Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Rabu, Oktober 09, 2019
Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah ialah bupati yang ditempatkan di Demak atau Bintara. Tahun 1500 Demak menyerang Majapahit lalu memenangkan pertempuran serta memindahkan pusat Pemerintahan ke Demak. Hal ini juga menegaskan Kalau kerajaan Demak ialah ahli waris dari keraaan Majapahit sehingga seluruh kekuasaan Majapahit menjadi hak milik kerajaan Demak.
Dalam bidang Dakwah, Raden Patah mencoba buat menerapkan Hukum Islam selaku panduan aspek kehidupan maka didirikanlah Masjid Agung Demak yang merupakan salah satu masjid tertua yang awal di Indonesia. Masjid ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintara. Banyak masyarakat yang mempercayai masjid ini selaku salah satu tempat berkumpulnya para walisongo ( Wali Sembilan ) penyebar agama Islam.
Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau ia tidak memerintah lama, tetapi namanya cukup populer selaku panglima perang yang berani. dia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono (1521-1546).
Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa kejayaan. Untuk menjadikan Demak selaku salah satu pusat penyebaran agama Islam, Sultan Trenggana membantu penyiaran agama Islam serta pendirian kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana.
Trenggono juga berhasil membawa Demak dalam memperluas wilayah kekuasaannya. Untuk menjadikan Demak selaku pusat kekuasaan di Jawa, mula mula daerahdaerah di Jawa ditaklukan, kekuasaan Demak yang ketika dipimpin oleh Sultan Trenggono akhirnya meliputi sebagian Jawa barat, Jayakarta, Jawa tengah, serta sebagian Jawa timur. Penaklukan
pesisir utara Jawa barat dilakukan oleh Fatahillah,yang turut merintis berdirinya kerajaan Banten serta Cirebon. Baru pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Demak. Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Dalam bidang Dakwah, Raden Patah mencoba buat menerapkan Hukum Islam selaku panduan aspek kehidupan maka didirikanlah Masjid Agung Demak yang merupakan salah satu masjid tertua yang awal di Indonesia. Masjid ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintara. Banyak masyarakat yang mempercayai masjid ini selaku salah satu tempat berkumpulnya para walisongo ( Wali Sembilan ) penyebar agama Islam.
Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau ia tidak memerintah lama, tetapi namanya cukup populer selaku panglima perang yang berani. dia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono (1521-1546).
Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa kejayaan. Untuk menjadikan Demak selaku salah satu pusat penyebaran agama Islam, Sultan Trenggana membantu penyiaran agama Islam serta pendirian kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana.
Trenggono juga berhasil membawa Demak dalam memperluas wilayah kekuasaannya. Untuk menjadikan Demak selaku pusat kekuasaan di Jawa, mula mula daerahdaerah di Jawa ditaklukan, kekuasaan Demak yang ketika dipimpin oleh Sultan Trenggono akhirnya meliputi sebagian Jawa barat, Jayakarta, Jawa tengah, serta sebagian Jawa timur. Penaklukan
pesisir utara Jawa barat dilakukan oleh Fatahillah,yang turut merintis berdirinya kerajaan Banten serta Cirebon. Baru pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Demak. Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.