Manusia Setengah Dewa, Hirohito Dari Kyoto
Kamis, April 13, 2017
Baca Juga
Hirohito menggunakan pengaruh pribadinya buat mengakhiri perang melalui pidato radionya pada 15 Agustus 1945. Pasca menyerahnya Jepang, ada desakan buat mengadilinya selaku penjahat Perang Dunia II. Namun pemimpin pasukan Sekutu Asia-Pasifik, Jenderal MacArthur cuma melucuti gelar "kedewaan" dari sang Kaisar. Hirohito kemudian dimanfaatkan selaku pemersatu serta alat demokratisasi bangsa Jepang.
Kaisar Hirohito, meskipun Sudah dilucuti gelar "dewa"-nya oleh sekutu, namun tidak bagi bangsa Jepang. Bangsa Jepang terus menghargai serta menganggap Hirohito selaku kaisarnya serta dewa pemersatu Jepang. Kentalnya ajaran Shinto yang dikenalkan kembali pada masa pemerintahan Kaisar Meiji (1852-1912) jika Kaisar yakni titisan Dewa Amaterasu serta harga diri bangsa Jepang sendiri tetap terjaga.
Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal 7 Januari 1989 akibat penyakit kanker usus dua belas jari (duodenum) yang dideritanya. Pemakaman kenegaraannya dihadiri oleh para pemimpin dunia di antaranya, Presiden Amerika Serikat George Bush, Presiden Perancis Francois Mitterand, HRH Duke of Edinburgh dari Inggris, serta Raja HM Baudouin dari Belgia.
Pada tanggal 24 Februari 1989, jenazahnya dimakamkan di Mausoleum Kekaisaran Musashino, di samping makam Kaisar Taisho. Kedudukannya digantikan oleh Putra Mahkota Akihito.