Bagaimana Tenggelamnya Lusitania Mengubah Perang Dunia I
Kamis, Oktober 03, 2019
Pada 7 Mei 1915, kapal selam Jerman U-boat menorpedo kapal uap mewah milik Inggris Lusitania , menewaskan 1.128 orang termasuk 128 orang Amerika. Ketegangan muncul yaitu hubungan antara Jerman dan Amerika Serikat yang netral mulai memanas pada Perang Dunia I. Hal memicu sentimen anti-Jerman serta memicu rantai peristiwa yang akhirnya menyebabkan Amerika Serikat memasuki Perang Dunia I .
Jerman melanggar aturan angkatan laut.
Lusitania , yang dimiliki oleh Cunard Shipping Line, diluncurkan pada 1906 buat mengangkut penumpang dalam pelayaran transatlantik. Angkatan Laut Inggris mensubsidi dengan mengubah konstruksi kapal agar mampu berperang Kalau terjadi perang di Atlantik. Setelah Perang Dunia I dimulai pada tahun 1914, Lusitania tetap menjadi kapal penumpang, meskipun sebenarnya secara rahasia dimodifikasi buat perang.
Pada bulan Februari 1915, komandan angkatan laut Jerman tahu para pedagang Inggris tengah mempersenjatai kapal-kapal mereka serta tahu kapal dagang serta kapal penumpang mengangkut senjata serta pasokan dari Amerika Serikat ke Eropa.
Akibatnya, Jerman mengungkapkan perairan di sekitar Kepulauan Inggris selaku zona perang serta berhenti mengikuti “Prize laws” angkatan laut internasional, yang memperingatkan kapal-kapal sipil dari kehadiran kapal selam. Pemutusan ini dari protokol angkatan laut tersebut, membuat marah serta mengganggu Amerika Serikat serta Sekutu Eropa.
Jerman menyerang kapal dengan warga sipil di atasnya
Beberapa hari sebelum Lusitania dijadwalkan meninggalkan New York menuju Liverpool pada pertama Mei 1915, Kedutaan Besar Kekaisaran Jerman di Washington DC menempatkan iklan di surat kabar Amerika yang mengingatkan orang Amerika kalau Inggris serta Jerman tengah berperang. Mereka memperingatkan kalau "kapal yang mengibarkan bendera Inggris Raya atau salah satu sekutunya dapat dimusnahkan" serta perlu dihindari. Karena diasumsikan Jerman bakal tetap mengizinkan penumpang buat masuk ke sekoci sebelum serangan, peringatan tersebut diabaikan.
Pada 7 Mei 1915, enam hari setelah meninggalkan New York buat Liverpool, Lusitania menerima serangan langsung dari kapal selam Jerman U-boat - tanpa peringatan - serta tenggelam dalam 20 menit.
Halaman depan The New York Times setelah tenggelamnya kapal laut Lusitania oleh kapal selam Jerman, bersama dengan pemberitahuan yang dicetak dari Kedutaan Jerman di AS peringatan terhadap perjalanan trans-Atlantik. (Kredit: Bettmann Archive / Getty Images)
Reaksi itu membangkitkan sentimen anti-Jerman di Amerika.
Ketika Berita menyebar tentang nasib tragis Lusitania , begitu pula kemarahannya. Warga Amerika sedih serta tertegun tetapi tidak siap buat bergegas berperang. Presiden Woodrow Wilson hendak melanjutkan tahap netralnya, sementara mantan Presiden Theodore Roosevelt menuntut pembalasan cepat.
Jerman membela agresinya, mengklaim Lusitania sudah membawa senjata serta perlengkapan perang serta sebab itu serangan yang adil. Ketika mereka terus berkelit dari kesalahan, propaganda Inggris terhadap mereka makin membesar. Banyak orang Inggris yang hendak membalas dendam bergegas buat mendaftar, serta kerusuhan anti-Jerman pecah di London.
