Dinasti Qaramithah


Dakwah Dinasti Qaramithah dimulai di wilayah Bahrain serta Ahsa’. Nama Qaramithah diambil dari nama seorang lelaki dari Khuzistan yang bernama Hamdan bin Asy’ats. Ia bermukim di kota Kufah serta konon dijuluki qarmath sebab pendek. Menurut Dr. Philip Hata, qarmat bisa berarti guru rahasia. Memang, dakwah Dinasti Qaramithah penuh dengan rahasia serta teka-teki.

Hamdan Qarmath bertemu dengan seorang lelaki pengikut aliran kebatinan yang bernama Hasan al-Ahwazi yang mengaku apabila di dalam wilayahnya ada sebuah geribayang mampu membuat orang kaya serta banyak uang.

Hamdan akhirnya malah menjadi pendukung pikiran-pikiran Al-Ahwazi. Ketika Al-Ahwazi meninggal dunia, Hamdan mengaku dirinya yaitu imam yang dinantikan. Hamdan memilih dua belas orang di antara murid-muridnya serta menugaskan mereka menyebar luaskan dakwahnya.

Termasuk Khalifah Qaramithah yaitu seorang lelaki ambisius yang penuh semangat. Ia bernama Abu Said al-Janabi. Ia mampu memimpin Qaramithah sepeninggal Hamdan, bahkan mendirikan dinasti yang diwarisi secara turuntemurun. Para pimpinannya disebut “Sadah”.

Berikut ini urutan pemerintahan Dinasti Qaramithah.
1. Abu Said al-Janabi (286--301 Hijriah/899--914 Masehi)
2. Putra Said (301 Hijriah/914 Masehi)
3. Putra Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said (301-- 332 Hijriah/914--944 Masehi)
4. Sabur bin Sulaiman (332 Hijriah/944 Masehi)
5. Ahmad bin Abu Said (332--357 Hijriah/944--968 Masehi)
6. Putra Hasan A’sham (358--367 Hijriah/966--978 Masehi)

Dinasti Qaramithah berkuasa sekitar dua abad. Dinasti ini tak henti-hentinya menyerang wilayah serta kota di sekitarnya sehingga menjadi penyebab kegoyahan bagi Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Serangan Qaramithah berlangsung lama serta berhasil menguasai seluruh wilayah Afrika bagian Utara beserta Suriah bagian tengah. Qaramithah juga menguasai Hijaz dalam serangan bertubi-tubi ke Mekah. Serangan juga dilakukan pada jalan-jalan menuju Mekah serta terhadap orang-orang yang akan menunaikan ibadah haji.

Ibnu Taghri Bardi menuturkan, pada tahun 317 Hijriah/929 Masehi, Abu Thahir Sulaiman memasuki kota Mekah serta menyerang orang-orang yang menunaikan ibadah haji dikala tengah bertawaf. Sulaiman membantai mereka, lalu mencabut Hajar Aswad serta pintu-pintu Kabah serta menyobeknyobek kelambu Kakbah serta menguasai ikon-ikon sejarah di sekitarnya. Semua itu dia bawa kembali ke ibu kotanya, Hajar.

Dinasti Abbasiyah tak mampu berbuat apa pun dikala Sulaiman berbuat demikian. Namun, Dinasti Fathimiyah yang memiliki hubungan baik dengan Qaramithah berhasil mengembalikan Hajar Aswad ke Kakbah kira-kira dua puluh dua tahun kemudian. Dinasti Qaramithah runtuh di tangan Kabilah Uyun. Mereka yaitu cabang dari Bani Abdul Qais yang tinggal di Ahsa’ bagian Timur.

Sumber: Atlas Sejarah Islam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel