Miguel Hidalgo, Pendeta Yang Memimpin Perjuangan Kemerdekaan Meksiko
Selasa, Agustus 27, 2019
Miguel Hidalgo yaitu seorang pendeta katolik yang dikenang oleh orang Meksiko selaku pahlawan nasional Meksiko sebab menjadi tokoh awal yang memperjuangkan kemerdekaan orang Meksiko atas penjajahan Spanyol. Miguel Hidalgo y Costilla lahir di Penjamo, Meksiko pada tahun 1783. Hidalgo yaitu anak kedua dari 11 bersaudara. Ia serta kakak tertuanya belajar di sekolah jesuit serta keduanya berniat buat menjadi pendeta. Pada tahun 1803 Hidalgo akhirnya menjadi seorang pendeta dikota Dolores.
Hidalgo sudah menyimpan rasa tidak suka terhadap kepemimpinan Spanyol di Meksiko yang dinilai bersifat tirani serta tidak adil terhadap warga kelas bawah. Pada dikala itu bibit-bibit gerakan kemerdekaan diantara orang Meksiko mulai berkembang serta Hidalgo kemudian bergabung dengan gerakan kemerdekaan Meksiko serta dia cukup terkenal di kalangan pejuang kemerdekaan Meksiko sebab mereka membutuhkan pemimpin yang mempunyai moral yang baik serta membela warga kelas bawah. Ketika bergabung dengan gerakan kemerdekaan Meksiko, Hidalgo berkenalan dengan Ignacio Allende seorang mantan jendral Spanyol yang bergabung dengan gerakan kemerdekaan Meksiko serta nantinya ikut memimpin mereka bersama Hidalgo meskipun keduanya terkadang terlibat perselisihan sebab perbedaan pandangan.
Pada 15 September 1810, tokoh-tokoh gerakan kemerdekaan Meksiko termasuk Hidalgo serta Allende tengah berada di Dolores kemudian mereka mendapat berita jika pemerintah kolonial Spanyol mengendus adanya gerakan pemberontakan yang bakal menggulingkan kekuasaannya. Akhirnya Hidalgo serta tokoh-tokoh pejuang lainnya bergerak cepat buat memulai perjuangan kemerdekaan.
Pada pagi hari tanggal 16 September 1810 Hidalgo membunyikan lonceng gereja buat memanggil warga Dolores. Ketika warga Dolores memenuhi gereja, Hidalgo mengumumkan jika perjuangan kemerdekaan Meksiko sudah dimulai serta mengajak warga Dolores buat bergabung dengan Hidalgo. Sebagian besar warga Dolores memilih bergabung dengan gerakan kemerdekaan yang dipimpin Hidalgo serta dia langsung mempunyai pasukan yang berkekuatan 600 prajurit. Peristiwa tersebut diketahui selaku Cry of Dolores.
Pasukan Hidalgo yang kini kian besar kekuatannya bergerak menuju beberapa kota yang dikuasai oleh Spanyol. Selama di perjalanan para pejuang Meksiko membantai warga Spanyol yang mereka temui serta menjarah harta benda mereka. Pada 28 September 1810 Hidalgo serta pasukannya yang berjumlah 30.000 orang mengepung kota tambang Guanajuato. Pasukan Spanyol membuat barikade di sekitar kota buat menghadang pasukan Meksiko. Pasukan Meksiko berhasil mendobrak pertahanan Spanyol setelah itu mereka membantai serta menjarah orang-orang Spanyol yang ada didalam kota.
Hidalgo serta Allende bersama pasukannya juga berhasil meraih kemenangan di pertempuran Monte de Las Cruces pada 30 Oktober 1810. Sebanyak 80.000 pasukan Meksiko berhasil mengalahkan 1000 pasukan Spanyol yang lebih terlatih serta disiplin serta dilengkapi oleh 400 pasukan berkuda serta dua meriam. Setelah itu Hidalgo serta pasukannya bergerak menuju ibukota Mexico City. Pasukan Hidalgo kian mendekati Mexico City serta mempunyai kesempatan buat menaklukkan kota tersebut dengan gampang sebab kurangnya pertahanan dari pasukan Spanyol. Namun yang dilakukan Hidalgo justru memerintahkan pasukannya buat tidak menyerang Mexico City serta memilih mundur.
