kain sutra yang bisa menghentikan laju peluru ketika itu di abad ke-19 masehi. Penemuan ini memacu baik itu pihak pembuat rompi antipeluru atau bahkan para pembuat senjata menjadi kian hebat serta saling mengalahkan.

Penggunaan sutera selaku armor sendiri dalam catatan sejarah digunakan oleh pasukan mongol buat melapisi baju perangnya yang terbukti efektif menahan bidikan anak panah.

Di negeri Amerika Serikat terdapat seorang pendeta bernama Casimir Zeglen yang bersama kawannya mencoba mencari cara membuat rompi yang bisa menahan laju peluru dengan membuat rompi dari sutra serta dilapisi lempengan baja. Pengujian benda tersebut sukses namun penemuan mereka menjadi buah bibir di Amerika. 

Penemuan ini didengar oleh pihak militer Amerika. Ketika rompi ini lewat proses pengetesan, pihak militer menolaknya dengan alas an biaya pembuatan yang terlampau tinggi serta material yang tidak tahan panas. Bukan patah arang, Zeglen langsung melobi Presiden McKinley tahun 1901 buat menyetujui rompi miliknya, namun tetap ditolak oleh pihak paman Sam.

Zeglen menawarkan penemuannya kepada Franz Ferdinand di Austria. Idenya disetujui serta Franz Ferdinand memakai rompi buatan Zeglen tersebut. Kematian tetap tidak bisa luput dari Franz Ferdinand, usaha pembunuhan dirinya tetap berhasil karna para penembak jitu menembak Franz Ferdinand di kepala karna tahu dirinya memakai rompi antipeluru.

Paten terhadap rompi antipeluru Telah didaftarkan pada 1919 di Amerika. Pengujian rompi ini awal kali dilakukan pada 2 April 1931 oleh pihak kepolisian di Washington D.C. Pengujian tersebut berhasil serta tidak menghasilkan kegagalan.

Perkembangan Rompi Antipeluru

Flak Jacket

merupakan salah satu komponen perlindungan bagi anggota dinas militer atau pun kepolisian Sejarah Singkat Rompi Antipeluru
Pasukan AS dengan Flak Jacket pada Perang Vietnam. Foto: Own Work

Rompi antipeluru ini tidak terbuat dari lempengan baja, melainkan dari bahan nilon. Rompi ini dibuat dengan tujuan menahan serpihan peluru namun tetap bisa tertembus oleh tembakan. Jaket ini tidak praktis serta sangat berat.

Disebut “Flak Jacket” digunakan oleh pilot serta kru bomber buat menahan serpihan dari meriam Anti-udara DE, yang juga disebut FLAK (Flieger Abwehr kanone)

Rompi Antipeluru Ringan

Tahun 1960an merupakan awal penemuan serat  fiber yang bisa digunakan selaku bahan rompi antipeluru. Penelitian ini dilakukan oleh National Institute of Justice atau NIJ di Amerika buat membuat polisi di sana terlindung serta bisa bertugas dengan lebih mudah.

Rompi Antipeluru Kevlar

Tahun 1970an merupakan permulaan bahan kevlar yang menjadi bahan rompi antipeluru. Kevlar ini diciptakan oleh perusahaan DuPont. Pengembangan bahan kevlar kemudian dilakukan oleh NIJ tahun 1973 ini memakan beberapa tahun. Proses utama merupakan langkah dimana mengadakan penentuan bahan yang cocok, berapa lapisan yang perlu disusun dalam pengembangan rompi antipeluru tersebut serta persiapan lain hingga selesai.

Alasan Mengapa kevlar dipilih ialah bahan ini mampu menahan peluru serta ringan dipakai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rompi berbahan kevlar. Hal awal ialah bahan ini bakal tidak boleh basah ataupun sering dicuci. Kontak dengan air atau pun pencucian bakal berdampak kepada berkurangnya daya tahannya terhadap peluru.

Penggunaan rompi kevlar mampu menahan peluru dengan kecepatan hingga 800 kaki per detik hingga 95 persen. Kemungkinan peluru bisa menembus juga sangat kecil yakni cuma 10 persen dalam kondisi Kevlar yang baik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel