Janissari, Pasukan Khusus Turki Utsmani
Senin, April 17, 2017
Foto: weloveist
Janissari bisa disebut Janizary, dalam bahasa Turki, Yeniçeri yang mempunyai arti "tentara baru" merupakan pasukan infantri elit milik Turki Utsmani. Mereka merupakan pasukan pengawal sultan yang paling dipercaya kekaisaran Utsmani. Pasukan ini mulai didirikan pada era Sultan Murad I (1362–1389).
Para Janissari merupakan budak yang berasal dari daerah taklukan Utsmani khususnya di wilayah Balkan. Kekaisaran Utsmani mengambil anak-anak beragama kristen yang berusia antara 8 sampai 20 tahun, mereka kemudian mengalami Islamisasi serta diberi pelatihan militer. Meskipun mereka ialah budak, mereka tetap mendapatkan bayaran yang layak serta mendapat kedudukan yang baik dalam masyarakat.
Janissari mendapat pelatihan khusu agar dapat bergerak sangat cepat dikala terjadi kekacauan. Mereka disebar di mermacam kota di Kekaisaran Turki Utsmani. Meskipun mereka secara dasar merupakan bagian dari angkatan darat, mereka juga ditempatkan dalam mermacam kapal perang Utsmani selaku pasukan pengamanan.
Pasukan Jannisari dengan penggunaan senjata yang mereka miliki. Foto: nocookie.net |
Jannisari pada awalnya dipersiapkan selaku pasukan pemanah, dalam pertempuran jarak dekat biasa menggunakan kapak serta pedang kilijs. Dalam keadaan tidak berperang, Jannisari bisanya cuma dibekali senjata berupa pisau belati serta pedang Yatagan dikala menjaga istana kerajaan, pedang Yatagan sendiri menjadi simbol dari Korps Jannisari. Pada tahun 14440-an, Jannisari mulai dipersenjatai dengan senjata api sederhana.
"Sebagai pasukan Infanteri membawa senapan terbukti menjadikan Jannisari lebih efektif daripada pasukan kavaleri yang dilengkapi dengan pedang serta tombak. Janissari ialah prajurit penuh waktu dibayar dengan upah tunai selama kedaan perang serta damai. Dalam perang, mereka menerima bagian dari harta rampasan perang juga."
Baru pada abad ke-16, Jannisari mendapatkan modernisasi dalam persenjataan, mereka dilengkapi serta mendapatkan pelatihan penggunaan senapan. Penggunaan "trench gun" (Senapan Parit), granat tangan, serta meriam tangan menjadi hal yang umum digunakan oleh Jannisari. Ketika Jannisari terlibat dalam Perang Kreta (1645-1669), penggunaan "Pistol Abus" menjadi terkenal digunakan oleh Jannisari.
Korps Janissari bertahan hingga akhir abad ke-19 M, mereka menolak modernisasi militer yang dilakukan Kekaisaran Turki Utsmani. Alasan lainnya pembubaran korps ini, sebab pasukan ini banyak menggelar kudeta pada sekitar abad ke-17 sampai 18 M. Salah satu kudeta yang dilakukan oleh Janissari ialah pada 15 Juni 1826, dikala 135.000 Janissari menggelar pemberontakan terhadap kekuasaan Sultan Mahmud. Kudeta ini gagal serta berakhir dengan banyaknya Janissari yang tewas serta dijebloskan ke penjara.
Atas pemberontakan ini, Sultan Mahmud II kemudian mengeksekusi mati sekitar 6000 Jannisari serta kemudian membubarkan pasukan ini pada tahun 1826 serta membentuk kesatuan yang lebih modern.
Atas pemberontakan ini, Sultan Mahmud II kemudian mengeksekusi mati sekitar 6000 Jannisari serta kemudian membubarkan pasukan ini pada tahun 1826 serta membentuk kesatuan yang lebih modern.