Raja-Raja Yang Memerintah Kerajaan Demak
Minggu, Oktober 13, 2019
Raja – raja yang memerintah di kerajaan Demak antara lain :
1. Raden Patah ( 1500 – 1518 )
Nama kecil Raden Patah ialah Pangeran Jimbun serta setelah menjadi raja Raden Patah bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar serta menjadi pusat penyebaran agama Islam yang penting Pada masa pemerintahan Raden Patah. Untuk itu atas perintah para wali, dibangunlah Masjid Agung Demak selaku lambang kekuasaan Islam di daerah Demak.
Menjadi keuntungan tersendiri bagi Demak dikala jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, dikarenakan posisi Demak menjadi kian penting, baik dalam arti serta peranannya selaku pusat penyebaran agama Islam maupun selaku penghubung dalam perdagangan rempah-rempah yang sudah berlangsung ratusan tahun sebelumnya. Namun, di sisi lain berkembangnya Demak menjadi pusat perdagangan rempah-rempah juga merupakan ancaman bagi kekuasaan Demak karna pasti bakal menjadi perhatian dari Portugis. Oleh karna itu sebelum Portugis datang ke Demak, pada tahun 1513 Demak terlebih dahulu mengirimkan armadanya buat menyerang Portugis di Malaka dibawah pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah. Serangan yang dibantu oleh Aceh serta Palembang itu gagal karna kualitas persenjataan yang kurang memadai.
2. Pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )
wafatnya Raden Patah Pada tahun 1518 menjadikan Pati Unus yang tidak lain ialah putra dari Raden Path itu sendiri menjadi penerus kerajaan. Pati Unus populer selaku panglima perang yang gagah berani serta juga pemimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka dengan ratusan kapal dari Jawa. Karena keberaniannya itulah ia mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Dia juga terbilang cerdik dalam strategi perang, Pati Unus mengirimkan Katir buat mengadakan blokade terhadap Portugis di Malaka, sehingga mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makan.
3. Pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )
Pati Unus tidak memiliki putra. Ketika beliau wafat, sehingga tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah Demak mencapai masa kejayaan. Dia diketahui selaku raja yang bijaksana serta gagah berani seperti kakaknya Pati Unus. Wilayah kekuasaan yang berhasil ditaklukkannya bahkan terbilang sangat luas dibandingkan dengan masa pemerintahan Raden Patah yaitu meliputi Jawa Timur serta Jawa Barat.
Pada masa pemerintahan Raden Trenggono Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat serta merencanakan mendirikan benteng Sunda Kelapa buat berlindung dari serangan yang bisa menjadi dilakukan oleh Demak. Sesuai prediksi oleh Portugis akhirnya pada tahun 1522 Sultan Trenggono benar-benar mengirimkan tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. Pengiriman pasukan Demak ke Jawa Barat bertujuan buat mengusir bangsa Portugis. Tahun 1527 Fatahillah beserta para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dan mulai saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang sempurna, sekarang kota Jayakarta kita kenal dengan sebutan Jakarta.
Sultan Trenggono memiliki cita-cita buat menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan kerajaan Demak. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut Sultan Trenggono mengambil tahap selaku berikut :
a. menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, serta Cirebon ) dipimpin Fatahillah
b. menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu Supit Urang ) dipimpin Sultan Trenggono sen diri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil bah kan Sultan Trenggono sendiri meninggal dalam peperang an tersebut.
c. mengadakan perkawinan politik.
Misalnya :
1. Fatahillah dijodohkan dengan adiknya
2. Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara )
3. Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya (adipati Pajang)
4. Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja Cirebon ).
