Untung Suropati: Dari Budak Menjadi Pejuang Sejati
Rabu, September 25, 2019
Siapakah Untung Suropati? Mulanya ia yaitu seorang budak perwira VOC, kemudian perwira tersebut menjualnya kepada pembesar Batavia bernama Edelaar Moor. Semenjak mempekerjakan budak tersebut, tuan Moor bertambah kaya serta kedudukannya makin meningkat. Oleh karna itu si budak diberinya nama Untung. Akan tetapi, setelah dewasa Untung jatuh cinta kepada putri tuannya bernama Suzzana, begitu juga sebaliknya. Hubungan sejoli tersebut akhirnya diketahui Edelaar Moor. Sang Tuan murka lalu menjebloskan Untung ke penjara.
Untung berhasil melarikan diri bersama bersama tahanan lain, memimpin budak-budak menyelenggarakan perlawanan terhadap Belanda. Kemudian komplotan ini diketahui selaku tukang rampok jalanan. Karena meresahkan pembesar-pembesar kaya Batavia, VOC berusaha menangkap Untung namun selalu gagal. Hingga akhirnya Untung bersama anak buahnya ditawari menjadi serdadu bayaran. Tawaran tersebut diterima, Untung lalu mendapat pangkat Letnan dalam militer VOC.
Akan tetapi peran Untung dalam dinas militer tidak lama, ia berseteru dengan Pembantu Letnan-nya, bernama Kefler ketika penangkapan Pangeran Purbaya. Paska insiden tersebut, Untung keluar dari militer VOC lalu berkelana hingga ke timur pulau Jawa bersama pengikutnya. Saat melewati Cirebon, Untung sempat bertarung dengan Raden Surapati anak angkat Sultan Cirebon. Keributan akhirnya diselesaikan di pengadilan. Surapati dinyatakan bersalah serta dihukum mati. Untung sendiri memperoleh kehormatan buat memakai nama Surapati. Namanya kemudian menjadi Untung Surapati.
Pengembaraan Untung sampai di Kraton Kartasura. Saat Kapten Francois Tack (perwira senior VOC) tiba di Kartasura bulan Februari 1686, Untung mendapat perlindungan dari Amangkurat II, tapi tidak secara terang-terangan. Pertempuran pun meletus di halaman keraton, sekitar 75 orang Belanda tewas termasuk Kapten Tack. Untung kemudian bergerak ke timur, ia berhasil menundukkan bupati Pasuruan. Di Bangil, Untung Surapati kemudian mengangkat diri menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara. Sepeninggal Amangkurat II tahun 1703, terjadi perebutan takhta Kartasura antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger. Kedudukan raja berhasil direnggut oleh Pangeran Puger dengan dukungan VOC. Pada 1705 Amangkurat III diusir dari Kartasura, ia bersama pengikut setianya kemudian berlindung ke Pasuruan.
Persekutuan Amangkurat serta Untung Suropati memaksa VOC membentuk pasukan gabungan yang terdiri atas prajurit VOC, Kartasura, Madura, serta Surabaya. Pimpinan pasukan diserahkan kepada Mayor Goovert Knole. Ekspedisi penggempuran Pasuruan dilaksanakan pada 1706. Untung Suropati tewas dalam pertempuran di Benteng Bangil pada 5 Desember. Untuk menghormati jasa-jasa Untung Suropati, berdasarkan Surat keputusan Presiden RI No. 106/ TK/1975, Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Kepadanya.
Sumber: Ensiklopedi Sejarah Nasional
Untung berhasil melarikan diri bersama bersama tahanan lain, memimpin budak-budak menyelenggarakan perlawanan terhadap Belanda. Kemudian komplotan ini diketahui selaku tukang rampok jalanan. Karena meresahkan pembesar-pembesar kaya Batavia, VOC berusaha menangkap Untung namun selalu gagal. Hingga akhirnya Untung bersama anak buahnya ditawari menjadi serdadu bayaran. Tawaran tersebut diterima, Untung lalu mendapat pangkat Letnan dalam militer VOC.
Akan tetapi peran Untung dalam dinas militer tidak lama, ia berseteru dengan Pembantu Letnan-nya, bernama Kefler ketika penangkapan Pangeran Purbaya. Paska insiden tersebut, Untung keluar dari militer VOC lalu berkelana hingga ke timur pulau Jawa bersama pengikutnya. Saat melewati Cirebon, Untung sempat bertarung dengan Raden Surapati anak angkat Sultan Cirebon. Keributan akhirnya diselesaikan di pengadilan. Surapati dinyatakan bersalah serta dihukum mati. Untung sendiri memperoleh kehormatan buat memakai nama Surapati. Namanya kemudian menjadi Untung Surapati.
Pengembaraan Untung sampai di Kraton Kartasura. Saat Kapten Francois Tack (perwira senior VOC) tiba di Kartasura bulan Februari 1686, Untung mendapat perlindungan dari Amangkurat II, tapi tidak secara terang-terangan. Pertempuran pun meletus di halaman keraton, sekitar 75 orang Belanda tewas termasuk Kapten Tack. Untung kemudian bergerak ke timur, ia berhasil menundukkan bupati Pasuruan. Di Bangil, Untung Surapati kemudian mengangkat diri menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara. Sepeninggal Amangkurat II tahun 1703, terjadi perebutan takhta Kartasura antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger. Kedudukan raja berhasil direnggut oleh Pangeran Puger dengan dukungan VOC. Pada 1705 Amangkurat III diusir dari Kartasura, ia bersama pengikut setianya kemudian berlindung ke Pasuruan.
Persekutuan Amangkurat serta Untung Suropati memaksa VOC membentuk pasukan gabungan yang terdiri atas prajurit VOC, Kartasura, Madura, serta Surabaya. Pimpinan pasukan diserahkan kepada Mayor Goovert Knole. Ekspedisi penggempuran Pasuruan dilaksanakan pada 1706. Untung Suropati tewas dalam pertempuran di Benteng Bangil pada 5 Desember. Untuk menghormati jasa-jasa Untung Suropati, berdasarkan Surat keputusan Presiden RI No. 106/ TK/1975, Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Kepadanya.
Sumber: Ensiklopedi Sejarah Nasional