Yos Sudarso: Komandan Macan Tutul
Minggu, September 29, 2019
15 Januari 1962 - Tengah malam, Meskipun sudah mengetahui angkatan laut milik Belanda jauh lebih mutakhir, Deputi Operasi Yos Sudarso tetap mengeluarkan perintah tempur. sudah bisa ditebak, ia beserta semua awak kapal Macan Tutul gugur di Laut Aru. Rupanya Yos Sudarso memang sengaja cari mati, tetapi pengorbanan yang dilakukan tersebut bertujuan buat menyelamatkan dua armada lain.
Mulanya lelaki pribumi asal Salatiga, Jawa Tengah ini mencoba profesi selaku guru dengan melanjutkan pelajaran ke Sekolah Guru di Muntilan rampung lulus SD. Namun, proses belajar di Muntilan tidak selesai dikarenakan Jepang keburu mendarat di Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, Yos Sudarso mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang, kemudian pendidikan opsir pada Giyu Usamu Butai. Sesudah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, ia memasuki BKR-Laut yang kemudian berkembang menjadi Angkatan Laut RI (ALRI). Pada waktu itu Angkatan Laut belum mempunyai Armada. Kapal-kapal yang ada sangat sedikit serta umumnya kapal-kapal kayu peninggalan Jepang. ia berhasil menggunakan sebuah perahu bermesin tempel serta turut dalam Operasi Lintas Laut ke Kepulauan Maluku.
Sesudah Pengakuan Kedaulatan, Yos Sudarso diangkat menjadi Komandan kapal, mula-mula RI Gajah Mada, kemudian RI Rajawali, RI Alu, serta akhirnya RI Pattimura. Beberapa kali ia terjun dalam operasi militer guna memadamkan pemberontakan-pemberontakan di beberapa daerah. Di tahun 1959 terjadi pergolakan dalam tubuh Angkatan Laut serta sebagian anggota tidak menyetujui kebijakan yang diambil oleh pimpinan Angkatan Laut. Bersama Letnan Kolonel Ali Sadikin, Yos Sudarso menuntut supaya Kepala Staf Angkatan Laut diganti. Usaha mereka berhasil, kemudian pemerintah mengangkat Kolonel R.E. Martadinata menjadi Kepala Staf sedangkan Yos Sudarso diangkat menjadi Deputy Operasi.
Bulan Desember 1961 Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan Trikora dalam usaha membebaskan Irian Barat (sekarang Irian Jaya) dari cengkeraman penjajahan Belanda. Sebagai Deputi Operasi, Yos Sudarso memikul tugas yang berat. Pada tanggal 15 Januari 1962, tengah malam, ia menggelar patroli di daerah perbatasan, yaitu di Laut Aru dengan membawa tiga kapal jenis MTB. Patroli ini dikenal Belanda yang selekasnya mengerahkan sebuah destroyer. Yos Sudarso mengetahui Apabila kapal milik angkatan laut Belanda jauh lebih mutakhir, namun dengan tegas ia tetap mengeluarkan perintah bertempur. Rupanya ia sudah memikirkan strategi penyelamatan, karna tidak boleh menjadi mengalahkan kapal perang Belanda. Yos Sudarso menjadikan Kapal Macan Tutul yang ditumpanginya selaku umpan supaya kapal lain mampu menyelamatkan diri. Alhasil, Kapal Macan Tutul tenggelam serta Yos Sudarso yang berada di atas kapal tersebut turut gugur.
Sumber: Ensiklopedi Pahlawan Nasional
Mulanya lelaki pribumi asal Salatiga, Jawa Tengah ini mencoba profesi selaku guru dengan melanjutkan pelajaran ke Sekolah Guru di Muntilan rampung lulus SD. Namun, proses belajar di Muntilan tidak selesai dikarenakan Jepang keburu mendarat di Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, Yos Sudarso mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang, kemudian pendidikan opsir pada Giyu Usamu Butai. Sesudah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, ia memasuki BKR-Laut yang kemudian berkembang menjadi Angkatan Laut RI (ALRI). Pada waktu itu Angkatan Laut belum mempunyai Armada. Kapal-kapal yang ada sangat sedikit serta umumnya kapal-kapal kayu peninggalan Jepang. ia berhasil menggunakan sebuah perahu bermesin tempel serta turut dalam Operasi Lintas Laut ke Kepulauan Maluku.
Sesudah Pengakuan Kedaulatan, Yos Sudarso diangkat menjadi Komandan kapal, mula-mula RI Gajah Mada, kemudian RI Rajawali, RI Alu, serta akhirnya RI Pattimura. Beberapa kali ia terjun dalam operasi militer guna memadamkan pemberontakan-pemberontakan di beberapa daerah. Di tahun 1959 terjadi pergolakan dalam tubuh Angkatan Laut serta sebagian anggota tidak menyetujui kebijakan yang diambil oleh pimpinan Angkatan Laut. Bersama Letnan Kolonel Ali Sadikin, Yos Sudarso menuntut supaya Kepala Staf Angkatan Laut diganti. Usaha mereka berhasil, kemudian pemerintah mengangkat Kolonel R.E. Martadinata menjadi Kepala Staf sedangkan Yos Sudarso diangkat menjadi Deputy Operasi.
Baca Juga
Bulan Desember 1961 Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan Trikora dalam usaha membebaskan Irian Barat (sekarang Irian Jaya) dari cengkeraman penjajahan Belanda. Sebagai Deputi Operasi, Yos Sudarso memikul tugas yang berat. Pada tanggal 15 Januari 1962, tengah malam, ia menggelar patroli di daerah perbatasan, yaitu di Laut Aru dengan membawa tiga kapal jenis MTB. Patroli ini dikenal Belanda yang selekasnya mengerahkan sebuah destroyer. Yos Sudarso mengetahui Apabila kapal milik angkatan laut Belanda jauh lebih mutakhir, namun dengan tegas ia tetap mengeluarkan perintah bertempur. Rupanya ia sudah memikirkan strategi penyelamatan, karna tidak boleh menjadi mengalahkan kapal perang Belanda. Yos Sudarso menjadikan Kapal Macan Tutul yang ditumpanginya selaku umpan supaya kapal lain mampu menyelamatkan diri. Alhasil, Kapal Macan Tutul tenggelam serta Yos Sudarso yang berada di atas kapal tersebut turut gugur.
Sumber: Ensiklopedi Pahlawan Nasional