Republik Arab Bersatu Serta Federasi Arab
Sabtu, September 21, 2019
Republik Arab Bersatu atau disebut Federasi Arab, wujud penyatuan negara Timur Tengah yang tak bertahan lama. Setelah masa kolonialisme Eropa di Timur Tengah berakhir gerakan nasionalisme buat menyatukan negara-negara arab dibawa satu bendera atau disebut selaku Pan-Arabisme mencapai puncaknya. Salah satu tokoh yang paling aktif menyerukan gerakan pan-arabisme ialah presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser. Nasser tak cuma menanamkan ideologi pan-arabisme kepada rakyatnya namun Dia juga pernah mewujudkan gerakan tersebut lewat penyatuan Mesir serta Suriah pada 1958 sehingga membentuk Republik Arab Bersatu ditahun yang sama Irak serta Yordania juga pernah menyatukan wilayahnya serta membentuk Federasi Arab.
Ide buat menyatukan Mesir serta Suriah berawal dari kelompok penganut ba'athisme serta nasserisme di Suriah yang sama-sama menganut pan-arabsime serta Presiden Gamal Abdul Nasser sendiri. Pada 1954 gerakan pan-arabisme menjadi ideologi terkenal di Suriah mulai dari rakyat biasa sampai para pengusaha menginginkan penyatuan negara-negara dibawah satu bendera. Melihat situasi tersebut akhirnya partai yang dominan di Suriah yaitu Partai Ba'ath Suriah yang dipimpin oleh Michel Aflaq serta Akram Hourani mulai mencanangkan ide buat menyatukan Suriah dengan Mesir yang ketika itu dipimpin oleh Nasser.
Kelompok ba'athisme di Suriah optimis dengan mengangkat Nasser selaku pemimpin Suriah karna Nasser dianggap selaku pahlawan bagi bangsa Arab yang baru Sahaja mengusir bangsa barat, Inggris serta Prancis, dari Mesir serta juga Nasser ialah orang yang aktif menyerukan gerakan pan-arabisme. Akhirnya pada tahun Februari 1958 Presiden Nasser serta Presiden Shukri al-Kuwatli dari Suriah menandatangani perjanjian penyatuan antara Mesir serta Suriah.
Referendum juga diadakan oleh kedua negara yang hasilnya mendukung bersatunya kedua negara membentuk Republik Arab Bersatu yang beribukota di Kairo. Dilain tempat Irak serta Yordania yang sama-sama dipimpin raja dari Dinasti Hashemite juga bersatu serta membentuk Federasi Arab buat membendung kekuatan Republik Arab Bersatu. Raja Faisal II dari Irak serta sepupunya Raja Hussein dari Yordania menyatukan kerajaannya serta membentuk Federasi Arab pada 14 Februari 1958, dua minggu setelah berdirinya Republik Arab Bersatu.
Sayangnya riwayat Federasi Arab tak berlangsung lama, pada Juli 1958 kudeta di Irak yang dipimpin oleh Abdul al-Karim Qasim melengserkan Raja Faisal II dari tahta Irak. Berakhirnya monarki Hashemite di Irak juga menandakan bubarnya Federasi Arab. Republik Arab Bersatu juga mengalami nasib yang sama pada tahun 1961.
Pada 28 September 1961, petinggi militer di Suriah melaksanakan kudeta. Kudeta tersebut ialah respon dari rakyat Suriah yang tak senang dengan dominasi orang-orang Mesir di pemerintahan serta perlakuan Mesir yang seolah menguasai Suriah. Rakyat Suriah yang merasa terjajah oleh Mesir menginginkan kembalinya Suriah selaku negara merdeka. Dengan berkuasanya rezim baru di Suriah, negara tersebut menarik diri dari Republik Arab Bersatu. Meskipun Mesir serta Suriah sudah memisahkan diri, Mesir tetap memakai nama Republik Arab Bersatu selaku nama negaranya sampai tahun 1971.
source: gu-buk.net
Ide buat menyatukan Mesir serta Suriah berawal dari kelompok penganut ba'athisme serta nasserisme di Suriah yang sama-sama menganut pan-arabsime serta Presiden Gamal Abdul Nasser sendiri. Pada 1954 gerakan pan-arabisme menjadi ideologi terkenal di Suriah mulai dari rakyat biasa sampai para pengusaha menginginkan penyatuan negara-negara dibawah satu bendera. Melihat situasi tersebut akhirnya partai yang dominan di Suriah yaitu Partai Ba'ath Suriah yang dipimpin oleh Michel Aflaq serta Akram Hourani mulai mencanangkan ide buat menyatukan Suriah dengan Mesir yang ketika itu dipimpin oleh Nasser.
Kelompok ba'athisme di Suriah optimis dengan mengangkat Nasser selaku pemimpin Suriah karna Nasser dianggap selaku pahlawan bagi bangsa Arab yang baru Sahaja mengusir bangsa barat, Inggris serta Prancis, dari Mesir serta juga Nasser ialah orang yang aktif menyerukan gerakan pan-arabisme. Akhirnya pada tahun Februari 1958 Presiden Nasser serta Presiden Shukri al-Kuwatli dari Suriah menandatangani perjanjian penyatuan antara Mesir serta Suriah.
Referendum juga diadakan oleh kedua negara yang hasilnya mendukung bersatunya kedua negara membentuk Republik Arab Bersatu yang beribukota di Kairo. Dilain tempat Irak serta Yordania yang sama-sama dipimpin raja dari Dinasti Hashemite juga bersatu serta membentuk Federasi Arab buat membendung kekuatan Republik Arab Bersatu. Raja Faisal II dari Irak serta sepupunya Raja Hussein dari Yordania menyatukan kerajaannya serta membentuk Federasi Arab pada 14 Februari 1958, dua minggu setelah berdirinya Republik Arab Bersatu.
Sayangnya riwayat Federasi Arab tak berlangsung lama, pada Juli 1958 kudeta di Irak yang dipimpin oleh Abdul al-Karim Qasim melengserkan Raja Faisal II dari tahta Irak. Berakhirnya monarki Hashemite di Irak juga menandakan bubarnya Federasi Arab. Republik Arab Bersatu juga mengalami nasib yang sama pada tahun 1961.
Pada 28 September 1961, petinggi militer di Suriah melaksanakan kudeta. Kudeta tersebut ialah respon dari rakyat Suriah yang tak senang dengan dominasi orang-orang Mesir di pemerintahan serta perlakuan Mesir yang seolah menguasai Suriah. Rakyat Suriah yang merasa terjajah oleh Mesir menginginkan kembalinya Suriah selaku negara merdeka. Dengan berkuasanya rezim baru di Suriah, negara tersebut menarik diri dari Republik Arab Bersatu. Meskipun Mesir serta Suriah sudah memisahkan diri, Mesir tetap memakai nama Republik Arab Bersatu selaku nama negaranya sampai tahun 1971.
source: gu-buk.net