Koloni Sedang Di Amerika
Jumat, September 27, 2019
Masyarakat di koloni sedang jauh lebih bervariasi, kosmopolitan serta toleran dibanding koloni New england. Pensylvania berfungsi dengan lancar serta berkembang pesat di bawah pimpinan William Penn. Pada 1685, populasinya mencapai 9000 orang. jantung koloni itu yakni Philadelphia, kota dengan jalan lebar serta teduh oleh pepohonan, rumah dari batu serta bata yang kokoh, serta galangan kapal yang sibuk. Pada akhir periode kolonial, hampir seabad kemudian, ada 30.000 orang yang tinggal di sana, mewakili mermacam bahasa, kepercayaan, serta perniagaan. Bakat mereka dalam menjalankan bisnis yang sukses menjadikan kota itu salah satu pusat kerajaan Inggris yang makmur.
New York menjadi contoh terbaik bakal sifat poliglot Amerika. Pada 1646, populasi di sepanjang Sungai hudson mencakup orang Belanda, Perancis, Denmark, Norwegia, Swiss, Inggris, Skotlandia, Irlandia, jerman, Polandia, Bohemia, Portugis serta Italia. Orang Belanda terus menerapkan pengaruh sosial serta ekonomi yang besar di wilayah New York lama setelah runtuhnya New Netherland serta integrasinya ke sistem koloni Inggris. Atap curam berjenjang dengan ujung segitiga menjadi ciri permanen arsitektur kota, sementara para pedagang Belanda menghasilkan atmosfer komersial yang ramai bagi manhattan.
source: slideshare.net
Walaupun sekte Quakers mendominasi Philadelphia, di bagian lain Pennsylvania, kepercayaan lainnya terwakili dengan baik. Orang jerman menjadi petani paling trampil dalam koloni itu. Yang juga penting yakni industri rumahan seperti menenun, membuat sepatu, membuat lemari serta kerajinan lainnya. Pennsylvania juga merupakan gerbang utama menuju Dunia Baru bagi para Scots-Irish, yang pindah ke koloni itu pada pertama abad ke-18. “Orang asing yang pemberani namun melarat” demikianlah sebutan salah seorang otoritas Pennsylvania bagi mereka. kaum Scots-Irish membenci orang Inggris serta curiga pada semua pemerintahan. mereka cenderung bermukim di tepi kota, tempat mereka membuka lahan serta hidup dengan berburu serta bertani ala kadarnya.New York menjadi contoh terbaik bakal sifat poliglot Amerika. Pada 1646, populasi di sepanjang Sungai hudson mencakup orang Belanda, Perancis, Denmark, Norwegia, Swiss, Inggris, Skotlandia, Irlandia, jerman, Polandia, Bohemia, Portugis serta Italia. Orang Belanda terus menerapkan pengaruh sosial serta ekonomi yang besar di wilayah New York lama setelah runtuhnya New Netherland serta integrasinya ke sistem koloni Inggris. Atap curam berjenjang dengan ujung segitiga menjadi ciri permanen arsitektur kota, sementara para pedagang Belanda menghasilkan atmosfer komersial yang ramai bagi manhattan.