Sparta, Athena, Serta Runtuhnya Yunani Kuno

jika kita ditanya mengenai Yunani Kuno, tentu Sahaja kita mengingat dua hal yaitu Sparta serta Athena. Sparta diketahui selaku tentara yang tidak terkalahkan serta Athena selaku tempat lahirnya sistem demokrasi. Memang pada masa Yunani Kuno, Sparta serta Athena merupakan dua kekuatan utama di Yunani sampai penaklukan Aleksander Agung dari Yunani hingga Persia.

Sejak dibuatnya sistem militer yang tangguh oleh Lycurgus pada tahun 776 SM, Sparta berhasil menguasai daerah Semenanjung Peloponnesos (barat daya Yunani). Sparta menjadi diakui selaku negara kota (polis) terkuat serta diakui selaku pemimpin bangsa Yunani. Sparta sudah sepantasnya memimpin perjuangan kemerdekaan melawan penjajah Persia sebanyak dua kali.

Namun, polis Athena yang berkembang pesat dengan sistem demokrasi serta perdagangan bebasnya. Athena berhasil mengalahkan tentara Persia dengan taktik inovatif yaitu melemahkan bagian tengah buat mengepung tentara Persia di Marathon pada tahun 490 SM. Tentara Sparta terlambat datang sebab perlu merayakan tradisi keagamaan yang melarang berperang selama satu minggu.

Baca Juga


Sepuluh tahun kemudian, Raja Leonidas mengorbankan dirinya serta 300 prajurit terbaik Sparta buat mengulur waktu dalam beberapa hari selama tentaranya serta polis-polis Yunani mempersiapkan tentaranya. Pemimpin Athena, Themistocles, menerima ramalan buat membangun ‘tembok kayu’ buat mengalahkan tentara Persia yang sangat banyak. Sparta membangun tembok buat melindungi diri, sedangkan Athena menafsirkan lain dengan membangun angkatan laut yang sangat kuat. Angkatan Laut Athena berhasil menghancurkan kapal-kapal tentara Persia di Teluk Salamis.

Angkatan laut yang sangat kuat ini juga dapat digunakan selaku kapal dagang. Dominasi perdagangan laut Athena di Yunani menciptakan kekayaan yang berlimpah. Athena menggunakannya buat ‘menyogok’ mermacam kota mitra dagang buat bergabung membentuk Liga Delos (Delian League). Hal ini menandakan kalau kekuatan Sparta sudah dapat ditandingi oleh Athena.

Ketakutan Sparta bakal kehilangan statusnya selaku pemimpin bangsa Yunani serta arogansi Athena yang tengah naik daun membuat hubungan mereka menjadi panas. Sedikit gesekan serta kesalahpahaman Sahaja dapat memicu perang besar-besaran di seluruh Yunani. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya dekrit Megara oleh Athena. Megara hanyalah polis kecil yang beraliansi dengan Sparta, namun perdagangannya dikuasai oleh Athena. Hal ini menyebabkan ekonomi Megara jatuh serta Megara memprotesnya kepada Sparta. Negosiasi buat mencegah perpecahan pun gagal sebab arogansi kedua belah pihak. Perang Pelloponesos pun dimulai pada tahun 431 SM.

Kekuatan yang berbeda antara Athena serta Sparta membuat pertempuran berlangsung alot serta lama. Sparta yang kuat dalam angkatan darat tidak mampu menembus tembok kota Athena, sedangkan Athena yang kuat dalam angkatan laut tidak mampu menyerang wilayah pusat Sparta di tengah daratan. Salah satu kejadian yang mengejutkan yaitu Pertempuran Pylos serta Sphacteria. 292 tentara Sparta yang ketika dikepung seharusnya berjuang hingga titik darah penghabisan seperti pendahulu mereka melainkan memutuskan buat menyerahkan diri.

Perang terus berlanjut hingga Sparta serta sekutunya, berhasil membangun angkatan laut yang dengan pimpinan Lysander berhasil menghancurkan angkatan laut Athena di Aegospotami pada tahun 405 SM. Usaha membangun angkatan laut Sparta ini dibantu oleh pundi-pundi emas dari Persia yang menganut strategi devide et impera. Pada akhirnya, Athena berhasil dikalahkan setahun kemudian serta berlawanan dengan kemauan sekutu terbesarnya (Thebes serta Korintus) buat menghancurkan kota Athena, Sparta cuma membuatnya tunduk.

Hegemoni Sparta tidak berlangsung lama. Ketidaksukaan sekutu Sparta terhadap kebijakannya yang terlalu mendominasi serta imperialis, perang kembali pecah namun berhasil dipadamkan. Ironi terbesarnya yaitu perdamaian dimediasi serta ditegakkan oleh Raja Persia, Artaxerxes II (King’s Peace atau Peace of Antalcidas) pada tahun 387 SM. Sparta yang seharusnya menjadi pelindung bangsa Yunani dari serangan lawan menjadi boneka dari musuhnya sendiri.

Perang Pelopponesos yang berlangsung 27 tahun ini menandakan akhir dari kejayaan kebudayaan Yunani Kuno. Perang ini Telah menghancurkan hampir seluruh lahan pertanian, mermacam bangunan kebudayaan, serta membunuh ribuan rakyat yang dapat menjadi ilmuwan, filsuf, serta budayawan. Jumlah pasukan elit Sparta merosot dari 5,000 tentara pada masa Leonidas menjadi 2,800 tentara pada Pertempuran Mantineia pada pertengahan perang hingga 700 tentara pada Pertempuran Leuctra di mana kekuasaan Sparta akhirnya tunduk di tangan kota Thebes pada tahun 371 SM.

Bukan sampai 80 tahun kemudian, seluruh Yunani berhasil dikuasai oleh Aleksander Agung dari Makedonia yang tidak dianggap selaku bangsa Yunani sepenuhnya.


Oleh: Stephen Halim
Sumber:
Campbell,  Duncan. Warrior 163: Spartan Warrior 735-331 BC.
De Souza, Phillip. Essential Histories 027: The Peloponnesian War 431-407 BC.

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel