Ekonomi Kekaisaran Inka : Anomali Ekonomi Tanpa Sistem Pasar

Untuk memulai, kita semua paham bahwa kekaisaran-kekaisaran pra-Kolumbia di benua Amerika itu unik, sebab mereka tidak mempunyai hewan yang kuat seperti kuda atau unta selaku alat penghubung di dalam wilayah mereka, atau sistem perang mereka yang berbeda dengan aneksasi ala kekaisaran di dunia lama. Tetapi tentunya bila berbicara ekonomi, mereka seharusnya sama. Adanya pasar, adanya feodalisme walau sedikit berbeda, serta sebagainya. Namun, kekaisaran Inka ialah anomali

Walaupun tercatat cuma berdiri selama 95 tahun ( 1438 - 1533 ), Inka ialah kekaisaran yang paling damai serta paling besar di Mesoamerika. Kekaisaran Inka atau yang diketahui selaku Tawantintsuyu ini ialah kekaisaran yang wilayahnya cukup besar. Dia terlintang secara vertikal, beda dengan kekaisaran pada umumnya, dari selatan Kolombia hingga wilayah yang sekarang ialah Santiago di Chile
Dengan wilayah yang memanjang ini, tentu agak susah buat mengatur hajat hidup rakyat.

Baca Juga

Kekaisaran Inka didominasi oleh pegunungan Andes, didindingi oleh hutan Amazon, serta dibawahnya ialah gurun Atakama. Kondisi geografi ini membuat pertanian di wilayah Inka sulit sebab kurangnya debit air hujan, hawa yang dingin, serta tanah yang tipis. tidak cuma itu, roda, kuda, serta uang juga tidak ada dalam masyarakat Inka. Pemerintah pusat perlu cerdik dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Maka muncullah sistem ekonomi tanpa pasar ini. Rakyat di masing-masing daerah bercocok tanam tanaman seperti kentang, jagung, hingga labu. serta membuat barang-barang keperluan sehari-hari seperti perkakas pertanian, kain dari bulu llama, atau perkakas lainnya. Mereka kemudian menaruh hasil-hasil tersebut di sebuah gudang umum yang disebut "Quallqua". Gudang umum ini diatur sepenuhnya oleh pemerintah pusat, sehingga pengeluarannya teratur, walaupun barter kecil-kecilan oleh rakyat diperbolehkan.

Gudang-gudang ini terletak di sepanjang kekaisaran Inka. Dia terkoneksi oleh suatu jalan raksasa yang menulangpunggungi negara ini. Jalan ini bisa dikatakan mempunyai panjang 40.000 km. tidak cuma itu, sebab ketiadaan metode transportasi (Alpaka serta Llama cuma bisa digunakan buat membawa barang ), orang cuma bisa berjalan buat mencapai gudang-gudang yang ada. Untuk memudahkan distribusi, gudang-gudang tersebut mempunyai letak berdekatan, sehingga rakyat tidak lelah.

Mungkin Kalian bertanya, lalu bagaimana kaisar dapat mengambil pajak dari rakyatnya. Bukannya pajak perlu buat perang serta sebagainya? Di sini ada 2 jawaban. Pertama, buat perang raja tidak perlu mengambil pajak dalam bentuk uang, sebab perkakas perang ( senjata, tameng, serta baju ) telah tersedia di gudang umum yang ada. Bila mau berperang, rakyat dengan gampang mengambil alat-alat tersebut serta berperang.
Kedua, sebenarnya ada pajak, namun bentuknya beda. Bentuk pajak dalam kekaisaran Inka ialah dalam bentuk tenaga kerja. Rakyat Inka dikirimkan ke wilayah-wilayah sekitar kekaisaran buat bekerja di bidang tertentu, seperti konstruksi serta pertambangan. Sebagai gaji, mereka bakal diberi kebutuhan hidup dari gudang umum yang telah ada. Sistem pajak ini disebut "Mit'a". Macchu Pichu sendiri ialah contoh dari kesuksesan sistem "Mit'a"

Apakah berarti kekaisaran Inka tidak berdagang? Tidak, mereka berdagang. Namun cuma kepada negara lain dikala mereka membutuhkan barang atau pangan yang tidak bisa mereka produksi sendiri. Namun bisa dibilang bahwa kekaisaran Inka bisa berdiri secara autarkis, sebab inovasinya dalam agrikultur yang sangat besar. Mereka mampu menemukan cara buat memperluas lahan serta memudahkan irigasi yang membantu mengamankan pasokan pangan mereka.

Mari berrefleksi. Ekonomi kekaisaran Inka terlihat seperti utopia komunis, tetapi apakah hal itu benar serta bisa diimplementasikan ke seluruh dunia?
Kekaisaran Inka ialah kekaisaran yang tidak seperti negara lainnya, bukan dalam hal ekonomi sahaja namun secara geografis. Keadaannya di pegunungan membuat pemerintah perlu berpikir bagaimana ia dapat menjaga kekuasaannya agar tidak diruntuhkan oleh bencana kelaparan. Oleh sebab itu, inovasi-inovasi kekaisaran Inka tidak tersentral pada ekonomi, namun pada agrikultur. Dasar pemikiran seperti ini tidak bisa diimplementasikan pada wilayah lain di dunia, sebab pemikiran ini berbasis pertahanan, "survival", bukan pengayaan diri.

Sumber: OA Historypedia Line

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel