Amanirenas, Ratu Pemberani Dari Afrika Yang Menantang Kekuasaan Romawi

 
Amanirenas yaitu seorang kandake (ratu) dari Kerajaan Kush yang dahulu berdiri di wilayah Nubia yang meliputi wilayah lembah Sungai Nil hingga Sudan. Ia berkuasa antara tahun 40 hingga 10 sebelum masehi. Amanirenas diketahui selaku ratu yang memimpin tentara Kerajaan Kush melawan kekuatan Kekaisaran Romawi yang dikala itu sudah menguasai wilayah Mesir. Perang antara Kush serta Romawi dimulai pada tahun 24 SM dikala prefect (semacam gubernur) wilayah Mesir bernama Aelius Gallus tengah mengadakan penaklukan terhadap wilayah Semenanjung Arab. Momen absennya Aelius Gallus dari kekuasaan di Mesir dimanfaatkan oleh Amanirenas buat menyerang Mesir.

Dalam penyerangan ke Mesir, Amanirenas yang dibantu oleh anaknya bernama Akinidad memimpin langsung tentara Kerajaan Kush. Pasukan Kush awalnya berhasil meraih kesuksesan dengan menaklukkan dua kota yang dikuasai Romawi yaitu Syene serta Philae selain itu tentara Kerajaan Kush juga berhasil menduduki benteng-benteng Romawi yang berada di wilayah selatan Mesir. Amanirenas membawa pulang banyak jarahan serta tawanan beserta bagian kepala patung kaisar Romawi, Augustus yang dijadikan simbol kemenangan.

Namun kemenangan tersebut tidak berlangsung lama setelah tentara Romawi yang dipimpin oleh prefect Mesir yang baru yaitu Gaius Petronius menyelenggarakan serangan balasan serta berhasil merebut kembali wilayahnya yang ditaklukkan oleh Kush bahkan tentara Romawi menyerang masuk ke wilayah Kerajaan Kush. Tentara Romawi terus memasuki wilayah Kerajaan Kush hingga menaklukkan kota Napata, kota kuno yang dibangun oleh firaun Thutmosis III dikala menaklukkan Nubia pada abad 15 SM.

Baca Juga


Setelah menaklukkan Napata tentara Romawi menghentikan serangannya serta pasukannya mundur kembali ke Mesir. Romawi tidak menarik mundur semua pasukannya dari Kush, sebagian pasukan Romawi ditempatkan di kota Primis. Amanirenas mencoba buat merebut kota Primis namun serangan tersebut mampu digagalkan oleh pasukan Romawi. Setelah kekalahan tersebut akhirnya Kerajaan Kush serta Romawi mengakhiri perang dengan menyelenggarakan negosiasi damai.

Dalam negosiasi tersebut disepakati kedua pihak menghentikan perang, pasukan Romawi meninggalkan sebagian besar wilayah taklukkan serta Kerajaan Kush dibebaskan dari upeti selaku gantinya Romawi tetap menduduki wilayah Dodekashoinos yang dijadikan zona perbatasan antara dua kerajaan.

Amanirenas melanjutkan pemerintahannya selaku ratu Kerajaan Kush hingga dia wafat pada 10 SM. Amanirenas diketahui dengan sifatnya yang berani seperti seorang ksatria. Tak cuma Amanirenas, Kerajaan Kush mempunyai banyak pemimpin wanita yang diketahui berani serta memimpin langsung tentaranya di medan perang seperti ratu Amanishakheto yang mengalahkan tentara Romawi yang dikala itu menyerang Kush serta ratu Amanitore yang juga diketahui selaku seorang ksatria.

sumber: Historypedia Line (Wellesley/Wellington)

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel