Andres Bonifacio, Pemimpin Revolusi Filipina
Minggu, Oktober 13, 2019
Andres Bonifacio yaitu tokoh nasionalis dari Filipina. ia diketahui selaku pemimpin Revolusi Filipina yaitu upaya perlawanan rakyat Filipina buat memerdekakan diri dari pemerintahan kolonial Spanyol. Andres Bonifacio lahir pada 30 November 1863 di Tondo, sebuah wilayah yang berada di pinggiran kota Manila. Masa muda Bonifacio cukup berat karna di usia yang masih sangat muda dia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya yang wafat karna penyakit. Akhirnya Bonifacio menggantikan peran orang tuanya selaku tulang punggung keluarga buat menghidupi saudara-saudaranya. Bonifacio bekerja di beberapa perusahaan dagang asing.
Karena tidak sempat melanjutkan pendidikannya maka Bonifacio menimba ilmu secara otodidak dimana dia juga tertarik dengan sejarah Revolusi Prancis. Pada tahun 1892, Bonifacio bergabung dengan Liga Filipina yang merupakan kelompok nasionalis Filipina yang didirikan oleh seorang tokoh nasionalis bernama Jose Rizal yang bertujuan buat mewujudkan reformasi pemerintahan Spanyol di Filipina. Karena aktifitas Liga Filipina meresahkan pemerintah Spanyol maka Spanyol menangkap pemimpin Liga Filipina yaitu Jose Rizal serta mengasingkannya ke Mindanao.
Setelah ditangkapnya Jose Rizal, Andres Bonifacio mendirikan kelompok Kataastaasang Kagalannalangang Katipunan ng mga Anak ng Bayan atau yang lebih diketahui dengan Katipunan. Bonifacio bersama Katipunan berjuang buat membebaskan Filipina dari penjajahan Spanyol dengan mengadakan perlawanan bersenjata. Kelompok Katipunan makin terkenal di mata masyarakat Filipina serta Katipunan banyak menerima anggota baru.
Pada tahun 1895 Bonifacio menjadi supremo atau pemimpin tertinggi Katipunan. Anggota Katipunan yang semula 3000 orang bertambah menjadi 30000 orang pada tahun 1896 yang mayoritas anggotanya berasal dari masyarakat menengah kebawah. Tahun 1896 Bonifacio mengungkap dimulainya gerakan perlawanan terhadap kekuasaan Spanyol serta gerakan perlawanan mulai menyebar ke seluruh penjuru Filipina.
Pada 23 Agustus 1896 Bonifacio mendeklarasikan dirinya selaku presiden serta panglima pemerintahan revolusioner Filipina. ia memerintahkan seluruh revolusioner di penjuru di Filipina buat mengadakan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah kolonial Spanyol. Pada 30 Agustus 1896 Bonifacio memimpin langsung 8000 prajuritnya dalam Pertempuran San Juan del Monte yang merupakan pertempuran awal antara revolusioner Filipina melawan prajurit Spanyol.
Bonifacio menargetkan buat merebut ibukota Manila serta pasukannya berhasil menduduki beberapa wilayah di sekitar Manila. Namun pasukan Spanyol dapat merebut kembali wilayah yang ditaklukan oleh Katipunan serta sampai bulan Desember 1896 Bonifacio serta pasukannya terus mengalami kekalahan dari pasukan Spanyol.
Sementara itu faksi revolusioner yang dipimpin oleh Emilio Aguinaldo sukses meraih banyak kemenangan dari pasukan Spanyol. Karena menganggap faksinya lebih sukses dari faksi Bonifacio maka Aguinaldo mendirikan pemerintahan tandingan buat menyaingi Bonifacio serta pada 22 Maret 1897 melalui pemilu yang diselenggarakan oleh faksi Aguinaldo, dia terpilih selaku pemimpin revolusioner yang baru. Aguinaldo langsung mendapat kepopuleran di mata para revolusioner Filipina.
