Rangkuman Kampanye Militer Afrika Utara Di Perang Dunia Kedua
Jumat, September 27, 2019
Kampanye militer Afrika Utara ialah salah satu bagian utama dari Perang Dunia II. Kampanye militer ini dimulai dari masuknya Italia ke dalam perang setelah kekalahan Perancis serta diusirnya pasukan Inggris dari Perancis.
Italia yang dipimpin oleh "Il Duce" Mussolini ikut dalam perang dengan ambisi buat membangun Kekaisaran Romawi yang baru. Mussolini pun memutuskan buat menyerang Mesir yang dikuasai Inggris dari Libia.
Pasukan Italia yang dipimpin Rodolfo Graziani menyerang Mesir pada 8 Agustus 1940 serta mereka berhasil sampai ke kota Maktila, 130 km dari Mersa Matruh, tempat markas pasukan Inggris. Pasukan Inggris serta Persemakmurannya yang dipimpin oleh Archibald Wavell menyerang belakang dengan diluncurkannya Operasi Compass pada 9 Desember 1940 yang mengakibatkan direbutnya kota pelabuhan Tobruk, mundurnya pasukan Italia ke El Agheila, serta menyerahnya 130 ribu prajurit Italia.
Mussolini pun meminta Hitler buat menolongnya di Afrika Utara serta Hitler mengirimkan Afrika Korps yang dipimpin Erwin Rommel yang bertujuan buat mendukung pasukan Italia serta menahan serangan Sekutu. Pada dikala bantuan Jerman sampai ke Afrika Utara, sebaliknya pasukan Inggris dilemahkan oleh pengiriman pasukan ekspedisi Inggris ke Yunani.
Erwin Rommel pun menyerang pada Maret 1941 serta sukses mengepung pasukan Australia di Tobruk serta memaksa pasukan Sekutu belakang ke Mesir. Akan tetapi, pasukan Australia di Tobruk tetap bertahan dengan suplai terus menerus yang diantar oleh Royal Navy. Pasukan Sekutu mencoba buat membebaskan Tobruk dengan meluncurkan Operasi Battleaxe, tetapi gagal. Setelah kegagalan Operasi Battleaxe, Wavell digantikan oleh Claude Auchinleck. Auchinleck pun menyerang Rommel dengan Operasi Crusader pada November 1941 yang berhasil membebaskan Tobruk serta memaksa pasukan Poros ke El Agheila.
Pasukan Poros menggelar serangan balasan dari El Agheila pada 21 Januari 1942 serta berhasil merebut kembali kota-kota besar seperti Benghazi, Tmimi, serta Tobruk lalu maju terus ke Mesir. Walaupun begitu, pertahanan Sekutu di El Alamein berhasil menahan pergerakan Rommel di Pertempuran El Alamein Pertama pada 1 Juli 1942.
Setelah berhasil menahan serangan pasukan Jerman-Italia, Auchinleck digantikan oleh Harold Alexander selaku Komandan Timur Tengah serta Bernard Montgomery selaku pemimpin Pasukan Ke-8 Inggris. Setelah Montgomery mengalahkan Rommel dikala Rommel menyerang di Pertempuran Alam Halfa, akhirnya Inggris menggelar serangan balasan pada 23 Oktober 1942 yang disebut Pertempuran El Alamein yang Kedua.
Pertempuran El Alamein ini berujung pada sebuah kekalahan besar bagu pasukan Poros, sehingga Erwin Rommel terpaksa memrintahkan pasukannya buat mundur sejauh 1500 km, meninggalkan sebagian dari infanterinya serta membiarkan kota-kota seperti Mersa Matruh, Tobruk, Tmimi, Benghazi serta El Agheila direbut Sekutu buat menyelamatkan pasukannya dari kejaran Montgomery.
Sementara pasukan Poros mengalami kehancuran di El Alamein, pasukan gabungan Amerika Serikat serta Inggris yang dipimpin oleh Dwight Eisenhower mendarat di Moroko serta Aljazair pada November 1942 yang dikala itu dikontrol oleh Prancis Vichy yang berada di pihak Poros. Pada awalnya pasukan Perancis memberikan perlawanan yang cukup sengit sampai pemimpin tertinggi Prancis Vichy di wilayah tersebut, Admiral Francois Darlan, memerintahkan semua pasukan Prancis buat menyerah serta bergabung dengan Sekutu.
Rommel pun akhirnya mundur ke Tunisia, dimana ia serta pasukan Jerman-Italianya dikepung oleh Amerika Serikat, Prancis serta Inggris dari barat serta Inggris dari timur serta selatan. Pasukan Sekutu yang dipimpin Eisenhower berhasil mencapai Tunisia tetapi tak dapat memasukinya sementara Montgomery berhasil sampai ke bagian selatan Tunisia serta mencoba walau gagal buat menembus pertahanan Poros di selatan, garis Mareth.
Pada Februari, Eisenhower mencoba lagi buat memasuki Tunisia tetapi dihancurkan oleh Rommel di Pertempuran Kasserine Pass. Walaupun Rommel berhasil menang melawan pasukan Amerika Serikat, tetapi Montgomery berhasil menembus garis Mareth serta maju ke arah utara. Kesuksesan Montgomery disusul oleh Eisenhower yang melancarkan serangan kembali ke arah Tunisia.
Dihadapkan dengan serangan dua arah, pasukan Poros pun kalah dalam jumlah, kekuatan udara serta laut. Hitler menyuruh Rommel buat kembali ke Jerman serta sebagian besar pasukan Poros menyerah pada tanggal 13 Mei 1943. Pimpinan Poros di Afrika Utara, von Arnim serta Giovanni Messe ditangkap serta sekitar 275 ribu prajurit Poros ditawan.
Kekalahan ini berujung kepada invasi Sekutu di Sisilia serta Italia, yang mengakibatkan Italia buat beralih pihak kepada Sekutu. Setelah itu, pasukan Sekutu bakal menyerbu serta membebaskan Perancis mulai dari pantai-pantai Normandia serta dari selatan, sehingga mengepung Jerman dari barat serta selatan oleh Amerika, Inggris serta Perancis serta dari timur oleh Uni Soviet, yang bakal berujung kepada kekalahan Jerman di Perang Dunia II.
oleh The Battener
Sumber: OA Historypedia LINE
Italia yang dipimpin oleh "Il Duce" Mussolini ikut dalam perang dengan ambisi buat membangun Kekaisaran Romawi yang baru. Mussolini pun memutuskan buat menyerang Mesir yang dikuasai Inggris dari Libia.
Pasukan Italia yang dipimpin Rodolfo Graziani menyerang Mesir pada 8 Agustus 1940 serta mereka berhasil sampai ke kota Maktila, 130 km dari Mersa Matruh, tempat markas pasukan Inggris. Pasukan Inggris serta Persemakmurannya yang dipimpin oleh Archibald Wavell menyerang belakang dengan diluncurkannya Operasi Compass pada 9 Desember 1940 yang mengakibatkan direbutnya kota pelabuhan Tobruk, mundurnya pasukan Italia ke El Agheila, serta menyerahnya 130 ribu prajurit Italia.
Mussolini pun meminta Hitler buat menolongnya di Afrika Utara serta Hitler mengirimkan Afrika Korps yang dipimpin Erwin Rommel yang bertujuan buat mendukung pasukan Italia serta menahan serangan Sekutu. Pada dikala bantuan Jerman sampai ke Afrika Utara, sebaliknya pasukan Inggris dilemahkan oleh pengiriman pasukan ekspedisi Inggris ke Yunani.
Erwin Rommel pun menyerang pada Maret 1941 serta sukses mengepung pasukan Australia di Tobruk serta memaksa pasukan Sekutu belakang ke Mesir. Akan tetapi, pasukan Australia di Tobruk tetap bertahan dengan suplai terus menerus yang diantar oleh Royal Navy. Pasukan Sekutu mencoba buat membebaskan Tobruk dengan meluncurkan Operasi Battleaxe, tetapi gagal. Setelah kegagalan Operasi Battleaxe, Wavell digantikan oleh Claude Auchinleck. Auchinleck pun menyerang Rommel dengan Operasi Crusader pada November 1941 yang berhasil membebaskan Tobruk serta memaksa pasukan Poros ke El Agheila.
Setelah berhasil menahan serangan pasukan Jerman-Italia, Auchinleck digantikan oleh Harold Alexander selaku Komandan Timur Tengah serta Bernard Montgomery selaku pemimpin Pasukan Ke-8 Inggris. Setelah Montgomery mengalahkan Rommel dikala Rommel menyerang di Pertempuran Alam Halfa, akhirnya Inggris menggelar serangan balasan pada 23 Oktober 1942 yang disebut Pertempuran El Alamein yang Kedua.
Pertempuran El Alamein ini berujung pada sebuah kekalahan besar bagu pasukan Poros, sehingga Erwin Rommel terpaksa memrintahkan pasukannya buat mundur sejauh 1500 km, meninggalkan sebagian dari infanterinya serta membiarkan kota-kota seperti Mersa Matruh, Tobruk, Tmimi, Benghazi serta El Agheila direbut Sekutu buat menyelamatkan pasukannya dari kejaran Montgomery.
Sementara pasukan Poros mengalami kehancuran di El Alamein, pasukan gabungan Amerika Serikat serta Inggris yang dipimpin oleh Dwight Eisenhower mendarat di Moroko serta Aljazair pada November 1942 yang dikala itu dikontrol oleh Prancis Vichy yang berada di pihak Poros. Pada awalnya pasukan Perancis memberikan perlawanan yang cukup sengit sampai pemimpin tertinggi Prancis Vichy di wilayah tersebut, Admiral Francois Darlan, memerintahkan semua pasukan Prancis buat menyerah serta bergabung dengan Sekutu.
Rommel pun akhirnya mundur ke Tunisia, dimana ia serta pasukan Jerman-Italianya dikepung oleh Amerika Serikat, Prancis serta Inggris dari barat serta Inggris dari timur serta selatan. Pasukan Sekutu yang dipimpin Eisenhower berhasil mencapai Tunisia tetapi tak dapat memasukinya sementara Montgomery berhasil sampai ke bagian selatan Tunisia serta mencoba walau gagal buat menembus pertahanan Poros di selatan, garis Mareth.
Pada Februari, Eisenhower mencoba lagi buat memasuki Tunisia tetapi dihancurkan oleh Rommel di Pertempuran Kasserine Pass. Walaupun Rommel berhasil menang melawan pasukan Amerika Serikat, tetapi Montgomery berhasil menembus garis Mareth serta maju ke arah utara. Kesuksesan Montgomery disusul oleh Eisenhower yang melancarkan serangan kembali ke arah Tunisia.
Dihadapkan dengan serangan dua arah, pasukan Poros pun kalah dalam jumlah, kekuatan udara serta laut. Hitler menyuruh Rommel buat kembali ke Jerman serta sebagian besar pasukan Poros menyerah pada tanggal 13 Mei 1943. Pimpinan Poros di Afrika Utara, von Arnim serta Giovanni Messe ditangkap serta sekitar 275 ribu prajurit Poros ditawan.
Kekalahan ini berujung kepada invasi Sekutu di Sisilia serta Italia, yang mengakibatkan Italia buat beralih pihak kepada Sekutu. Setelah itu, pasukan Sekutu bakal menyerbu serta membebaskan Perancis mulai dari pantai-pantai Normandia serta dari selatan, sehingga mengepung Jerman dari barat serta selatan oleh Amerika, Inggris serta Perancis serta dari timur oleh Uni Soviet, yang bakal berujung kepada kekalahan Jerman di Perang Dunia II.
oleh The Battener
Sumber: OA Historypedia LINE