Joan Of Arc
Rabu, September 25, 2019
Joan of Arc yaitu penganut agama katolik yang taat serta seorang pejuang yang pada akhirnya dinobatkan selaku santa(orang suci) oleh geraja. dia menjadi populer setelah memimpin pasukan buat melawan pendudukan tentara Inggris di Prancis selama 100 tahun peperangan. Hidupnya terbilang cukup singkat, karna ia dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup pada usia 19 tahun di kota Rouen tahun 1431.
Joan yaitu anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Jacques serta Isabelle d'Arcyang. dia lahir pada tanggal 6 Januari 1412 di sebuah desa di Domremy. Sejak kecil, ia sudah menunjukan sikap yang begitu shalih pada masyarakat sekitarnya. Ibunya selalu mengajarkan doa-doa kepadanya dengan begitu sabar, seperti Bapa Kami, Salam Maria, serta Credo.
Pada usia 13 tahun, Joan merasakan dorongan batin yang begitu kuat. dia mempercayai Kalau suara-suara batin yang ia dengar setiap hari itu yaitu suara Tuhannya lewat St. Mikail, sang Malaikat Agung, Sta Katarina, serta Sta. Margareta. Suatu ketika, suara-suara batin tersebut menyuruhnya agar ia menyelamatkan negara Prancis yang pada dikala itu hampir seluruh wilayahnya dikuasai oleh pasukan Inggris serta Burgundi. tidak hanya itu, ia juga diperintahkan buat menghartakan putra mahkota kerajaan Prancis yang bernama Charles agar selekasnya mengenakan mahkota selaku raja Prancis serta mengusir tentara Inggris dari tanah Prancis.
Pada tanggal 23 Februari 1429, Joan menemui gubernur Sir Robert de Baudricort yang pro Prancis di kota Vaucoulers. dia menceritakan suara-suara batin yang selalu didengarnya serta menyatakan keinginannya buat bertemu dengan putra mahkota Charles di Chinon. dia sempat ditolak beberapa kali, tetapi akhirnya diizinkan buat bertemu dengan sang putra mahkota. Tak gampang buat meyakinkan putra mahkota, terlebih pada dikala itu kekuasaan gereja begitu besar. Setelah lewat penyelidikan yang dilakukan oleh para pejabat gereja yang dipimpin oleh Uskup Agung Reims. ia pun mendapatkan izin buat memimpin tentara Prancis.
Selanjutnya, pada tanggal 29 April 1429, Joan serta bala tentaranya memasuki kota Orleans. dia berhasil memporak-porandakan kubu pertahanan tentara Inggris di Orleans pada tanggal 8 Mei 1942. Tanggal 9 Juni 1942, ia bersama pasukannya memasuki lembah Loire. Dan, pada tanggal 19 Juni, ia berhasil memukul mundur serta memaksa pasukan inggris keluar dari lembah Loire.
Atas keberhasilannya di medan perang, Joan pun mendesak kepada para pejabat kerajaan serta gereja buat mengangkat putra mahkota secepatnya. Akhirnya, pada tanggal 17 Juli 1429, Charles secara resmi menjadi Raja Prancis. Akan tetapi, sejak menjadi raja, ia tidak mau mendengar nasihat dari siapa pun termasuk Joan.
Pada tanggal 23 Mei 1430, dalam sebuah misi peperangan, Joan tertangkap di Kota Compiegne, karna dikhianati oleh tentara Burgundia. Raja Charles yang mendengar Kabar penangkapannya, tidak menyelenggarakan tindakan apa pun, bahkan dibiarkan begitu saja.
Sebagai tahanan di Kota Compiegne, Joan diperlakukan dengan baik. Akan tetapi, pada tanggal 21 November 1430, ia dipindahkan ke tangan pasukan tentara Inggris. Di sanalah ia merasakan siksaan-siksaan, baik fisik maupun psikis. dia kemudian dibawa ke pengadilan Uskup Beauviais dengan tuduhan pokok praktik sihir serta takhayul sebanyak 15 kali. dia mencoba membela diri serta secara gemilang mendebat para penuntut-penuntutnya, yang sebagian besar yaitu kaum cendikiawan. dia selalu menolak tuntutan buat mengungkapkan suara-suara batin yang didengarnya.
Akhirnya, Joan pun dinyatakan bersalah serta perlu menjankan hukuman. Pada tanggal 30 Meil 1431, ia dibakar hidup-hidup di alun-alun di Kota Rouen. dia perlu kehilangan nyawanya lewat keputusan palsu pengadilan gereja yan tanpa malu-malu menjual kebenaran buat tujuan politik Inggris.
Beberap tahun kemudian, demi mempertahankan kedudukannya, Raja Charles dua kali membuktikan Kalau keputusan pengadilan buat menghukum Joan itu tidak sah. Dan, 25 tahun setelah kematiannya, Paus Kalistus III menunjuk komisi buat menyelenggarakan penyelidikan atas keputusan pengadilan gereja pula, dinyatakan Kalau hukuman yang dahulu dijatuhkan kepadanya dicapai atas dasar tipu daya belaka.
