Arti Penting Revolusi Amerika
Rabu, Agustus 28, 2019
Revolusi Amerika punya arti penting melampaui benua Amerika Utara. hal ini menarik perhatian para intelektual politik di seluruh eropa. Idealis terkemuka seperti thaddeus kosciusko, Friedrich von Steuben serta marquis de Lafayette menjadi pendukungnya buat mengukuhkan gagasan yang mereka harap dapat diterapkan di negara mereka masing-masing. kesuksesan revolusi Amerika memperkuat konsep hak alami di seluruh dunia Barat serta memperluas kritikus rasionalis pencerahan tentang tatanan kuno yang dibangun berlandaskan monarki yang diwariskan serta gereja yang mapan. Dalam kenyataannya, hal ini merupakan cikal-bakal revolusi Perancis, tetapi tidak mencapai tingkat kekejaman serta kekacauan seperti revolusi Perancis karna terjadi di dalam masyarakat yang Sudah menganut liberalisasi.
Cendekiawan juga mendebat apabila ada pendekatan lain yang berkontribusi dalam revolusi: “republikanisme.” mereka mengungkapkan apabila republikanisme tidak menyangkal kehadiran hak asasi tetapi menurunkan derajat mereka di bawah kepercayaan apabila pemeliharaan republik yang bebas membutuhkan tanggung jawab sosial yang kuat serta menumbuhkan sikap non-egoistis di antara para pemimpinnya. jaminan hak individu, bahkan pengejaran kebahagiaan individu, malah terlihat egois. republikanisme sempat mengancam bakal menyingkirkan hak asasi selaku tujuan utama revolusi. Namun kebanyakan sejarawan masa kini mengakui apabila perbedaan itu terlalu dibesar-besarkan. kebanyakan individu berpikir seperti itu pada abad ke-18 membayangkan kedua gagasan tersebut lebih selaku dua sisi koin intelektual yang sama.
revolusi biasanya diikuti kekerasan dalam skala besar. menurut kriteria ini, revolusi Amerika dianggap relatif tenang. Ada sekitar 100.000 kaum Loyalis meninggalkan Negara Serikat yang baru. Beberapa ribu di antaranya merupakan anggota elite lama yang mengalami penyitaan properti serta digusur; yang lain yaitu masyarakat biasa yang setia pada raja mereka. mayoritas mereka yang dikucilkan menggelar hal ini secara sukarela. revolusi ini memang membuka serta makin meliberalisasi masyarakat yang memang Sudah liberal. Di New York serta Carolina, estate luas kaum Loyalis dibagi-bagi di antara para petani kecil. Asumsi liberal menjadi norma sosial dalam kultur politik Amerika—baik dalam merombak Gereja Anglikan, prinsip pemilihan eksekutif nasional serta negara, atau ketidaksukaan meluas bakal gagasan kebebasan individu. meski demikian, struktur masyarakat nyaris tidak berubah. Baik ada revolusi atau tidak, kebanyakan masyarakat tetap aman dalan kehidupan, kemerdekaan, serta kepemilikan mereka.
sumber: Garis Besar Sejarah Amerika Serikat
source: britannica.com
Gagasan revolusi paling sering digambarkan selaku kemenangan teori kontrak sosial/hak asasi john Locke. Walaupun sejauh ini pernyataan itu benar, karakterisasi ini terlalu cepat bagi kelanjutan dari kepentingan kaum Protestan penentang Calvinis, di mana kaum Pilgrim serta Puritan juga mendukung gagasan kontrak sosial serta komunitas pemerintahan otonomi. Intelektual penganut aliran Locke serta pendeta Protestan menjadi pendukung penting dalam ketegangan liberalisme yang tumbuh subur di koloni Inggris di Amerika Utara.Baca Juga
sumber: Garis Besar Sejarah Amerika Serikat