Pol Pot
Selasa, September 24, 2019
Saloth Sar atau yang lebih diketahui selaku Pol Pot lahir pada 19 Mei 1925. dia merupakan pemimpin Khmere Merah atau Perdana Menteri Kamboja dari 1976-1979. Pemerintahannya banyak disalahkan atas kematian 2 juta warga Kamboja. Pada awal 1976, Khmer Merah menahan Pangeran Sihanouk selaku tahanan rumah serta menghentikan jabatannya selaku kepala negara.
Setelah itu, Kamboja berubah menjadi sebuah republik komunis dengan nama Kamboja Demokratis (Democratic Kampuchea) dengan Khieu Samphan selaku presiden pertamanya. Pada tanggal 13 Mei 1976, Pol Pot dilantik selaku perdana menteri Kamboja serta mulai menerepkan perubahan sosialis terhadap negara tersebut. Pengeboman yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Kambojo Sudah mengakibatkan wilayah pedesaan ditinggalkan serta penduduk pun berbondong-bondong datang ke Kota Phnom Penh, sehingga populasi di wilayah itu bertambah sekitar 1 juta jiwa dibandingkan dengan sebelum tahun 1976.
Ketika Khmer Merah berkuasa, rakyat dipaksa pindah dari perkotaan ke pedesaan. Mereka diharuskan hidup dalam ladang-ladang ditinggali bersama. Rezim Pol Pot sangat kritis terhadap kaum oposisi serta kritik politk. Ribuan politikus serta pejabat dibunuh sehingga kota Phnom Penh berubah seperti kota hantu karna penduduknya banyak yang meninggal akibat kelaparan, penyakit, serta eksesuksi. Di samping itu, ia juga memerintahkan buat menyebarluaskan ranjau-ranjau darat ke seluruh wilayah pedesaan.
Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja dapat dikalahkan dengan gampang menyebabkan Pol Pot melarikan diri ke daerah perbatasan Thailand. Pada Januari 1979, Vietnam membentuk pemerintahan boneka di bawah Heng Samrin yang terdiri atas anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke Vietnam buat menghindari pembasmian yang terjadi sebelumnya pada tahun 1954. Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur pindah ke pihak Vietnam, karna takut dituduh berkaloborasi.
Pol Pot berhasil mempetahankan sejumlah pengikut yang cukup buat tetap bertempur di wilayah-wilayah kecil sebelah barat Kamboja. Saat itu, Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Pol Pot, menyerang sehingga menyebabkan terjadinya Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama. dia yang merupakan musuh Uni Soviet juga memperoleh dukungan dari Thailand serta Amerika Serikat.
Polpot memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya Son Sen serta sebelas anggota keluarganya pada 10 Juni 1997, karna mencoba melakukan persetujuan dengan pemerintah. Akan tetapi, Berita ini tidak diketahui diluar Kamboja selama tiga hari. Setelah itu, ia melarikan diri, namun berhasil ditangkap Kepala Militer Khmere Merah, Ta Mok, serta dijadikan tahanan seumur hidup.
Pada April 1998, Ta Mok melarikan diri ke daerah hutan sambil membawa Pol Pot, karna adanya serangan dari pemerintahan yang baru. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 15 April 1998, Pol Pot ditemukan tewas. Jasadnya lalu dibakar di wilayah pedesaan, yang disaksikan oleh beberapa anggota mantan Khmer Merah
Setelah itu, Kamboja berubah menjadi sebuah republik komunis dengan nama Kamboja Demokratis (Democratic Kampuchea) dengan Khieu Samphan selaku presiden pertamanya. Pada tanggal 13 Mei 1976, Pol Pot dilantik selaku perdana menteri Kamboja serta mulai menerepkan perubahan sosialis terhadap negara tersebut. Pengeboman yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Kambojo Sudah mengakibatkan wilayah pedesaan ditinggalkan serta penduduk pun berbondong-bondong datang ke Kota Phnom Penh, sehingga populasi di wilayah itu bertambah sekitar 1 juta jiwa dibandingkan dengan sebelum tahun 1976.
Ketika Khmer Merah berkuasa, rakyat dipaksa pindah dari perkotaan ke pedesaan. Mereka diharuskan hidup dalam ladang-ladang ditinggali bersama. Rezim Pol Pot sangat kritis terhadap kaum oposisi serta kritik politk. Ribuan politikus serta pejabat dibunuh sehingga kota Phnom Penh berubah seperti kota hantu karna penduduknya banyak yang meninggal akibat kelaparan, penyakit, serta eksesuksi. Di samping itu, ia juga memerintahkan buat menyebarluaskan ranjau-ranjau darat ke seluruh wilayah pedesaan.
Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja dapat dikalahkan dengan gampang menyebabkan Pol Pot melarikan diri ke daerah perbatasan Thailand. Pada Januari 1979, Vietnam membentuk pemerintahan boneka di bawah Heng Samrin yang terdiri atas anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke Vietnam buat menghindari pembasmian yang terjadi sebelumnya pada tahun 1954. Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur pindah ke pihak Vietnam, karna takut dituduh berkaloborasi.
Pol Pot berhasil mempetahankan sejumlah pengikut yang cukup buat tetap bertempur di wilayah-wilayah kecil sebelah barat Kamboja. Saat itu, Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Pol Pot, menyerang sehingga menyebabkan terjadinya Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama. dia yang merupakan musuh Uni Soviet juga memperoleh dukungan dari Thailand serta Amerika Serikat.
Polpot memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya Son Sen serta sebelas anggota keluarganya pada 10 Juni 1997, karna mencoba melakukan persetujuan dengan pemerintah. Akan tetapi, Berita ini tidak diketahui diluar Kamboja selama tiga hari. Setelah itu, ia melarikan diri, namun berhasil ditangkap Kepala Militer Khmere Merah, Ta Mok, serta dijadikan tahanan seumur hidup.
Pada April 1998, Ta Mok melarikan diri ke daerah hutan sambil membawa Pol Pot, karna adanya serangan dari pemerintahan yang baru. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 15 April 1998, Pol Pot ditemukan tewas. Jasadnya lalu dibakar di wilayah pedesaan, yang disaksikan oleh beberapa anggota mantan Khmer Merah