Kata Winston Churchill , salah satu petinggi Angkatan Laut Inggris, "Bayi-bayi miskin yang tewas di lautan memukul kekuatan Jerman lebih mematikan daripada yang bisa dicapai dengan pengorbanan 100.000 orang."
Sebelum memasuki perang, AS mengeluarkan peringatan.
Pada bulan Agustus 1915, kapal selam Jerman menenggelamkan kapal laut Inggris SS Arab serta mengklaim pertahanan diri. Kejadian ini makin memperkeruh hubungan diplomatik antara Amerika Serikat serta Jerman. Presiden Wilson memperingatkan Jerman Kalau menenggelamkan kapal tanpa sebab, Amerika Serikat dapat memutuskan hubungan diplomatik serta memasuki perang.
Jerman menyerah, serta pada bulan September mengumumkan mereka tidak lagi menenggelamkan kapal penumpang tanpa peringatan. Puas, paling tidak buat dikala ini, Presiden Wilson memilih buat tidak mengungkapkan perang terhadap Jerman meskipun didorong sebaliknya oleh beberapa anggota kabinetnya.
Kemudian, pada pertama 1917, intelijen Inggris mencegat telegram dari Menteri Luar Negeri Jerman Arthur Zimmerman kepada Pejabat Jerman buat Meksiko Henrich von Eckhardt. telegram Zimmerman mengungkapkan kalau Jerman merencanakan menyerang kembali kapal-kapal perang musuh Jerman dengan U-boat - termasuk yang membawa penumpang Amerika - yang berada di zona perang. Telegram itu juga mengusulkan aliansi antara Jerman serta Meksiko seandainya Amerika Serikat memutuskan buat bergabung dengan Sekutu Eropa.
Presiden Wilson marah tetapi tetap tidak memasuki perang. Namun, dikala Jerman secara resmi melanjutkan perang kapal selam tanpa batas, Wilson serta publik Amerika sudah kehilangan kesabaran. Pada April 1917, Kongres Amerika Serikat memutuskan buat mengungkapkan perang terhadap Blok Sentral serta memasuki Perang Dunia I.
sumber: History.com
Jerman melanggar aturan angkatan laut.
Lusitania , yang dimiliki oleh Cunard Shipping Line, diluncurkan pada 1906 buat mengangkut penumpang dalam pelayaran transatlantik. Angkatan Laut Inggris mensubsidi dengan mengubah konstruksi kapal agar mampu berperang Kalau terjadi perang di Atlantik. Setelah Perang Dunia I dimulai pada tahun 1914, Lusitania tetap menjadi kapal penumpang, meskipun sebenarnya secara rahasia dimodifikasi buat perang.
Pada bulan Februari 1915, komandan angkatan laut Jerman tahu para pedagang Inggris tengah mempersenjatai kapal-kapal mereka serta tahu kapal dagang serta kapal penumpang mengangkut senjata serta pasokan dari Amerika Serikat ke Eropa.
Akibatnya, Jerman mengungkapkan perairan di sekitar Kepulauan Inggris selaku zona perang serta berhenti mengikuti “Prize laws” angkatan laut internasional, yang memperingatkan kapal-kapal sipil dari kehadiran kapal selam. Pemutusan ini dari protokol angkatan laut tersebut, membuat marah serta mengganggu Amerika Serikat serta Sekutu Eropa.
Jerman menyerang kapal dengan warga sipil di atasnya
Beberapa hari sebelum Lusitania dijadwalkan meninggalkan New York menuju Liverpool pada pertama Mei 1915, Kedutaan Besar Kekaisaran Jerman di Washington DC menempatkan iklan di surat kabar Amerika yang mengingatkan orang Amerika kalau Inggris serta Jerman tengah berperang. Mereka memperingatkan kalau "kapal yang mengibarkan bendera Inggris Raya atau salah satu sekutunya dapat dimusnahkan" serta perlu dihindari. Karena diasumsikan Jerman bakal tetap mengizinkan penumpang buat masuk ke sekoci sebelum serangan, peringatan tersebut diabaikan.
Pada 7 Mei 1915, enam hari setelah meninggalkan New York buat Liverpool, Lusitania menerima serangan langsung dari kapal selam Jerman U-boat - tanpa peringatan - serta tenggelam dalam 20 menit.
Halaman depan The New York Times setelah tenggelamnya kapal laut Lusitania oleh kapal selam Jerman, bersama dengan pemberitahuan yang dicetak dari Kedutaan Jerman di AS peringatan terhadap perjalanan trans-Atlantik. (Kredit: Bettmann Archive / Getty Images)
Reaksi itu membangkitkan sentimen anti-Jerman di Amerika.
Ketika Berita menyebar tentang nasib tragis Lusitania , begitu pula kemarahannya. Warga Amerika sedih serta tertegun tetapi tidak siap buat bergegas berperang. Presiden Woodrow Wilson hendak melanjutkan tahap netralnya, sementara mantan Presiden Theodore Roosevelt menuntut pembalasan cepat.
Jerman membela agresinya, mengklaim Lusitania sudah membawa senjata serta perlengkapan perang serta sebab itu serangan yang adil. Ketika mereka terus berkelit dari kesalahan, propaganda Inggris terhadap mereka makin membesar. Banyak orang Inggris yang hendak membalas dendam bergegas buat mendaftar, serta kerusuhan anti-Jerman pecah di London.
Kata Winston Churchill , salah satu petinggi Angkatan Laut Inggris, "Bayi-bayi miskin yang tewas di lautan memukul kekuatan Jerman lebih mematikan daripada yang bisa dicapai dengan pengorbanan 100.000 orang."
Sebelum memasuki perang, AS mengeluarkan peringatan.
Pada bulan Agustus 1915, kapal selam Jerman menenggelamkan kapal laut Inggris SS Arab serta mengklaim pertahanan diri. Kejadian ini makin memperkeruh hubungan diplomatik antara Amerika Serikat serta Jerman. Presiden Wilson memperingatkan Jerman Kalau menenggelamkan kapal tanpa sebab, Amerika Serikat dapat memutuskan hubungan diplomatik serta memasuki perang.
Jerman menyerah, serta pada bulan September mengumumkan mereka tidak lagi menenggelamkan kapal penumpang tanpa peringatan. Puas, paling tidak buat dikala ini, Presiden Wilson memilih buat tidak mengungkapkan perang terhadap Jerman meskipun didorong sebaliknya oleh beberapa anggota kabinetnya.
Arthur Zimmermann, sekitar tahun 1910. (Kredit: Paul Popper / Popperfoto / Getty Images)
Tenggelamnya Lusitania yakni mimpi buruk hubungan masyarakat bagi Jerman sebab opini publik di Amerika Serikat berbalik melawan mereka. Tetapi Presiden Wilson masih belum siap buat membawa negaranya ke medan perang.
Telegram Zimmerman akhir kesabaran.
Kemudian, pada pertama 1917, intelijen Inggris mencegat telegram dari Menteri Luar Negeri Jerman Arthur Zimmerman kepada Pejabat Jerman buat Meksiko Henrich von Eckhardt. telegram Zimmerman mengungkapkan kalau Jerman merencanakan menyerang kembali kapal-kapal perang musuh Jerman dengan U-boat - termasuk yang membawa penumpang Amerika - yang berada di zona perang. Telegram itu juga mengusulkan aliansi antara Jerman serta Meksiko seandainya Amerika Serikat memutuskan buat bergabung dengan Sekutu Eropa.
Presiden Wilson marah tetapi tetap tidak memasuki perang. Namun, dikala Jerman secara resmi melanjutkan perang kapal selam tanpa batas, Wilson serta publik Amerika sudah kehilangan kesabaran. Pada April 1917, Kongres Amerika Serikat memutuskan buat mengungkapkan perang terhadap Blok Sentral serta memasuki Perang Dunia I.
sumber: History.com