Sejarah Zaman Es Serta Mulainya Peradaban Manusia

Sejak 1.000.000 tahun, sudah terjadi 8 kali zaman es (Ice Ages) serta 8 kali iklim panas (interglacials). Siklusnya dalam 100.000 tahun meliputi 70.000 tahun iklim dingin/es, serta 30.000 iklim panas. Pada dikala dingin bumi membeku dari kutub utara sampai garis lintang 46 derajat; es sangat tebal (2000 - 5000 meter) serta suhu bumi menurun 15 derajat celsius.
source: goodfreephotos.com
Ketika zaman es, permukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang (menurun 150 – 200 meter), sebab banyak air yang membeku di daerah kutub. Ketika itu Laut China Selatan kering, sehingga kepulauan Indonesia bagian barat menyatu dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu Pulau Papua menyatu dengan Benua Australia (land bridges = jembatan tanah). Daerah dekat khatulistiwa juga terkena perubahan iklim: curah hujan menurun, sekitar 50% daratan menjadi gurun. Tiap kali zaman es muncul binatang-binatang serta tanaman yang hidup di bagian bumi utara berpindah ke daerah yang lebih panas (ke selatan); pada dikala es mencair mereka berpindah kembali ke utara.

Semua binatang (mamut, bison, reindeer dll.) juga berpindah ke selatan, sehingga di selatan menjadi sangat padat serta menyediakan sumber makanan bagi pemburu-pemburu jenis Homo sapiens. Kadang-kadang perburuan begitu intensip sehingga terjadi kepunahan beberapa binatang contohnya Mamot serta Bison.

Jenis-jenis Homo sapiens juga melaksanakan perpindahan sebab mereka mencari makanan dengan cara meramu serta berburu. Walaupun iklim begitu dingin, jenis homo tetap melanjutkan perkembangannya, berkat keterampilan menjaga api serta menjahit pakaian dari kulit-kulit binatang selaku pelindung dari kedinginan. Mereka melaksanakan perantauan yang sangat jauh: dari Afrika ke timur (Asia) serta ke utara (Eropa). Di mana pun homo sapiens menetap di situlah secara bertahap mereka bakal menyesuaikan diri dengan lingkungan (adaptasi). Dengan demikian terjadilah perbedaan bentuk badan, warna kulit, rambut serta warna iris pada setiap jenis homo sapiens yang menempati tempat yang berbeda.

Pada 50.000 SM Australia serta Pulau Papua sudah dihuni oleh manusia, mereka merantau dari India melalui wilayah Semenanjung Melayu ke daratan yang berada di antara Sumatra serta Kalimantan. Ingat pada dikala itu permukaan laut turun 200 meter akibat zaman Es serta penurunan ini menyebabkan laut Natuna serta laut Jawa menjadi daratan dengan hutan-hutan lebat.

Manusia yang menghuni Australia disebut Suku Aborigin serta mereka bertahan hidup di benua itu selaku peramu serta pemburu dari 50.000 SM sampai tahun 1800 M. Pada tahun itu Australia ditemukan oleh penjajah yang datang dari Inggris. Budaya serta gaya hidup Suku Aborigin amat unik. Dan pada 40.000 SM homo sapiens mulai menetap di Eropa selaku peramu serta pemburu.

Pada 15.000 SM zaman es bertahap-tahap berhenti. Suhu bumi mulai naik serta kembalilah binatang-binatang serta tanaman ke utara. Mereka diikuti oleh para peramu serta pemburu. Bertahap-tahap permukaan laut serta samudera naik 150-200 meter. Sekali lagi Kepulauan Nusantara (Indonesia) terpisah oleh laut dangkal (150-200 meter).

Pada 13.000 SM manusia sudah bisa melewati Laut Bering, terletak antara Asia Timur Laut serta Benua Amerika Utara, mereka merantau ke Benua Amerika, setelah 3.000 tahun mereka sudah sampai di ujung Amerika Selatan; jalan perantauan mereka jaraknya lebih dari 25.000 km. Pada dikala perantauan, banyak jenis binatang begitu jinak sebab belum pernah melihat manusia. Dan akhirnya punah akibat perburuan masal.

Kepulauan Pasifik termasuk Selandia Baru mulai dihuni oleh homo sapiens antara tahun 3500 SM sampai 750 M. Hanya Benua Antartika yang belum pernah dihuni manusia. Iklim Antartika terlalu dingin serta tidak ada satu pun jenis tanaman yang bisa hidup, kecuali beberapa jenis pinguin (pemakan ikan laut).

