Asal Usul Kerajaan Mataram Islam
Selasa, Oktober 08, 2019
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582 serta berpusat di Kotagede, Yogyakarta. Sejarah kerajaan Mataram Islam dalam sebuah cerita bermula dari keluarga petani. Dikisahkan, dikala seorang petani bernama Ki Ageng Giring tengah menggarap sawahnya di pinggiran Kali Opak, tiba-tiba sebuah kelapa yang jatuh serta terdengar suara “Barang siapa meminum air kelapa ini, maka ia serta keturunannya bakal berkuasa di tanah Jawa.” Mendengar suara demikian, Ki Ageng Giring lalu membawa kelapa itu pulang tapi tidak langsung meminumnya sebab ia tengah tirakat berpuasa. Sesampainya di rumah, Ki Ageng Giring membersihkan kelapa itu serta meletakkannya di meja. Beberapa dikala berselang, sahabatnya yang bernama Ki Gede Pemanahan datang ke rumahnya. Melihat ada kelapa muda yang tergeletak di atas meja, Ki Gede Pemanahan yang tengah kehausan pun meminumnya sampai habis. pada dikala tetesan terakhir lalu Ki Ageng Gede datang serta melihat apabila kelapa muda tersebut Telah dihabiskan oleh sahabatnya. Melihat hal itu, Ki Ageng Giring merasa menyesal serta kecewa. Dia pun meminta kepada Ki Gede Pemanahan agar suatu dikala keturunannya yang ketujuhlah yang menguasai tanah Jawa.
Dalam versi yang lain, sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam dikaitkan dengan kerajaan yang sudah ada sebelumnya adalah Demak serta Pajang. Dalam salah satu versinya disebutkan apabila pada dikala Kerajaan Demak mengalami kemunduran, ibukotanya langsung di pindahkan ke Pajang serta dimulailah pemerintahan Pajang selaku kerajaan. Kerajaan pajang terus melaksanakan ekspansi ke Jawa Timur serta juga terlibat konlik dengan keluarga Arya Penagsang dari kadipaten Jipang Panolan (berada di sekitar daerah Cepu, Blora, Jawa Tengah). Setelah berhasil menaklukkan Arya Penangsang, Ki Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (1550-1582) memberikan hadiah kepada dua orang yang dianggap berjasa dalam menaklukkan Arya Penangsang, adalah Ki Ageng Pemanahan serta Ki Penjawi.
Ki Ageng Pemanahan mendapatkan jatah wilayah tanah di hutan Mentaok (berada di tenggara Kota Yogyakarta serta di selatan Bandara Adisucipto) serta Ki Penjawi mendapatkan jatah wilayah tanah di Pati. Ki Ageng Pemanahan berhasil menjadikan tanah mentaok menjadi desa yang makmur serta kemudian menjadi kerajaan yang ingin bersaing dengan Kerajaan Pajang yang menjadi atasannya. Pada tahun 1575, Pemanahan meninggal serta digantikan oleh putranya Danang Sutawijaya (Raden ngabehi Loring Pasar). Sutawijaya kemudian berhasil memberontak pada Pajang. Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1586, Pangeran Benowo naik tahta menggantikan Hadiwijaya. Namun karna tidak mampu mengatasi gerakangerakan yang dilakukan oleh para bupati yang berada pada pesisir pantai, Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan kerajaannya kepada Sutawijaya. Sejak itu, maka berdirilah Kerajaan Mataram dengan Danang Sutawijaya selaku raja pertamanya dengan gelar Panembahan Senopati (1586-1601).
Dalam versi yang lain, sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam dikaitkan dengan kerajaan yang sudah ada sebelumnya adalah Demak serta Pajang. Dalam salah satu versinya disebutkan apabila pada dikala Kerajaan Demak mengalami kemunduran, ibukotanya langsung di pindahkan ke Pajang serta dimulailah pemerintahan Pajang selaku kerajaan. Kerajaan pajang terus melaksanakan ekspansi ke Jawa Timur serta juga terlibat konlik dengan keluarga Arya Penagsang dari kadipaten Jipang Panolan (berada di sekitar daerah Cepu, Blora, Jawa Tengah). Setelah berhasil menaklukkan Arya Penangsang, Ki Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (1550-1582) memberikan hadiah kepada dua orang yang dianggap berjasa dalam menaklukkan Arya Penangsang, adalah Ki Ageng Pemanahan serta Ki Penjawi.
Ki Ageng Pemanahan mendapatkan jatah wilayah tanah di hutan Mentaok (berada di tenggara Kota Yogyakarta serta di selatan Bandara Adisucipto) serta Ki Penjawi mendapatkan jatah wilayah tanah di Pati. Ki Ageng Pemanahan berhasil menjadikan tanah mentaok menjadi desa yang makmur serta kemudian menjadi kerajaan yang ingin bersaing dengan Kerajaan Pajang yang menjadi atasannya. Pada tahun 1575, Pemanahan meninggal serta digantikan oleh putranya Danang Sutawijaya (Raden ngabehi Loring Pasar). Sutawijaya kemudian berhasil memberontak pada Pajang. Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1586, Pangeran Benowo naik tahta menggantikan Hadiwijaya. Namun karna tidak mampu mengatasi gerakangerakan yang dilakukan oleh para bupati yang berada pada pesisir pantai, Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan kerajaannya kepada Sutawijaya. Sejak itu, maka berdirilah Kerajaan Mataram dengan Danang Sutawijaya selaku raja pertamanya dengan gelar Panembahan Senopati (1586-1601).