Dinasti Shaffariyah
Kamis, September 12, 2019
Ya’kub bin laits ash-Shafar berhasil menundukkan Dinasti Thahiriyah serta mendirikan Dinasti Shafariyah. dia menundukkan negara-negara tetangga sampai menguasai Harat, yang sebelumnya merupakan wilayah Dinasti Thahiriyah.
Ya’kub lalu bergerak menuju Kerman serta menguasainya. dia melangkah ke arah Persia, lalu ke Khurasan, serta mengepung ibu kota Nisabur serta memasukinya pada tahun 259 Hijriah/873 Masehi. dia melawan perintah khalifah dengan dalih penduduk Khurasan mengejarnya pada masa pemerintahan Al-Mu’tamid. Ya’kub menangkap seluruh anak-cucu Thahir serta menguasai negerinegeri yang dikuasai Dinasti Thahiriyah.
Ya’kub ash Shafar terus menyerang ke mermacam negara setelah mengalahkan musuh-musuhnya. dia bergerak ke Tabaristan serta memasukinya pada tahun 260 Hijriah/874 Masehi. Penguasa Tabaristan ketika itu, Hasan bin Zaid al-Alawi, melarikan diri.
Khalifah Abbasiyah merasa khawatir dengan sepak terjang Ya’kub. Setelah menguasai Ahwaz, Ya’kub pun bergerak menuju Baghdad, serta cuma itu wilayah yang masih dikuasai khalifah. Khalifah pun memerintahkan pembentukan pasukan perang di bawah pimpinan saudaranya, al-Muwafaq, buat menghadapi Ya’kub. Hal tersebut terjadi pada tahun 262 Hijriah/876 Masehi. Dalam penyerbuan itu, Ya’kub kalah. Diduga, ia tengah mempunyai masalah.
Al-Mu’tamid melihat sosok seperti Ya’kub bisa dimanfaatkan buat menumpas penentangnya. Karena itu, Al-Mu’tamid membujuk Ya’kub ingin menjadi penguasa wilayah Persia serta lainnya yang ada di bawah kekuasaannya sendiri. Ketika utusan Al-Mu’tamid sampai, Ya’kub sudah hampir meninggal dunia setelah membuat sebuah dinasti serta membentangkan kekuasaan.
Sepeninggal Ya’kub, saudaranya yang bernama Amr mendekatkan diri kepada Al-Mu’tamid. AlMu’tamid pun mengangkat Amr menjadi Gubernur Khurasan, Persia, Isfahan, Sijistan, Sind, Kerman, dan menguasai keamanan di Baghdad. Sebagaimana saudaranya, Amr juga mempunyai cita-cita yang tinggi. dia mengambil kesempatan kedekatannya dengan Al Mu’tamid, lalu menyerang wilayah seberang Sungai Amudaria yang dikuasai Dinasti Samaniyah. Sayang, Amr malah tertangkap serta dikirim ke Baghdad, yang kemudian dihukum mati pada tahun 289 Hijriah/902 M. Delapan tahun kemudian, Samaniyah meruntuhkan Shafariyah serta menguasai seluruh wilayahnya.
Ya’kub lalu bergerak menuju Kerman serta menguasainya. dia melangkah ke arah Persia, lalu ke Khurasan, serta mengepung ibu kota Nisabur serta memasukinya pada tahun 259 Hijriah/873 Masehi. dia melawan perintah khalifah dengan dalih penduduk Khurasan mengejarnya pada masa pemerintahan Al-Mu’tamid. Ya’kub menangkap seluruh anak-cucu Thahir serta menguasai negerinegeri yang dikuasai Dinasti Thahiriyah.
Ya’kub ash Shafar terus menyerang ke mermacam negara setelah mengalahkan musuh-musuhnya. dia bergerak ke Tabaristan serta memasukinya pada tahun 260 Hijriah/874 Masehi. Penguasa Tabaristan ketika itu, Hasan bin Zaid al-Alawi, melarikan diri.
Khalifah Abbasiyah merasa khawatir dengan sepak terjang Ya’kub. Setelah menguasai Ahwaz, Ya’kub pun bergerak menuju Baghdad, serta cuma itu wilayah yang masih dikuasai khalifah. Khalifah pun memerintahkan pembentukan pasukan perang di bawah pimpinan saudaranya, al-Muwafaq, buat menghadapi Ya’kub. Hal tersebut terjadi pada tahun 262 Hijriah/876 Masehi. Dalam penyerbuan itu, Ya’kub kalah. Diduga, ia tengah mempunyai masalah.
Al-Mu’tamid melihat sosok seperti Ya’kub bisa dimanfaatkan buat menumpas penentangnya. Karena itu, Al-Mu’tamid membujuk Ya’kub ingin menjadi penguasa wilayah Persia serta lainnya yang ada di bawah kekuasaannya sendiri. Ketika utusan Al-Mu’tamid sampai, Ya’kub sudah hampir meninggal dunia setelah membuat sebuah dinasti serta membentangkan kekuasaan.
Sepeninggal Ya’kub, saudaranya yang bernama Amr mendekatkan diri kepada Al-Mu’tamid. AlMu’tamid pun mengangkat Amr menjadi Gubernur Khurasan, Persia, Isfahan, Sijistan, Sind, Kerman, dan menguasai keamanan di Baghdad. Sebagaimana saudaranya, Amr juga mempunyai cita-cita yang tinggi. dia mengambil kesempatan kedekatannya dengan Al Mu’tamid, lalu menyerang wilayah seberang Sungai Amudaria yang dikuasai Dinasti Samaniyah. Sayang, Amr malah tertangkap serta dikirim ke Baghdad, yang kemudian dihukum mati pada tahun 289 Hijriah/902 M. Delapan tahun kemudian, Samaniyah meruntuhkan Shafariyah serta menguasai seluruh wilayahnya.