Antara tahun 12.000 SM sampai 10.000 SM dikala iklim menjadi lebih panas serta lebih lembab, jumlah penduduk manusia bertambah cepat. Hutan hutan meluas. Perluasan hutan serta peningkatan jumlah populasi manusia menyebabkan jumlah kelompok-kelompok mamalia besar (bison, mamut serta rendeer) menurun drastis. Manusia terpaksa perlu mencari sumber makanan lain. Di beberapa tempat manusia mulai menanam umbi-umbi liar serta rerumputan berbiji besar. Sekitar 10.000 SM pertanian dimulai di Timur Tengah, di wilayah yang amat subur serta mempunyai banyak jenis tanaman biji yang dapat ditanam serta dimakan. Secara bertahap manusia mulai bercocok tanam. Selama ribuan tahun manusia cuma menggunakan alat berupa tongkat kayu pada dikala menaman biji-bijian.

Sejak tahun 8000 SM mulai dibangun pemukiman-pemukiman petani. Teknik pertanian gandrum dise-barkan ke Mesir, Afrika, Asia serta Eropa. Pada tahun 7000 SM, padi, gandrum serta ketela sudah mulai ditanam di Cina. Dan di Amerika Tengah mulai ditanam jagung, kentang, kacang-kacang serta merica.

Pada masa-masa ini laki-laki serta perempuan mempunyai peran serta beban pekerjaan yang sama dalam proses pertanian. Oleh sebab itu, pada masa ini tidak ada perbedaan status antara laki-laki serta perempuan, bahkan perempuan dihormati selaku lambang kesuburan, sebab mereka melahirkan anak demi kelangsungan keturunan dalam sebuah kelompok. Buktinya di mana pun di dunia ditemukan arca-arca perempuan hamil (dari 7000 SM – 4000 SM). Menurut pakar antropologi arca-arca ini dipuja pada dikala upacara-upacara adat.

Akhirnya hal ini menjadi terbalik dikala manusia sudah menemukan bajak: laki-laki merasa lebih kuat, mengatur semua keperluan rumah tangga serta perempuan tugasnya cuma mengurus anak serta bekerja di dapur. Dan mulailah perselisihan antara laki-laki serta perempuan (persoalan gender/ penindasan terhadap perempuan).

Perkembangan pertanian juga menghasilkan penemuan-penemuan peralatan dari batu (Zaman Batu) seperti kapak, cangkul, sabit, alat pengiling dari batu, periuk-periuk dari tembikar dll. Sekitar 4.500 SM bajak ditemukan. Bajak memungkinkan berkembangnya pertanian serta meningkatnya hasil panen. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk meningkat tajam.

Pada tahun 4000 SM roda ditemukan. Roda pada awalnya dibuat dari kayu. Ketika perunggu dapat dicairkan, alat-alat pertanian, periuk, serta roda dibuat dari perunggu. Masa itu sering disebut dengan Zaman Perunggu. Segala perkembangan teknik ini membantu petani berkerja lebih efisien. Teknik irigasi mulai dikembangkan. Pada sekitar tahun 1500-1000 SM barulah besi dapat dicairkan serta dicor, maka mulailah Zaman Besi.

Dulu manusia memakai kulit binatang buat pakaian, tenda-tenda serta keranjang-keranjang. Ketika pohon kapas serta tanaman linen ditemukan serta mulai ditanam, manusia menemukan cara membuat benang serta mulai menenun.

Para petani Selain mengalami kemakmuran, tapi kadang panen gagal akibat curah hujan sangat kurang, wabah atau banjir mengakibatkan manusia kelaparan. kalau dibandingkan dengan manusia peramu serta pemburu dari zaman sebelum 10.000 SM yang bertubuh tinggi serta kuat, tubuh petani-petani lebih kecil serta kurus. Hal ini disebabkan sebab manusia peramu serta pemburu hampir selalu mendapatkan pangan atau jarang tertimpa kelaparan, sedangkan manusia petani, selain kelaparan mereka juga sering terkena beberapa penyakit hewan seperti tuberkulosa.

Di beberapa wilayah seperti stepa di Asia Tengah yang tidak layak buat pertanian, manusia hidup dengan cara menggembalakan hewan (kuda, sapi serta domba) serta hidup nomaden6. Perubahan dari kehidupan meramu serta berburu ke kehidupan bertani mengakibatkan banyak perubahan sosial-masyarakat. Manusia peramu serta pemburu berpindah-pindah (nomaden) serta hidup dalam kelompok kecil (satu keluarga). Mereka memerlukan wilayah yang luas (satu orang memerlukan wilayah 26 km2untuk mencari makanan). kalau wilayah 26  km persegi dikerjakan oleh petani-petani, hasil panen setidaknya mencukupi kebutuhan pangan buat 800 orang.

