Invasi Rusia 1812, Dikala Napoleon Dikalahkan General Winter
Kamis, September 26, 2019
Napoleon Bonaparte yakni salah satu pemimpin militer terhebat didunia serta setelah menjadi kaisar ditahun 1804 wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Eropa. Namun ditahun 1812 Napoleon membuat sebuah kesalahan besar dengan memimpin pasukan besarnya menyebrangi Sungai Niemen serta menginvasi tanah Rusia. Sebuah bencana paling mengerikan dalam sejarah Prancis dikala lebih dari 680.000 pasukan terbaiknya yang diberangkatkan dengan gampang dihancurkan oleh musim dingin Rusia yang populer kejam.
Setelah sekian lama bertempur, pihak Prancis serta Prussia sepakat buat menggelar gencatan senjata lewat Perjanjian Tilsit yang tanggal 7 Juli 1807. Namun akibat Perjanjian Tilsit memaksa Rusia perlu bergabung dengan Sistem Kontinental yang diterapkan Napoleon ke setiap wilayah taklukannya. Sistem ini berdampak negatif pada negara yang bersangkutan sebab Rusia menjadi kesulitan mendapatkan komoditas-komoditas yang selama ini cuma bisa didapat dari para pedagang Inggris. Tidak cuma itu, tindakan Perancis mendirikan negara boneka Warsawa di sebelah barat Rusia juga mengundang rasa tidak suka dari Rusia.
Hubungan Perancis & Rusia kian memburuk setelah Rusia membuka kembali pelabuhannya buat kapal-kapal berbendera negara netral (termasuk Inggris) & menetapkan pajak tinggi buat komoditas yang berasal dari Perancis. Kombinasi dari hal-hal tadi lantas berujung pada rusaknya Perjanjian Tilsit serta invasi militer Perancis ke Rusia pada tahun 1812.
Dengan lekas Napoleon membangun pasukannya yang berjumlah lebih dari 600.000 orang terdiri dari pasukan Grande Armee, Legiun Jerman, serta tentara Polandia. Tentara yang dibawa Napoleon yakni tentara terbesar di Eropa dikala itu. Sementara di pihak Rusia sekitar 200.000 prajurit siap mempertahankan Rusia dari gerak maju tentara Prancis dibawah pimpinan Pangeran Mikhail Kutuzov, Marsekal Peter Bagration serta Marsekal Barclay de Tolly.
Tujuan Napoleon dalam mengalahkan Rusia yakni menekan Inggris buat berdamai, sebab kalau Rusia berhasil dikalahkan maka Inggris bakal kehilangan sebagian sumber pendapatannya dari hasil daganh dengan Rusia serta memaksa Inggris buat mengakhiri perang. tidak cuma itu Napoleon berdalih hendak membebaskan Polandia dari bayang-bayang Rusia, oleh sebab itu perang ini juga disebut "Perang Pembebasan Polandia".
24 Juni 1812, pasukan Prancis menyebrangi Sungai Niemen serta maju ke wilayah Rusia. Dalam invasi ini tentara Prancis terbagi menjadi tiga grup. Grup Utara yang berjumlah 250.000 prajurit dibawah pimpinan Napoleon, Grup Tengah yang berjumlah 80.000 prajurit dibawah pimpinan Eugene de Beauharnais, serta Grup Selatan yang berjumlah 80.000 prajurit dibawah pimpinan Jerome Bonaparte sementara sisanya berada disisi serta balik pasukan utama. Jendral Prancis lain seperti Davout, Oudinot, Ney, serta Murat turut serta dalam invasi ini.
Fase awal invasi berjalan mulus, tentara Napoleon terus mendesak mundur tentara Rusia sampai ke Vilnus, sementara itu Jerome ditugaskan buat menjebak serta mengepung tentara Bagration namun gagal sehingga posisinya digantikan oleh Marsekal Davout. Pertempuran besar awal antara Prancis serta Rusia terjadi di Smolensk bulan Agustus 1812. Napoleon mengerahkan 175.000 pasukannya buat merebut kota Smolensk yang dipertahankan oleh 130.000 tentara Rusia dibawah pimpinan Barclay de Tolly, setelah bertempur cukup sengit akhirnya pasukan Rusia berhasil didepak dari Smolensk, namun sebelum meninggalkan kota pasukan Rusia membakar Smolensk agar tidak bisa dimanfaatkan oleh tentara Prancis.