Bonifacio lantas menolak hasil pemilu serta tidak menganggap pemerintahan Aguinaldo selaku pemerintahan yang sah serta akhirnya Aguinaldo mengirim pasukannya buat menangkap Bonifacio. Bonifacio berhasil ditangkap serta dijatuhi hukuman mati pada 8 Mei 1897. Dua hari kemudian Bonifacio menemui ajalnya ketika ditembak mati oleh regu tembak di Gunung Nagpatong. Bonifacio dianggap selaku pemimpin awal revolusi Filipina serta salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Filipina. Sebagai penghormatan atas jasanya setiap tanggal 30 November yang merupakan tanggal kelahirannya dijadikan hari libur nasional di Filipina.
sumber: OA Historypedia Line
-Wellesley/Wellington
Karena tidak sempat melanjutkan pendidikannya maka Bonifacio menimba ilmu secara otodidak dimana dia juga tertarik dengan sejarah Revolusi Prancis. Pada tahun 1892, Bonifacio bergabung dengan Liga Filipina yang merupakan kelompok nasionalis Filipina yang didirikan oleh seorang tokoh nasionalis bernama Jose Rizal yang bertujuan buat mewujudkan reformasi pemerintahan Spanyol di Filipina. Karena aktifitas Liga Filipina meresahkan pemerintah Spanyol maka Spanyol menangkap pemimpin Liga Filipina yaitu Jose Rizal serta mengasingkannya ke Mindanao.
Setelah ditangkapnya Jose Rizal, Andres Bonifacio mendirikan kelompok Kataastaasang Kagalannalangang Katipunan ng mga Anak ng Bayan atau yang lebih diketahui dengan Katipunan. Bonifacio bersama Katipunan berjuang buat membebaskan Filipina dari penjajahan Spanyol dengan mengadakan perlawanan bersenjata. Kelompok Katipunan makin terkenal di mata masyarakat Filipina serta Katipunan banyak menerima anggota baru.
Pada tahun 1895 Bonifacio menjadi supremo atau pemimpin tertinggi Katipunan. Anggota Katipunan yang semula 3000 orang bertambah menjadi 30000 orang pada tahun 1896 yang mayoritas anggotanya berasal dari masyarakat menengah kebawah. Tahun 1896 Bonifacio mengungkap dimulainya gerakan perlawanan terhadap kekuasaan Spanyol serta gerakan perlawanan mulai menyebar ke seluruh penjuru Filipina.
Pada 23 Agustus 1896 Bonifacio mendeklarasikan dirinya selaku presiden serta panglima pemerintahan revolusioner Filipina. ia memerintahkan seluruh revolusioner di penjuru di Filipina buat mengadakan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah kolonial Spanyol. Pada 30 Agustus 1896 Bonifacio memimpin langsung 8000 prajuritnya dalam Pertempuran San Juan del Monte yang merupakan pertempuran awal antara revolusioner Filipina melawan prajurit Spanyol.
Bonifacio menargetkan buat merebut ibukota Manila serta pasukannya berhasil menduduki beberapa wilayah di sekitar Manila. Namun pasukan Spanyol dapat merebut kembali wilayah yang ditaklukan oleh Katipunan serta sampai bulan Desember 1896 Bonifacio serta pasukannya terus mengalami kekalahan dari pasukan Spanyol.
Sementara itu faksi revolusioner yang dipimpin oleh Emilio Aguinaldo sukses meraih banyak kemenangan dari pasukan Spanyol. Karena menganggap faksinya lebih sukses dari faksi Bonifacio maka Aguinaldo mendirikan pemerintahan tandingan buat menyaingi Bonifacio serta pada 22 Maret 1897 melalui pemilu yang diselenggarakan oleh faksi Aguinaldo, dia terpilih selaku pemimpin revolusioner yang baru. Aguinaldo langsung mendapat kepopuleran di mata para revolusioner Filipina.
Bonifacio lantas menolak hasil pemilu serta tidak menganggap pemerintahan Aguinaldo selaku pemerintahan yang sah serta akhirnya Aguinaldo mengirim pasukannya buat menangkap Bonifacio. Bonifacio berhasil ditangkap serta dijatuhi hukuman mati pada 8 Mei 1897. Dua hari kemudian Bonifacio menemui ajalnya ketika ditembak mati oleh regu tembak di Gunung Nagpatong. Bonifacio dianggap selaku pemimpin awal revolusi Filipina serta salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Filipina. Sebagai penghormatan atas jasanya setiap tanggal 30 November yang merupakan tanggal kelahirannya dijadikan hari libur nasional di Filipina.
sumber: OA Historypedia Line
-Wellesley/Wellington