Petani-petani bukan nomaden lagi, tetapi menetap bersama dalam sebuah pemukiman (dusun/desa). Masyarakat pada dikala itu samarata (tidak ada kasta) serta dipimpin oleh kepala-kepala pemukiman/suku. Mereka mempunyai leluhur yang sama serta bekerja sama selaku satu suku. Sampai hari ini di beberapa wilayah di dunia (Amazon serta Papua) masih dihuni oleh manusia yang hidup sesuai model kesukuan.

Pada dikala hasil panen berlebihan mereka mulai mempunyai modal. Di beberapa wilayah subur yang petani-petaninya dapat menghasilkan surplus  panen mulai menggunakan surplus itu selaku alat penukar atau selaku alat buat menguasai tetangga. Maka terjadilah golongan-golongan sosial yang berbeda sesuai dengan tingkat kemakmuran.

Kelimpahan pangan juga menyebabkan beberapa tenaga tidak dibutuhkan lagi selaku petani. Akhirnya mereka mempunyai waktu luang buat mengembangkan kegiatan lain: tukang kayu, seniman (sastra, tari, musik, lukis), perunggu, emas, serta perak, prajurit serta pedagang.

Peradaban awal bertahap berkembang. Kerajaan-kerajaan kecil bermunculan, dengan demikian kesamarataan dalam bidang kemakmuran serta kekuasaan menghilang. Mulai ada kasta dalam masyarakat. Tiap suku dipimpin oleh kepala suku yang kekuasaannya diturunkan berdasarkan garis keturunan atau keluarga. Kepala suku yang paling berkuasa dipilih selaku penguasa kerajaan serta kepala-kepala suku lain merupakan pejabat pemerintahan. Masyarakat mulai distratifikasi8 serta munculah sistem feodal.

Perubahan sosial paling besar terjadi di tempat yang surplus panennya paling besar. Suku yang berkuasa mengatur segala aktivitas ekonomi di kerajaan. Mereka sendiri tidak bekerja, tetapi menerima pangan serta pelayanan dari para petani. Peraturan ini dapat disamakan dengan sistem perpajakan. Suku penguasa cuma memberi perlindungan serta kepemimpinan.

Penguasa juga berperan dalam upacara-upacara adat serta agama yang dirayakan di sekitar sebuah candi, pura, serta tugu yang dianggap selaku pusat kerajaan. Walaupun para penguasa sering memeras rakyat, mereka juga membantu membangun proyek besar seperti penggalian saluran-saluran irigasi, candi-candi besar dll.

Pada periode 3500-1500 SM berkembang beberapa peradaban besar serta kota besar. Kota-kota sudah dihuni oleh puluhan ribu penduduk serta diperintah oleh raja. Kepatuhan serta kesetiaan (loyalitas) kepada raja bukan cuma berdasar suku-suku, tetapi juga ditunjang oleh agama serta adat. Misalnya, di Mesir, para firaun dianggap dewa keturunan dewa matahari, serta di Cina, para kaisar berkuasa atas karunia Dewa Langit, kaisar dianggap anak Dewa Langit.

Para penguasa di seluruh dunia dapat memerintah rakyatnya dengan cara mendekretkan undang-undang (mengeluarkan perintah). Peradaban-perdaban besar cuma dapat dikembangkan di wilayahwilayah yang sangat subur. Peradaban awal terjadi di wilayah:
1. Antara Sungai Tigris serta Sungai Eufrat: Mesopotamia (Irak);
2. Lembah Sungai Nil di Mesir;
3. Lembah Sungai Indus (Pakistan); dan
4. Lembah Sungai Kuning serta Yangtze (Cina).

Petani-petani membawa kelebihan panen mereka ke kota selaku pajak. Hasil panen tersebut dibagikan kepada penghuni kota yang bekerja selaku tukang roti, pembuat tembikar, penenun, pande besi, tukang kayu, pelukis, pengarang cerita, tukang bangunan, pejabat administrasi, prajurit serta pedagang-pedagang.

Pada tahun 1000 SM masing-masing peradaban besar sudah menemukan tulisan yang memudahkan pekerjaan mereka di bidang pemerintahan, administrasi serta perdagangan. Bentuk tulisan masing-masing peradaban berbeda: hieroglief (Mesir), huruf paku (Mesopotamia) serta piktograf (China). Tulisan tertua ditemukan di kota Uruk, Mesopotamia serta merupakan lempeng tanah liat dengan huruf paku berisi informasi daftar perdagangan. Pada tahun-tahun berikutnya, raja-raja memahat perbuatan mulia mereka di atas monumen batu (prasasti). Legenda serta mitos juga ditulis di atas papirus10, lontar, kayu atau perkamen.

Perkembangan sosial-masyarakat zaman dulu diteliti oleh pakar ilmu antropologi serta pakar arkeologi. Mereka meneliti suku-suku di seluruh dunia yang masih mencerminkan ciri-ciri budaya masyarakat zaman dulu. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel