Depresi Besar Dunia 'Malaise' (1929-1939)
Senin, April 17, 2017
Depresi Besar atau zaman malaise ialah sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang mulai terjadi pada tahun 1929. Volume perdagangan internasional berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, serta keuntungan.
ota-kota besar di seluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung pada industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang hidup dari hasil pertanian juga tidak luput terkena dampaknya sebab harga produk pertanian turun 40 hingga 60 persen.
Antara 1939 serta 1944, banyak orang mendapat pekerjaan kembali sebab Perang Dunia II, serta Depresi Besarpun berakhir.
Dunia barat antara tahun 1929-1939 mengalami krisis ekonomi yang terdalam serta paling lama dalam sejarah industri barat. Di Amerika Serikat, depresi ekonomi terjadi dikala jatuhnya pasar modal pada bulan Oktober 1929 di bursa saham Wall Steet yang menyebabkan hilangnya jutaan investor. Selama beberapa tahun ke depan, di AS terjadi penurunan belanja konsumsi serta investasi yang menyebabkan berkurangnya produksi barang serta meningkatnya tingkat pengangguran.
Pada tahun 1933, dikala depresi berat mencapai titik terburuk, sejumlah 13-15 juta orang Amerika menganggur serta hampir setengah dari bank di negara mengalami failed. Meskipun bantuan darurat serta pembaharuan sistem ekonomi dilakukan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt yang diketahui dengan "New Deal" cukup membantu mengurangi efek terburuk dari depresi besar pada 1930-an
Perekonmian Amerika Serikat baru mengalami kemajuan setelah 1939, dikala Perang Dunia II yang membuat industri di Amerika melejit pesat atas permintaan pasar senjata serta bahan makanan.
Jatunya Pasar Saham "Wall Street" 1929
Ekonomi Amerika memasuki masa resesi selama musim panas 1929, dikala belanja konsumen menurun serta mengakibatkan barang-barang menumpuk, sehingga memperlambar laju produksi. Pada dikala yang sama, harga saham terus mengalami kenaikan serta pada musim gugur 1939 mencapi tingkat yang tidak dapat diperkirakan. Pada 24 Oktober 1929, investor mulai menjual saham mereka secara massal.
Banyak dari anak-anak terlantar serta kelaparan sebab orang tuanya tidak mempunyai pekerjaan buat membeli kebutuhan pangan. Foto: US-History.com |
Sebagaimana konsumen yang menghilang di sedang jatuhnya pasar modal, penurunan pengeluaran serta investasi mendorong pabrik serta bisnis lain buat memperlambat produksi serta konstruksi mulai memikirkan nasib karyawan mereka. Bagi mereka yang cukup beruntung buat tetap bekerja, upah bakal jatuh serta daya beli terus menurun. Banyak orang Amerika terpaksa buat membeli secara kredit jatuh ke dalam utang.
Penggunaan standar emas dalam pertukaran mata uang membuat depresi dari Amerika Serikat menyebar hingga ke seluruh dunia, terutama Eropa
Memburuknya Depresi Ekonomi
Presiden Herbert Hoover serta para pemimpin AS lainnya memberikan jaminan Apabila krisis ekonomi bakal berlalu dengan sendirinya, pada kenyataannya tidaklah demikian. Krisis ekonomi terus memburuk hingga tiga tahun ke depan. Pada tahun 1930, sekitar empat juta orang Amerika menjadi pengangguran, kemudian angka tersebut meningkat menjadi enam juta orang pada tahun 1931. Industri juga mengalami kelesuan dengan penurunan 50% produksi barang.
Garis bantuan makanan, dapur umum, serta meningkatnya jumlah tunawisma menjadi hal yang umum di kota-kota di Dunia serta Amerika. Pada tahun 1920-an, kekeringan yang melanda dunia menyebabkan petani-petani mengalami gagal panen serta tidak dapat menghasilkan kebutuhan pangan. Banyak petani yang berusaha mengatasi kebutuhan pangan mereka sendiri, sementara di tempat lain banyak orang-orang mengalami kelaparan.
Pada musim gugur tahun 1930-an, satu dari empat gelombang kekacauan perbankan dimulai. Banyak dari investor kehilangan kepercayaan solvabilitas mereka serta menutup deposito. Banyak bank yang kemudian melikuidasi pinjaman dengan tujuan melngkapi cadangan kas yang cukup bagi mereka sendiri.
Kekacauan kembali terjadi di musim semi serta musim gugur tahun 1931 serta 1932 di AS, serta pada awal tahun 1933 ribuan bank Telah menutup bank mereka. Untuk menghadapi situasi tersebut, Presiden AS, Herbert Hoover mengeluarkan kebijakan buat menunjang bank-bank yang gagal serta lembaga lainnya dengan memberikan pinjaman dari negara. Peminjamaan dari negara kepada bank-bank tersebut dimaksudkan agar mereka dapat kembali menjalankan usahanya serta mampi mempekerjakan kembali karyawan mereka.
Harapan Baru dari Franklin D. Roosevelt
Hoover, seorang Republikan yang sebelumnya menjabat selaku sekretaris AS bidang perdagangan, percaya Apabila pemerintah seharusnya tidak langsung campur tangan dalam perekonomian serta dengan demikian tidak mempunyai tanggung jawab buat menciptakan lapangan kerja atau memberikan bantuan ekonomi bagi warganya.