Ada dua spekulasi mengenai penyebab keputusan Hidalgo buat menarik mundur pasukannya. Yang awal Hidalgo takut penyerangan ke Mexico City gagal sebab Spanyol memusatkan pasukannya hingga membentuk kekuatan yang besar buat mempertahankan Mexico City. Alasan kedua yaitu Hidalgo tidak ingin warga sipil menjadi korban dari pembantaian serta penjarahan yang dilakukan pasukannya sehingga dia memilih buat tidak menyerang Mexico City.
Pasukan Hidalgo serta Allende kini berada di Guadalajara serta di pintu masuk kota tersebut tepatnya di Jembatan Calderon pasukan Hidalgo terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Spanyol dibawah komando Jendral Felix Calleja pada 17 Januari 1811. Meskipun pasukan Spanyol kalah jumlah namun pasukan Spanyol berhasil unggul dikala tembakan meriam Spanyol meledakkan kotak amunisi pasukan Meksiko. Akhirnya pasukan Hidalgo yang kurang disiplin mengalami kekalahan.
Hidalgo beserta pasukannya akhirnya mundur ke utara buat mendapatkan bantuan dari sekutu mereka di Amerika Serikat. Ketika menyelenggarakan perjalanan ke utara, Hidalgo serta tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya termasuk Allende ditangkap oleh Ignacio Elizondo yang merupakan seorang pemimpin lokal yang mengkhianatinya. Akhirnya dia dibawa ke Chihuahua buat menjalani hukuman mati. Pada 30 Juli 1811 Hidalgo, Allende, serta tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya yang ditangkap menemui ajalnya dihadapan regu tembak yang mengeksekusinya.
Perjuangan Hidalgo dalam memperjuangkan kemerdekaan Meksiko menjadi inspirasi bagi beberapa tokoh kemerdekaan Meksiko lainnya seperti José María Morelos, Guadalupe Victoria serta perjuangan Hidalgo dilanjutkan oleh tokoh-tokoh tersebut. Saat ini Hidalgo dikenang selaku sosok founding father oleh orang Meksiko.
sumber: Historypedia Line (Wellesley/Wellington)
Hidalgo sudah menyimpan rasa tidak suka terhadap kepemimpinan Spanyol di Meksiko yang dinilai bersifat tirani serta tidak adil terhadap warga kelas bawah. Pada dikala itu bibit-bibit gerakan kemerdekaan diantara orang Meksiko mulai berkembang serta Hidalgo kemudian bergabung dengan gerakan kemerdekaan Meksiko serta dia cukup terkenal di kalangan pejuang kemerdekaan Meksiko sebab mereka membutuhkan pemimpin yang mempunyai moral yang baik serta membela warga kelas bawah. Ketika bergabung dengan gerakan kemerdekaan Meksiko, Hidalgo berkenalan dengan Ignacio Allende seorang mantan jendral Spanyol yang bergabung dengan gerakan kemerdekaan Meksiko serta nantinya ikut memimpin mereka bersama Hidalgo meskipun keduanya terkadang terlibat perselisihan sebab perbedaan pandangan.
Pada 15 September 1810, tokoh-tokoh gerakan kemerdekaan Meksiko termasuk Hidalgo serta Allende tengah berada di Dolores kemudian mereka mendapat berita jika pemerintah kolonial Spanyol mengendus adanya gerakan pemberontakan yang bakal menggulingkan kekuasaannya. Akhirnya Hidalgo serta tokoh-tokoh pejuang lainnya bergerak cepat buat memulai perjuangan kemerdekaan.
Baca Juga
Pada pagi hari tanggal 16 September 1810 Hidalgo membunyikan lonceng gereja buat memanggil warga Dolores. Ketika warga Dolores memenuhi gereja, Hidalgo mengumumkan jika perjuangan kemerdekaan Meksiko sudah dimulai serta mengajak warga Dolores buat bergabung dengan Hidalgo. Sebagian besar warga Dolores memilih bergabung dengan gerakan kemerdekaan yang dipimpin Hidalgo serta dia langsung mempunyai pasukan yang berkekuatan 600 prajurit. Peristiwa tersebut diketahui selaku Cry of Dolores.
Pasukan Hidalgo yang kini kian besar kekuatannya bergerak menuju beberapa kota yang dikuasai oleh Spanyol. Selama di perjalanan para pejuang Meksiko membantai warga Spanyol yang mereka temui serta menjarah harta benda mereka. Pada 28 September 1810 Hidalgo serta pasukannya yang berjumlah 30.000 orang mengepung kota tambang Guanajuato. Pasukan Spanyol membuat barikade di sekitar kota buat menghadang pasukan Meksiko. Pasukan Meksiko berhasil mendobrak pertahanan Spanyol setelah itu mereka membantai serta menjarah orang-orang Spanyol yang ada didalam kota.
Hidalgo serta Allende bersama pasukannya juga berhasil meraih kemenangan di pertempuran Monte de Las Cruces pada 30 Oktober 1810. Sebanyak 80.000 pasukan Meksiko berhasil mengalahkan 1000 pasukan Spanyol yang lebih terlatih serta disiplin serta dilengkapi oleh 400 pasukan berkuda serta dua meriam. Setelah itu Hidalgo serta pasukannya bergerak menuju ibukota Mexico City. Pasukan Hidalgo kian mendekati Mexico City serta mempunyai kesempatan buat menaklukkan kota tersebut dengan gampang sebab kurangnya pertahanan dari pasukan Spanyol. Namun yang dilakukan Hidalgo justru memerintahkan pasukannya buat tidak menyerang Mexico City serta memilih mundur.
Ada dua spekulasi mengenai penyebab keputusan Hidalgo buat menarik mundur pasukannya. Yang awal Hidalgo takut penyerangan ke Mexico City gagal sebab Spanyol memusatkan pasukannya hingga membentuk kekuatan yang besar buat mempertahankan Mexico City. Alasan kedua yaitu Hidalgo tidak ingin warga sipil menjadi korban dari pembantaian serta penjarahan yang dilakukan pasukannya sehingga dia memilih buat tidak menyerang Mexico City.
Pasukan Hidalgo serta Allende kini berada di Guadalajara serta di pintu masuk kota tersebut tepatnya di Jembatan Calderon pasukan Hidalgo terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Spanyol dibawah komando Jendral Felix Calleja pada 17 Januari 1811. Meskipun pasukan Spanyol kalah jumlah namun pasukan Spanyol berhasil unggul dikala tembakan meriam Spanyol meledakkan kotak amunisi pasukan Meksiko. Akhirnya pasukan Hidalgo yang kurang disiplin mengalami kekalahan.
Hidalgo beserta pasukannya akhirnya mundur ke utara buat mendapatkan bantuan dari sekutu mereka di Amerika Serikat. Ketika menyelenggarakan perjalanan ke utara, Hidalgo serta tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya termasuk Allende ditangkap oleh Ignacio Elizondo yang merupakan seorang pemimpin lokal yang mengkhianatinya. Akhirnya dia dibawa ke Chihuahua buat menjalani hukuman mati. Pada 30 Juli 1811 Hidalgo, Allende, serta tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya yang ditangkap menemui ajalnya dihadapan regu tembak yang mengeksekusinya.
Perjuangan Hidalgo dalam memperjuangkan kemerdekaan Meksiko menjadi inspirasi bagi beberapa tokoh kemerdekaan Meksiko lainnya seperti José María Morelos, Guadalupe Victoria serta perjuangan Hidalgo dilanjutkan oleh tokoh-tokoh tersebut. Saat ini Hidalgo dikenang selaku sosok founding father oleh orang Meksiko.
sumber: Historypedia Line (Wellesley/Wellington)