Sebuah pelajaran dari sejarah kalau perebutan kekuasaan serta perpecahan dari dalam bakal membahayakan kesatuan serta persatuan. Bangsa Indonesia perlu belajar dari sejarah Kerajaan Demak kalau tidak mau hancur, bukan tidak bisa menjadi kalau para penguasa negeri ini mengadakan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini bakal seperti Kerajaan Demak.
sumber: Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia oleh Binuko Amarseto
1. Raden Patah ( 1500 – 1518 )
Nama kecil Raden Patah ialah Pangeran Jimbun serta setelah menjadi raja Raden Patah bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar serta menjadi pusat penyebaran agama Islam yang penting Pada masa pemerintahan Raden Patah. Untuk itu atas perintah para wali, dibangunlah Masjid Agung Demak selaku lambang kekuasaan Islam di daerah Demak.
Menjadi keuntungan tersendiri bagi Demak dikala jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, dikarenakan posisi Demak menjadi kian penting, baik dalam arti serta peranannya selaku pusat penyebaran agama Islam maupun selaku penghubung dalam perdagangan rempah-rempah yang sudah berlangsung ratusan tahun sebelumnya. Namun, di sisi lain berkembangnya Demak menjadi pusat perdagangan rempah-rempah juga merupakan ancaman bagi kekuasaan Demak karna pasti bakal menjadi perhatian dari Portugis. Oleh karna itu sebelum Portugis datang ke Demak, pada tahun 1513 Demak terlebih dahulu mengirimkan armadanya buat menyerang Portugis di Malaka dibawah pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah. Serangan yang dibantu oleh Aceh serta Palembang itu gagal karna kualitas persenjataan yang kurang memadai.
2. Pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )
wafatnya Raden Patah Pada tahun 1518 menjadikan Pati Unus yang tidak lain ialah putra dari Raden Path itu sendiri menjadi penerus kerajaan. Pati Unus populer selaku panglima perang yang gagah berani serta juga pemimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka dengan ratusan kapal dari Jawa. Karena keberaniannya itulah ia mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Dia juga terbilang cerdik dalam strategi perang, Pati Unus mengirimkan Katir buat mengadakan blokade terhadap Portugis di Malaka, sehingga mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makan.
3. Pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )
Pati Unus tidak memiliki putra. Ketika beliau wafat, sehingga tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah Demak mencapai masa kejayaan. Dia diketahui selaku raja yang bijaksana serta gagah berani seperti kakaknya Pati Unus. Wilayah kekuasaan yang berhasil ditaklukkannya bahkan terbilang sangat luas dibandingkan dengan masa pemerintahan Raden Patah yaitu meliputi Jawa Timur serta Jawa Barat.
Pada masa pemerintahan Raden Trenggono Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat serta merencanakan mendirikan benteng Sunda Kelapa buat berlindung dari serangan yang bisa menjadi dilakukan oleh Demak. Sesuai prediksi oleh Portugis akhirnya pada tahun 1522 Sultan Trenggono benar-benar mengirimkan tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. Pengiriman pasukan Demak ke Jawa Barat bertujuan buat mengusir bangsa Portugis. Tahun 1527 Fatahillah beserta para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dan mulai saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang sempurna, sekarang kota Jayakarta kita kenal dengan sebutan Jakarta.
Sultan Trenggono memiliki cita-cita buat menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan kerajaan Demak. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut Sultan Trenggono mengambil tahap selaku berikut :
a. menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, serta Cirebon ) dipimpin Fatahillah
b. menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu Supit Urang ) dipimpin Sultan Trenggono sen diri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil bah kan Sultan Trenggono sendiri meninggal dalam peperang an tersebut.
c. mengadakan perkawinan politik.
Misalnya :
1. Fatahillah dijodohkan dengan adiknya
2. Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara )
3. Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya (adipati Pajang)
4. Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja Cirebon ).
Sebuah pelajaran dari sejarah kalau perebutan kekuasaan serta perpecahan dari dalam bakal membahayakan kesatuan serta persatuan. Bangsa Indonesia perlu belajar dari sejarah Kerajaan Demak kalau tidak mau hancur, bukan tidak bisa menjadi kalau para penguasa negeri ini mengadakan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini bakal seperti Kerajaan Demak.
sumber: Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia oleh Binuko Amarseto