Pada tahun 1932, bagaimanapun, Amerika Serikat terperosok ke dalam Depresi Besar yang menyebabkan 13-15 juta orang (atau lebih dari 20 persen dari penduduk AS pada waktu itu) menjadi pengangguran. Pada pilpres selanjutnya, Franklin D. Roosevelt memenangkan kemenangan besar dalam pemilu Presiden.
Berita Tentang New Deal. Foto:slideplayer.com |
Roosevelt mengambil tindakan selekasnya buat mengatasi kesulitan ekonomi negara itu. Kebijakn kesatu mengumumkan empat hari “libur bank” di mana semua bank bakal menutup sehingga Kongres AS mengesahkan undang-undang reformasi serta membuka kembali bank-bank yang bertekad melawan depresi ekonomi. dia juga mulai menangani masyarakat secara langsung lewat radio dalam serangkaian pembicaraan serta ini disebut selaku “obrolan perapian” Roosevelt berusaha buat memulihkan kepercayaan publik.
Franklin D. Roosevelt bercengkrama dengan masyarakat. Foto: Britannica |
Jalan Sulit Menuju Pemulihan Ekonomi
Di antara program serta lembaga-lembaga New Deal yang membantu dalam pemulihan dari Depresi Besar ialah Tennessee Valley Authority (TVA), yang merupakan proyek pembangunan bendungan serta proyek listrik tenaga air buat mengendalikan banjir serta menyediakan tenaga listrik dari Selatan ke Lembah Tennessee yang merupakan wilayah miskin serta Works Progress Administration (WPA), sebuah program penciptaan lapangan pekerjaan yang memberikan pekerjaan tetap bagi 8,5 juta orang dalam kurun waktu 1935-1943.
Setelah menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan pada awal musim semi 1933, ekonomi terus membaik selama tiga tahun ke depan, di mana PDB riil (disesuaikan dengan inflasi) tumbuh pada tingkat rata-rata 9 persen per tahun.
Resesi tajam menghantam pada tahun 1937, disebabkan sebagian oleh keputusan Federal Reserve persyaratan buat meningkatkan cadangan uang. Meskipun perekonomian mulai membaik kembali pada tahun 1938, kontraksi parah yang kedua dibalik banyak keuntungan dalam produksi serta lapangan kerja yang berkepanjangan.
Adolf Hitler berpidato pada tahun 1935. Foto: German Federal Archives |
Di Kanada produksi industri negara tersebut jatuh dengan cuma mampu memproduksi 58% dari kebutuhan normal selama tahun 1929-1932. Di Eropa Inggris mengalami penurunan industri yang sangat buruk di angka 82% pada tahun 1929 yang menyebabkan pendapatan nasional Inggris turun menjadi 56%. Inggris pun mengalami masalah dengan peningkatan jumlah pengangguran yang mencapai 27 % pada tahun 1933.
Perancis barangkali menjadi negara yang tidak terlalu terdampak depresi besar ekonomi. Perancis mampu mengukir angka pertumbuhan ekonomi sebesar 4,43% selama Depresi Besar 1930 yang cuma turun 0,63% dari tahun sebelumnya. Penurunan produksi Perancis juga relatif kecil tidak sampai 20% dengan penangguran yang cuma 4-5%.
Meskipun demikian, depresi di Perancis cenderung mempunyai efek luas pada ekonomi lokal serta menyebabkan kerusuhan serta pembentukan Front Rakyat yang dipimpin oleh Léon Blum, pemimpin sosialis dari Serikat Pekerja Internasional Perancis yang kemudian memenangkan pemilu pada tahun 1936. Kelompok Ultra-Nasionalis cenderung meningkat, meskipun demokrasi tetap dominan hingga akhir Perang Dunia II.
Swasembada pangan yang relatif tinggi membuat Perancis cuma mengalami sedikit permasalahan pangan Dibanding negara lain di Eropa seperti Jerman serta Inggris.
Mengawali Perang Dunia II
Dengan keputusan Roosevelt buat mendukung Inggris serta Prancis dalam perjuangan melawan Jerman serta Kekuatan Blok Sentral lainnya, manufaktur pertahanan siap melangkah, memproduksi lebih banyak serta lebih banyak pekerjaan di sektor swasta.
Ketika Jepang menyerang Pearl Harbor pada Desember 1941 serta menyebabkan deklarasi perang AS, pabrik-pabrik di negara AS kembali pada kekuatan produksi penuh. Hal tersebut memperluas produksi industri, serta wajib militer meluas mulai tahun 1942, mengurangi tingkat pengangguran di bawah tingkat sebelum depresi ekonomi.
Ketika Depresi Besar dimulai, Amerika Serikat ialah satu-satunya negara industri di dunia yang tidak mempunyai asuransi atau jaminan sosial kepada warganya. Pada tahun 1935, Kongres AS meloloskan UU Jaminan Sosial, yang buat kesatu kalinya diberikan Amerika kepada pengangguran, disabilitas, serta pensiun buat hari tua.