Joan yaitu anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Jacques serta Isabelle d'Arcyang. dia lahir pada tanggal 6 Januari 1412 di sebuah desa di Domremy. Sejak kecil, ia sudah menunjukan sikap yang begitu shalih pada masyarakat sekitarnya. Ibunya selalu mengajarkan doa-doa kepadanya dengan begitu sabar, seperti Bapa Kami, Salam Maria, serta Credo.
Pada usia 13 tahun, Joan merasakan dorongan batin yang begitu kuat. dia mempercayai Kalau suara-suara batin yang ia dengar setiap hari itu yaitu suara Tuhannya lewat St. Mikail, sang Malaikat Agung, Sta Katarina, serta Sta. Margareta. Suatu ketika, suara-suara batin tersebut menyuruhnya agar ia menyelamatkan negara Prancis yang pada dikala itu hampir seluruh wilayahnya dikuasai oleh pasukan Inggris serta Burgundi. tidak hanya itu, ia juga diperintahkan buat menghartakan putra mahkota kerajaan Prancis yang bernama Charles agar selekasnya mengenakan mahkota selaku raja Prancis serta mengusir tentara Inggris dari tanah Prancis.
Pada tanggal 23 Februari 1429, Joan menemui gubernur Sir Robert de Baudricort yang pro Prancis di kota Vaucoulers. dia menceritakan suara-suara batin yang selalu didengarnya serta menyatakan keinginannya buat bertemu dengan putra mahkota Charles di Chinon. dia sempat ditolak beberapa kali, tetapi akhirnya diizinkan buat bertemu dengan sang putra mahkota. Tak gampang buat meyakinkan putra mahkota, terlebih pada dikala itu kekuasaan gereja begitu besar. Setelah lewat penyelidikan yang dilakukan oleh para pejabat gereja yang dipimpin oleh Uskup Agung Reims. ia pun mendapatkan izin buat memimpin tentara Prancis.
Selanjutnya, pada tanggal 29 April 1429, Joan serta bala tentaranya memasuki kota Orleans. dia berhasil memporak-porandakan kubu pertahanan tentara Inggris di Orleans pada tanggal 8 Mei 1942. Tanggal 9 Juni 1942, ia bersama pasukannya memasuki lembah Loire. Dan, pada tanggal 19 Juni, ia berhasil memukul mundur serta memaksa pasukan inggris keluar dari lembah Loire.
Atas keberhasilannya di medan perang, Joan pun mendesak kepada para pejabat kerajaan serta gereja buat mengangkat putra mahkota secepatnya. Akhirnya, pada tanggal 17 Juli 1429, Charles secara resmi menjadi Raja Prancis. Akan tetapi, sejak menjadi raja, ia tidak mau mendengar nasihat dari siapa pun termasuk Joan.
Pada tanggal 23 Mei 1430, dalam sebuah misi peperangan, Joan tertangkap di Kota Compiegne, karna dikhianati oleh tentara Burgundia. Raja Charles yang mendengar Kabar penangkapannya, tidak menyelenggarakan tindakan apa pun, bahkan dibiarkan begitu saja.
Sebagai tahanan di Kota Compiegne, Joan diperlakukan dengan baik. Akan tetapi, pada tanggal 21 November 1430, ia dipindahkan ke tangan pasukan tentara Inggris. Di sanalah ia merasakan siksaan-siksaan, baik fisik maupun psikis. dia kemudian dibawa ke pengadilan Uskup Beauviais dengan tuduhan pokok praktik sihir serta takhayul sebanyak 15 kali. dia mencoba membela diri serta secara gemilang mendebat para penuntut-penuntutnya, yang sebagian besar yaitu kaum cendikiawan. dia selalu menolak tuntutan buat mengungkapkan suara-suara batin yang didengarnya.
Akhirnya, Joan pun dinyatakan bersalah serta perlu menjankan hukuman. Pada tanggal 30 Meil 1431, ia dibakar hidup-hidup di alun-alun di Kota Rouen. dia perlu kehilangan nyawanya lewat keputusan palsu pengadilan gereja yan tanpa malu-malu menjual kebenaran buat tujuan politik Inggris.
Beberap tahun kemudian, demi mempertahankan kedudukannya, Raja Charles dua kali membuktikan Kalau keputusan pengadilan buat menghukum Joan itu tidak sah. Dan, 25 tahun setelah kematiannya, Paus Kalistus III menunjuk komisi buat menyelenggarakan penyelidikan atas keputusan pengadilan gereja pula, dinyatakan Kalau hukuman yang dahulu dijatuhkan kepadanya dicapai atas dasar tipu daya belaka.