Pasukan Prancis terus mengejar tentara Rusia yang mencoba mundur serta bergabung dengan pasukan yang terpisah buat menahan gerak maju tentara Prancis. Napoleon pun menggabungkan ketiga grup invasi tadi menjadi satu grup raksasa dibawah pimpinannya. Selama mundurnya pasukan Rusia, mereka juga menggunakan taktik bumi hangus yaitu membakar tempat-tempat vital serta ladang perkebunan agar tidak bisa dimanfaatkan oleh tentara Prancis.
Tentara Prancis kian mendekati Moskow, serta Rusia enggan kehilangan Moskow tanpa perlawanan. Marsekal Mikhail Kutuzov pun membuat pertahanan di Borodino sekitar 70 mil dibarat Moskow. Akhirnya tanggal 7 September 1812 pecah Pertempuran Borodino yang menjadi pertempuran paling berdarah selama invasi ke Rusia. Pertempuran ini menyertakan 250.000 prajurit serta kedua belah pihak menderita jumlah korban jiwa yang tidak sedikit, Prancis berhasil mengalahkan Rusia namun gagal buat menghancurkan sisa-sisa prajurit Rusia yang bertahan.
Prancis pun kian dekat dengan Moskow serta pada 14 September 1812, Napoleon berhasil menduduki Moskow namun Napoleon dibuat terkejut sebab mendapati kota yang sudah dikosongkan. Napoleon makin terkejut setelah pada malam harinya, kota tersebut dibakar secara sengaja oleh sekelompok kecil pasukan Rusia yang diperintahkan oleh walikota Feodor Rostopchin supaya pasukan Perancis tidak bisa menggunakan kota tersebut buat beristirahat & menimbun logistik.
Didudukinya Moskow lantas tidak membuat Rusia menyerah begitu saja, tentara Rusia terus menggelar perlawanan terhadap pasuka Prancis. Musim dingin pun tiba akhirnya keluarlah perintah Napoleon buat mundur dari Moskow sebab pasukan yang mulai kelelahan serta perlengkapan yang tidak mencukupi buat bertahan dari musim dingin. Napoleon pun mulai mundur dari Moskow pertengahan Oktober 1812.
Di sepanjang perjalanan, pasukan Perancis yang sudah kelelahan & cuma mempunyai sedikit persediaan makanan selain itu Prancis perlu berhadapan dengan serangan gerilya yang dilancarkan pasukan Rusia ditambah serangan kejutan dari kavaleri Cossack. Sebagai akibatnya, pasukan Perancis di Rusia yang awalnya berjumlah 680.000 personil jumlahnya menyusut jauh menjadi tinggal puluhan ribu akibat kelaparan, penyakit, & dibunuh atau ditangkap oleh pasukan Rusia.
Setelah mendapati kekalahan seperti di pertempuram Maloyaroslavets serta Krasnyi. Tentara Napoleon pun sampai di sungai Berezina didekat Polandia pada 26 November 1812 Napoleon pun memerintahkan pasukannya buat menyebrangi sungai agar selamat dari pasukan Rusia yang terus mengejar. Sayangnya jembatan yang harusnya dipakai buat menyebrang sebelumnya sudah dihancurkan oleh pasukan Rusia. Tentara Prancis pun berinisiatif membangun 2 jembatan darurat sambil terus menghadapi serangan pasukan Rusia.
Esok harinya pun pasukan Napoleon berhasil menyebrangi sungai Berezina lalu 9 hari kemudian Napoleon sampai di Sungai Niemen serta melanjutkan perjalanannya kembali ke Prancis sementara itu pasukan Rusia memerintahkan buat menghentikan pengejaran pasukan Prancis. Invasi ke Rusia yang sudah dipersiapkan dengan cukup matang berakhir menjadi salah satu bencana militer terbesar dalam sejarah Prancis.
Pasukan Prancis yang semula berjumlah sekitar 680.000 prajurit berkurang drastis menjadi 93.000 prajurit mayoritas jumlah korban dipihak Prancis mati akibat menderita kelaparan, penyakit, mati kedinginan akibat dari musim dingin, sementara itu Rusia kehilangan sekitar 200.000 prajurit. Kegagalan Perancis buat menciptakan kemenangan atas Rusia sekaligus menjadi titik balik dalam Perang Napoleon sebab negara-negara Eropa yang awalnya gentar kini mulai berani buat kembali memerangi Perancis.
Koalisi baru yang terdiri dari Inggris, Rusia, Prusia, Swedia, Austria dibentuk buat kembali menyerang Prancis akhirnya ditahun 1813 pasukan koalisi berhasil memenangkan pertempuran Leipzig serta ditahun 1814 ibukota Paris diduduki serta Napoleon diasingkan ke Elba, setahun kemudian Napoleon kabur dari Elba serta membangun kembali kekuatannya buat menantang koalisi namun Napoleon kembali dikalahkan di Waterloo.
-Wellesley/Wellington
OA LINE Historypedia
Setelah sekian lama bertempur, pihak Prancis serta Prussia sepakat buat menggelar gencatan senjata lewat Perjanjian Tilsit yang tanggal 7 Juli 1807. Namun akibat Perjanjian Tilsit memaksa Rusia perlu bergabung dengan Sistem Kontinental yang diterapkan Napoleon ke setiap wilayah taklukannya. Sistem ini berdampak negatif pada negara yang bersangkutan sebab Rusia menjadi kesulitan mendapatkan komoditas-komoditas yang selama ini cuma bisa didapat dari para pedagang Inggris. Tidak cuma itu, tindakan Perancis mendirikan negara boneka Warsawa di sebelah barat Rusia juga mengundang rasa tidak suka dari Rusia.
Hubungan Perancis & Rusia kian memburuk setelah Rusia membuka kembali pelabuhannya buat kapal-kapal berbendera negara netral (termasuk Inggris) & menetapkan pajak tinggi buat komoditas yang berasal dari Perancis. Kombinasi dari hal-hal tadi lantas berujung pada rusaknya Perjanjian Tilsit serta invasi militer Perancis ke Rusia pada tahun 1812.
Dengan lekas Napoleon membangun pasukannya yang berjumlah lebih dari 600.000 orang terdiri dari pasukan Grande Armee, Legiun Jerman, serta tentara Polandia. Tentara yang dibawa Napoleon yakni tentara terbesar di Eropa dikala itu. Sementara di pihak Rusia sekitar 200.000 prajurit siap mempertahankan Rusia dari gerak maju tentara Prancis dibawah pimpinan Pangeran Mikhail Kutuzov, Marsekal Peter Bagration serta Marsekal Barclay de Tolly.
Tujuan Napoleon dalam mengalahkan Rusia yakni menekan Inggris buat berdamai, sebab kalau Rusia berhasil dikalahkan maka Inggris bakal kehilangan sebagian sumber pendapatannya dari hasil daganh dengan Rusia serta memaksa Inggris buat mengakhiri perang. tidak cuma itu Napoleon berdalih hendak membebaskan Polandia dari bayang-bayang Rusia, oleh sebab itu perang ini juga disebut "Perang Pembebasan Polandia".
24 Juni 1812, pasukan Prancis menyebrangi Sungai Niemen serta maju ke wilayah Rusia. Dalam invasi ini tentara Prancis terbagi menjadi tiga grup. Grup Utara yang berjumlah 250.000 prajurit dibawah pimpinan Napoleon, Grup Tengah yang berjumlah 80.000 prajurit dibawah pimpinan Eugene de Beauharnais, serta Grup Selatan yang berjumlah 80.000 prajurit dibawah pimpinan Jerome Bonaparte sementara sisanya berada disisi serta balik pasukan utama. Jendral Prancis lain seperti Davout, Oudinot, Ney, serta Murat turut serta dalam invasi ini.
Fase awal invasi berjalan mulus, tentara Napoleon terus mendesak mundur tentara Rusia sampai ke Vilnus, sementara itu Jerome ditugaskan buat menjebak serta mengepung tentara Bagration namun gagal sehingga posisinya digantikan oleh Marsekal Davout. Pertempuran besar awal antara Prancis serta Rusia terjadi di Smolensk bulan Agustus 1812. Napoleon mengerahkan 175.000 pasukannya buat merebut kota Smolensk yang dipertahankan oleh 130.000 tentara Rusia dibawah pimpinan Barclay de Tolly, setelah bertempur cukup sengit akhirnya pasukan Rusia berhasil didepak dari Smolensk, namun sebelum meninggalkan kota pasukan Rusia membakar Smolensk agar tidak bisa dimanfaatkan oleh tentara Prancis.
Pasukan Prancis terus mengejar tentara Rusia yang mencoba mundur serta bergabung dengan pasukan yang terpisah buat menahan gerak maju tentara Prancis. Napoleon pun menggabungkan ketiga grup invasi tadi menjadi satu grup raksasa dibawah pimpinannya. Selama mundurnya pasukan Rusia, mereka juga menggunakan taktik bumi hangus yaitu membakar tempat-tempat vital serta ladang perkebunan agar tidak bisa dimanfaatkan oleh tentara Prancis.
Tentara Prancis kian mendekati Moskow, serta Rusia enggan kehilangan Moskow tanpa perlawanan. Marsekal Mikhail Kutuzov pun membuat pertahanan di Borodino sekitar 70 mil dibarat Moskow. Akhirnya tanggal 7 September 1812 pecah Pertempuran Borodino yang menjadi pertempuran paling berdarah selama invasi ke Rusia. Pertempuran ini menyertakan 250.000 prajurit serta kedua belah pihak menderita jumlah korban jiwa yang tidak sedikit, Prancis berhasil mengalahkan Rusia namun gagal buat menghancurkan sisa-sisa prajurit Rusia yang bertahan.
Prancis pun kian dekat dengan Moskow serta pada 14 September 1812, Napoleon berhasil menduduki Moskow namun Napoleon dibuat terkejut sebab mendapati kota yang sudah dikosongkan. Napoleon makin terkejut setelah pada malam harinya, kota tersebut dibakar secara sengaja oleh sekelompok kecil pasukan Rusia yang diperintahkan oleh walikota Feodor Rostopchin supaya pasukan Perancis tidak bisa menggunakan kota tersebut buat beristirahat & menimbun logistik.
Didudukinya Moskow lantas tidak membuat Rusia menyerah begitu saja, tentara Rusia terus menggelar perlawanan terhadap pasuka Prancis. Musim dingin pun tiba akhirnya keluarlah perintah Napoleon buat mundur dari Moskow sebab pasukan yang mulai kelelahan serta perlengkapan yang tidak mencukupi buat bertahan dari musim dingin. Napoleon pun mulai mundur dari Moskow pertengahan Oktober 1812.
Di sepanjang perjalanan, pasukan Perancis yang sudah kelelahan & cuma mempunyai sedikit persediaan makanan selain itu Prancis perlu berhadapan dengan serangan gerilya yang dilancarkan pasukan Rusia ditambah serangan kejutan dari kavaleri Cossack. Sebagai akibatnya, pasukan Perancis di Rusia yang awalnya berjumlah 680.000 personil jumlahnya menyusut jauh menjadi tinggal puluhan ribu akibat kelaparan, penyakit, & dibunuh atau ditangkap oleh pasukan Rusia.
Setelah mendapati kekalahan seperti di pertempuram Maloyaroslavets serta Krasnyi. Tentara Napoleon pun sampai di sungai Berezina didekat Polandia pada 26 November 1812 Napoleon pun memerintahkan pasukannya buat menyebrangi sungai agar selamat dari pasukan Rusia yang terus mengejar. Sayangnya jembatan yang harusnya dipakai buat menyebrang sebelumnya sudah dihancurkan oleh pasukan Rusia. Tentara Prancis pun berinisiatif membangun 2 jembatan darurat sambil terus menghadapi serangan pasukan Rusia.
Esok harinya pun pasukan Napoleon berhasil menyebrangi sungai Berezina lalu 9 hari kemudian Napoleon sampai di Sungai Niemen serta melanjutkan perjalanannya kembali ke Prancis sementara itu pasukan Rusia memerintahkan buat menghentikan pengejaran pasukan Prancis. Invasi ke Rusia yang sudah dipersiapkan dengan cukup matang berakhir menjadi salah satu bencana militer terbesar dalam sejarah Prancis.
Pasukan Prancis yang semula berjumlah sekitar 680.000 prajurit berkurang drastis menjadi 93.000 prajurit mayoritas jumlah korban dipihak Prancis mati akibat menderita kelaparan, penyakit, mati kedinginan akibat dari musim dingin, sementara itu Rusia kehilangan sekitar 200.000 prajurit. Kegagalan Perancis buat menciptakan kemenangan atas Rusia sekaligus menjadi titik balik dalam Perang Napoleon sebab negara-negara Eropa yang awalnya gentar kini mulai berani buat kembali memerangi Perancis.
Koalisi baru yang terdiri dari Inggris, Rusia, Prusia, Swedia, Austria dibentuk buat kembali menyerang Prancis akhirnya ditahun 1813 pasukan koalisi berhasil memenangkan pertempuran Leipzig serta ditahun 1814 ibukota Paris diduduki serta Napoleon diasingkan ke Elba, setahun kemudian Napoleon kabur dari Elba serta membangun kembali kekuatannya buat menantang koalisi namun Napoleon kembali dikalahkan di Waterloo.
-Wellesley/Wellington
OA LINE Historypedia