Perang Yom Kippur 1973

Tank T-55 buatan Soviet yang digunakan Suriah dalam Perang Yom Kippur 1973. Foto: Flickr

 - Pada tanggal 6 Oktober 1973, dengan harapan buat mendapatkan kembali wilayah yang hilan diduduki Israel selama perang Arab-Israel pada tahun 1967, pasukan Mesir serta Suriah melancarkan serangan terkoordinasi terhadap Israel ketika  Yom Kippur, hari suci dalam kalender Yahudi.

Menyerang pasukan pertahanan Israel secara mengejutkan, pasukan Mesir memukul mundur pasukan Israel jauh ke Semenanjung Sinai, sementara Suriah berjuang buat menduduki kembali Dataran Tinggi Golan yang dikuasai oleh Israel. Israel kemudian melaksanakan serangan balasan serta merebut kembali Dataran Tinggi Golan. Sebuah gencatan senjata akhirnya diberlakukan pada tanggal 25 Oktober 1973.

LATARBELAKANG PERANG YOM KIPPUR 1973
Presiden Mesir, Anwar Sadat dalam Perang Yom Kippur. Foto: haaretz.com
Kemenangan Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 mengakibarkan Israel kemudian memperluas empat kali luas wilayah yang dikuasainya. Mesir kehilangan Semenanjung Sinai dengan luas 23.200 mil persegi serta Jalur Gaza, Yordania kehilangan Tepi Barat serta Yerusalem Timur, serta Suriah kehilangan Dataran Tinggi Golan yang strategis.

Ketika Anwar el-Sadat menjadi presiden Mesir pada tahun 1970, ia menyadari kalau Mesir tidak dapat melanjutkan peperangan dengan Israel karna ekonomi negara tersebut yang tengah terpuruk. Sadat mau meciptakan perdamaian, stabilitas serta kembalinya Semenanjung Sinai, namun setelah kemenangan Israel tahun 1967, tidak bisa menjadi perdamaian dengan Israel bakal menguntungkan Mesir. Sadat kemudian menyusun rencana berani buat menyerang Israel lagi. Meskipun Jika serangan tersebut tidak berhasil, Sadar berusaha meyakinkan orang Israel kalau perdamaian dengan Mesir dibutuhkan Jika tidak mau mengalami serangan terus menerus.

Pada tahun 1972, Sadat mengusir 20.000 penasihat Soviet dari Mesir serta membangun hubungan diplomatik baru dengan Washington, D.C., selaku sekutu kunci Israel yang bakal menjadi mediator penting dalam perundingan damai di masa depan. Sadat kemudian membentuk sebuah aliansi militer baru dengan Suriah, serta menyusun sebuah serangan terpadu terhadap Israel direncanakan.

PERANG YOM KIPPUR : OKTOBER 1973
 buatan Soviet yang digunakan Suriah dalam Perang Yom Kippur  Perang Yom Kippur 1973
Pasukan Mesir melintasi Terusan Suez pada Oktober 1973. Foto: Pinterest
Ketika perang Arab-Israel keempat dimulai pada tanggal 6 Oktober 1973, banyak tentara Israel menjauh dari pos-pos mereka yang mengawasi Yom Kippur serta tentara Arab membuat kemajuan yang mengesankan dengan persenjataan Soviet mereka lebih modern. Pasukan Irak selekasnya bergabung dalam perang tersebut, serta Suriah mendapat sokongan dari Yordania.

Setelah beberapa hari, pasukan Israel dimobilisasi sepenuhnya, serta Pasukan Pertahanan Israel mulai memukul mundur gerak maju pasukan Aliansi Arab dengan. Persenjataan A.S. membantu Israel dalam pertempuran melawan pasukan Arab dengan persenjataan buatan Soviet, namun Presiden Richard Nixon kemudian menunda bantuan militer darurat selama sepekan, secara diam-diam AS mulai bersimpati terhadap Mesir. Pada tanggal 25 Oktober, sebuah gencatan senjata Mesir-Israel dijamin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

DAMPAK PERANG YOM KIPPUR
Presiden Mesir, Anwar Sadat (Kiri), Presiden AS, Richard Nixon, serta PM Israel, Menachem Begin dalam Perjanjian Damai Mesir Israel di Waschington D.C. Foto: Pinterest
Perang Yom Kippur kemudian dimenangkan oleh Israel, meskipun demikian Israel perlu menderita kerugian yang besar. Pada bulan April 1974, PM Israel Gold Meir mengundurkan diri setelah serangkaian kritik kalau pemerintah kurang persiapan menghadapi pasukan Arab, sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa dari orang-orang Israel.

Meskipun Mesir sudah kembali menderita kekalahan dari Israel, citra Mesir dalam pertempuran meningkatkan prestise Sadat di Timur Tengah serta memberinya kesempatan buat mencari kedamaian. Pada tahun 1974, satu dari dua perjanjian perdamaian Mesir-Israel dilakukan mengakibatkan kembalinya bagian Sinai ke Mesir.

Pada tahun 1979 Sadat serta Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian perdamaian lanjutan antara Mesir serta Israel. Pada tahun 1982, Israel memenuhi perjanjian damai 1979 dengan mengembalikan Semenanjung Sinai ke Mesir.

Bagi Suriah, Perang Yom Kippur ialah sebuah bencana. Gencatan senjata Mesir-Israel yang tidak terduga mengekspos Suriah pada kekalahan militer, serta Israel merebut lebih banyak lagi wilayah di Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 1979, Suriah kemudian mengajak serta mendukung negara-negara Arab lainnya buat mengusir Mesir dari Liga Arab karna dianggap selaku pengkhianat serta mementingkan diri sendiri.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel