Pemukiman Eropa Awal Di Amerika
Senin, September 23, 2019
Awal 1600-an menunjukkan permulaan gelombang besar emigrasi dari eropa ke Amerika Utara. Dalam rentang lebih dari tiga abad, pergerakan ini berkembang dari cuma beberapa ratus orang Inggris menjadi membanjirnya jutaan pendatang baru. terdorong motivasi yang kuat serta beragam, mereka membangun peradaban baru di bagian utara benua.
Imigran Inggris awal yang datang ke wilayah yang sekarang diketahui selaku Amerika Serikat menyeberangi Atlantik lama setelah koloni Spanyol didirikan dengan sukses di meksiko, hindia Barat, serta Amerika Selatan. Seperti halnya semua pengembara awal yang datang ke Dunia Baru, mereka datang menggunakan kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan yang memakan waktu enam hingga dua belas minggu, mereka hidup dengan ransum yang amat sedikit. Banyak yang mati akibat penyakit, sementara kapal sering kali dihantam badai serta beberapa di antaranya hilang di laut.
kebanyakan emigran eropa meninggalkan tanah air mereka buat menghindari penindasan politik, mencari kebebasan mempraktikkan ajaran agama mereka, atau demi mendapat kesempatan yang mustahil diraih di tanah air mereka. Antara 1620 dan 1635, kesulitan ekonomi melanda Inggris. Banyak orang tidak punya pekerjaan. Bahkan pengrajin ahli cuma menghasilkan sedikit uang yang cuma mencukupi kebutuhan sehari-hari. hasil panen yang buruk memperburuk situasi tersebut. tidak cuma itu, revolusi komersial menciptakan industri tekstil yang berkembang pesat, yang terus menuntut kenaikan jumlah pasokan wol agar mesin tenun mereka buat terus dapat beropersi. tuan tanah menutup tanah pertanian serta mengusir petani demi menernakkan domba. ekspansi kolonial menjadi jalan keluar bagi populasi petani yang tersingkirkan itu
Pandangan awal calon penduduk koloni dunia baru ini yakni panorama hutan yang padat. Para pendatang barangkali tidak dapat bertahan hidup andai mereka tidak ditolong oleh bangsa Indian yang ramah, yang mengajarkan mereka cara menanam tanaman lokal—labu kuning, gambas, kacangkacangan, serta jagung. tidak cuma itu, hutan perawan yang luas serta terbentang hampir 2.100 kilometer di sepanjang daerah pesisir timur terbukti menjadi sumber hewan buruan serta kayu api yang kaya. hutan juga menyediakan bahan mentah yang melimpah buat membangun rumah, perabotan, kapal, serta barang yang menguntungkan buat diekspor.
Walaupun alam benua baru itu luar biasa kaya, perdagangan dengan eropa merupakan hal vital bagi barang-barang yang tidak dapat dihasilkan penduduk setempat. Pantai bisa berfungsi dengan baik bagi para imigran. Di sepanjang pesisir terdapat banyak teluk kecil serta dermaga. cuma dua area—North Carolina serta selatan New jersey—yang tidak mempunyai dermaga buat kapal laut.
Sungai-sungai besar—kennebec, hudson, Delaware, Susquehanna, Potomac serta masih banyak lainnya—menghubungkan daratan antar pantai, serta Pegunungan Appalachian dengan laut. Namun cuma satu sungai, St. Lawrence—dikuasai Perancis di kanada—yang mempunyai jalur air menuju Great Lakes serta jantung benua baru tersebut. hutan lebat, penolakan beberapa suku Indian, serta penghalang kokoh berupa Pegunungan Appalachian, mengecilkan hati calon pemukim yang ingin merambah ke wilayah selain pesisir. cuma pemburu bulu binatang serta pedagang yang berani menerabas alam liar itu. Selama seratus tahun pertama, penduduk koloni membangun pemukiman padat mereka di sepanjang pantai.
Pertimbangan politik mempengaruhi banyak orang buat pindah ke Amerika. Pada 1630-an, aturan sewenang-wenang yang dikeluarkan oleh raja Inggris Charles I merangsang gelombang migrasi. Setelah itu, pemberontakan serta kemenangan lawan politik Charles di bawah pimpinan Oliver Cromwell pada 1640-an menyebabkan banyak ksatria—”anak buah raja”—mengadu nasib di Virginia.
Di wilayah yang berbahasa jerman di eropa, kebijakan penindasan yang dilakukan oleh beberapa pangeran kejam—khususnya yang berhubungan dengan agama—dan kehancuran yang disebabkan oleh serangkaian perang berkepanjangan mendorong gerakan migrasi ke Amerika pada akhir abad ke-17 serta 18.
Perjalanan itu memerlukan perencanaan serta pengaturan yang cermat, juga biaya serta risiko yang cukup besar. Para pendatang perlu pindah hampir 5.000 kilometer ke seberang laut. mereka membutuhkan perkakas, pakaian, biji-bijian, peralatan, bahan bangunan, ternak, senjata, serta amunisi. Bertolak balik dengan kebijakan kolonisasi negara serta periode lain, emigrasi dari Inggris tidak disponsori secara langsung oleh pemerintah melainkan oleh sekelompok individu yang motif utamanya yakni keuntungan.
Sumber: Garis Besar Sejarah Amerika
Imigran Inggris awal yang datang ke wilayah yang sekarang diketahui selaku Amerika Serikat menyeberangi Atlantik lama setelah koloni Spanyol didirikan dengan sukses di meksiko, hindia Barat, serta Amerika Selatan. Seperti halnya semua pengembara awal yang datang ke Dunia Baru, mereka datang menggunakan kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan yang memakan waktu enam hingga dua belas minggu, mereka hidup dengan ransum yang amat sedikit. Banyak yang mati akibat penyakit, sementara kapal sering kali dihantam badai serta beberapa di antaranya hilang di laut.
kebanyakan emigran eropa meninggalkan tanah air mereka buat menghindari penindasan politik, mencari kebebasan mempraktikkan ajaran agama mereka, atau demi mendapat kesempatan yang mustahil diraih di tanah air mereka. Antara 1620 dan 1635, kesulitan ekonomi melanda Inggris. Banyak orang tidak punya pekerjaan. Bahkan pengrajin ahli cuma menghasilkan sedikit uang yang cuma mencukupi kebutuhan sehari-hari. hasil panen yang buruk memperburuk situasi tersebut. tidak cuma itu, revolusi komersial menciptakan industri tekstil yang berkembang pesat, yang terus menuntut kenaikan jumlah pasokan wol agar mesin tenun mereka buat terus dapat beropersi. tuan tanah menutup tanah pertanian serta mengusir petani demi menernakkan domba. ekspansi kolonial menjadi jalan keluar bagi populasi petani yang tersingkirkan itu
Pandangan awal calon penduduk koloni dunia baru ini yakni panorama hutan yang padat. Para pendatang barangkali tidak dapat bertahan hidup andai mereka tidak ditolong oleh bangsa Indian yang ramah, yang mengajarkan mereka cara menanam tanaman lokal—labu kuning, gambas, kacangkacangan, serta jagung. tidak cuma itu, hutan perawan yang luas serta terbentang hampir 2.100 kilometer di sepanjang daerah pesisir timur terbukti menjadi sumber hewan buruan serta kayu api yang kaya. hutan juga menyediakan bahan mentah yang melimpah buat membangun rumah, perabotan, kapal, serta barang yang menguntungkan buat diekspor.
Walaupun alam benua baru itu luar biasa kaya, perdagangan dengan eropa merupakan hal vital bagi barang-barang yang tidak dapat dihasilkan penduduk setempat. Pantai bisa berfungsi dengan baik bagi para imigran. Di sepanjang pesisir terdapat banyak teluk kecil serta dermaga. cuma dua area—North Carolina serta selatan New jersey—yang tidak mempunyai dermaga buat kapal laut.
Sungai-sungai besar—kennebec, hudson, Delaware, Susquehanna, Potomac serta masih banyak lainnya—menghubungkan daratan antar pantai, serta Pegunungan Appalachian dengan laut. Namun cuma satu sungai, St. Lawrence—dikuasai Perancis di kanada—yang mempunyai jalur air menuju Great Lakes serta jantung benua baru tersebut. hutan lebat, penolakan beberapa suku Indian, serta penghalang kokoh berupa Pegunungan Appalachian, mengecilkan hati calon pemukim yang ingin merambah ke wilayah selain pesisir. cuma pemburu bulu binatang serta pedagang yang berani menerabas alam liar itu. Selama seratus tahun pertama, penduduk koloni membangun pemukiman padat mereka di sepanjang pantai.
Pertimbangan politik mempengaruhi banyak orang buat pindah ke Amerika. Pada 1630-an, aturan sewenang-wenang yang dikeluarkan oleh raja Inggris Charles I merangsang gelombang migrasi. Setelah itu, pemberontakan serta kemenangan lawan politik Charles di bawah pimpinan Oliver Cromwell pada 1640-an menyebabkan banyak ksatria—”anak buah raja”—mengadu nasib di Virginia.
Di wilayah yang berbahasa jerman di eropa, kebijakan penindasan yang dilakukan oleh beberapa pangeran kejam—khususnya yang berhubungan dengan agama—dan kehancuran yang disebabkan oleh serangkaian perang berkepanjangan mendorong gerakan migrasi ke Amerika pada akhir abad ke-17 serta 18.
Perjalanan itu memerlukan perencanaan serta pengaturan yang cermat, juga biaya serta risiko yang cukup besar. Para pendatang perlu pindah hampir 5.000 kilometer ke seberang laut. mereka membutuhkan perkakas, pakaian, biji-bijian, peralatan, bahan bangunan, ternak, senjata, serta amunisi. Bertolak balik dengan kebijakan kolonisasi negara serta periode lain, emigrasi dari Inggris tidak disponsori secara langsung oleh pemerintah melainkan oleh sekelompok individu yang motif utamanya yakni keuntungan.
Sumber: Garis Besar Sejarah Amerika